Endometriosis Menyerang 190 Juta Perempuan di Dunia

Yuk, lebih sadar akan penyakit endometriosis!

Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Ini menjadi permasalahan kesehatan reproduksi yang cukup umum dialami oleh perempuan Indonesia.

Menyambut Hari Endometriosis Sedunia, Rumah Sakit Pondok Indah melaksanakan diskusi media pada Senin (6/3/2023) untuk mengenal endometriosis lebih dalam.

Dalam acara tersebut, dr. Moh. Luky Satria Syahbana Marwali, SpOG, Subsp. FER, dokter spesialis kebidanan di RS Pondok Indah, menyebutkan bahwa 10 persen atau sekitar 190 juta perempuan mengalami endometriosis. 

"Penderita endometriosis ini banyak, 10 persen secara global. Sayangnya, sering kali mereka tidak terdeteksi karena tidak memiliki gejala yang khas," ucap dr. Luky. 

Ia menjelaskan bahwa semua jenis endometriosis sangat sering ditemukan secara bersamaan. Sangat jarang hanya ditemukan satu jenis endometriosis pada satu pasien. 

Karena tidak memiliki gejala yang khas atau bahkan tidak bergejala, ada keterlambatan diagnosis endometriosis di berbagai negara. Contoh di Amerika Serikat dan Norwegia, keterlambatan diagnosis endometriosis terjadi hingga 6 sampai 7 tahun. Di Austria dan Jerman, keterlambatan diagnosis terjadi hingga 10 tahun. 

Di Indonesia sendiri, data tersebut masih belum diketahui karena kurangnya kesadaran terkait penyakit endometriosis. Rasa takut akan stigma negatif juga menjadi alasan yang membuat perempuan Indonesia enggan berobat atau membicarakan keluhannya.

Dokter Luky berharap dengan adanya Hari Endometriosis Sedunia ini perempuan Indonesia bisa lebih sadar dan waspada akan penyakit endometriosis yang bisa menyerang mereka. 

Baca Juga: Risiko Stroke Perempuan dengan Endometriosis Mungkin Lebih Tinggi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya