Lupus dan Kehamilan, 5 Hal Penting yang Harus Diketahui

Obat-obatan bisa menjadi faktor peradangan

Lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh.

Dulunya pasien penyakit lupus disarankan untuk tidak hamil karena beragam faktor. Akan tetapi, dengan berkembangnya pengetahuan tentang penyakit ini, orang dengan lupus bisa menjalankan proses kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat. Akan tetapi, bukan berarti risiko kehamilan pada orang dengan lupus benar-benar hilang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi pasien penyakit lupus saat hamil. Berikut hal-hal penting yang harus diketahui mengenai lupus dan kehamilan. Simak, ya!

1. Faktor risiko komplikasi saat hamil

Dilansir Healthline, perempuan dengan lupus yang sedang hamil dianggap sebagai kelompok berisiko tinggi. Ini karena lupus memengaruhi setiap sistem tubuh, termasuk organ reproduksi.

Menurut penelitian dalam jurnal Immonologic Research, lupus akan lebih mungkin menimbulkan komplikasi jika pasien:

  • Memiliki masalah ginjal (lupus nefritis).
  • Memiliki riwayat pembekuan darah vaskular.
  • Memiliki antibodi darah yang tidak teratur.
  • Pasien yang baru saja berhenti mengonsumsi hydroxychloroquine atau azathioprine.

Orang dengan lupus disarankan untuk konsultasi dengan dokter kandungan subspesialis fetomaternal dan ahli reumatologi saat proses kehamilan.

2. Perubahan obat-obatan

Lupus dan Kehamilan, 5 Hal Penting yang Harus Diketahuiilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Adam Niescioruk)

Berdasarkan laporan dalam jurnal Open Access Rheumatology, ada beberapa obat untuk penyakit lupus yang tidak aman untuk dikonsumsi ibu hamil, yang bisa menyebabkan ketidakteraturan kelahiran. Maka dari itu, penting untuk mengonsultasikan obat-obatan yang digunakan saat merencanakan kehamilan.

Beberapa obat-obatan yang dianggap tidak aman selama kehamilan meliputi:

  • Pengobatan sitotoksik, seperti metotreksat dan siklofosfamid.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
  • Imunosupresan, seperti leflunnomida.
  • Pengencer darah, seperti warfarin.

3. Persiapan sebelum kehamilan

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan untuk tidak hamil sampai penyakit lupus sudah terkendali dan dalam remisi selama minimal 6 bulan. Seperti penyakit autoimun lainnya, lupus memiliki masa peradangan di mana gejala akan memburuk.

Jika peradangan terjadi saat hamil, hal tersebut bisa menyebabkan komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika terjadi peradangan yaitu peningkatan tekanan darah, terbentuknya gumpalan darah, dan keguguran

Mengonsumsi vitamin prenatal dan makanan bergizi beberapa bulan sebelum hamil bisa mencegah peradangan lupus saat mengandung. 

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasi

4. Pada saat kehamilan

Lupus dan Kehamilan, 5 Hal Penting yang Harus Diketahuiilustrasi pasien lupus saat hamil (unsplash.com/Alicia Petresc)

Menurut penelitian dalam jurnal Rheumatic Disease Clinics of North America, tidak ada hubungan pasti antara kehamilan dan peningkatan peradangan lupus. Akan tetapi, perubahan obat dan stres saat hamil bisa menyebabkan peradangan. 

Peradangan terkait lupus biasanya mirip gejala umum lupus. Beberapa gejalanya meliputi nyeri sendi, kelelahan, sakit kepala, bengkak pada kaki, dan buang air kecil lebih sering. 

Periode ini tentunya akan menjadi tantangan dan mengakibatkan stres. Ini adalah momen penting saat pasien lupus harus memiliki komunikasi yang signifikan dengan dokter. Hindari kecemasan berlebih untuk menghindari peradangan. 

5. Setelah kehamilan

Dilansir CDC, kebanyakan perempuan dengan lupus bisa menyusui, tetapi hal ini akan berbeda untuk setiap orang. Jika pasien melahirkan lebih awal dari waktu yang seharusnya dan bayi memiliki berat lahir rendah, pasien tersebut akan disarankan untuk melengkapi kebutuhan ASI dengan susu formula.

Bagi pasien yang mengalami hipertensi saat hamil, ia disarankan untuk meminum obat tekanan darah hingga 6 minggu setelah melahirkan.

Sebelum melahirkan, konsultasikan mengenai obat-obatan yang harus terus dikonsumsi maupun dihentikan penggunaannya dengan dokter. Pengobatan setelah melahirkan mungkin akan berbeda dengan sebelum atau saat kehamilan.

Walaupun penanganan penyakit lupus sudah lebih baik, tetapi risiko kehamilan terkait lupus tidak sepenuhnya hilang. Selalu konsultasikan kondisi penyakit dan kehamilan agar mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat dan menyeluruh. Kehamilan lancar, bayi yang dilahirkan pun sehat.

Baca Juga: Waspada Rematik pada Usia Muda, Jaga Kesehatan Tulangmu

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya