Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan dengan riasan wajah.
ilustrasi eyeliner (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Eyeliner permanen dilakukan dengan jarum khusus yang memasukkan tinta di sepanjang garis bulu mata, mirip dengan tato tubuh.

  • Semua eyeliner permanen sebenarnya sifatnya semipermanen karena partikel tinta lebih besar dan tidak sedalam tato tubuh, sehingga perlu touch up.

  • Potensi risiko kesehatan dari eyeliner permanen yang perlu diwaspadai: efek samping langsung (bengkak, memar, perih), infeksi, reaksi alergi, timbul keloid, masalah pada mata, dan komplikasi MRI.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Melody Febriana Andardewi, Sp.DVE

Bagi sebagian orang, memakai eyeliner setiap hari bisa terasa ribet dan memakan waktu. Bayangkan saja harus melukis garis di mata dengan presisi setiap hari, tentu butuh usaha ekstra. Karena itu, banyak orang akhirnya melirik tren eyeliner permanen atau tato eyeliner yang diyakini bisa membuat mata selalu on point tanpa perlu repot.

Namun, di balik kemudahan itu, ada sejumlah risiko kesehatan yang wajib sekali kamu ketahui sebelum memutuskan mencoba prosedur ini. Ingat, apapun yang sifatnya “permanen” pada tubuh biasanya membawa konsekuensi yang tidak bisa disepelekan. Jadi, penting untuk memahami bagaimana prosedur ini bekerja, apa saja efek sampingnya, dan langkah-langkah aman yang perlu dipersiapkan.

1. Apa itu eyeliner permanen

Eyeliner permanen dilakukan dengan jarum khusus yang memasukkan tinta di sepanjang garis bulu mata. Prosesnya mirip dengan tato tubuh, hanya saja hasil akhirnya terlihat seperti riasan eyeliner. Cara ini sering dipilih oleh mereka yang suka tampil dengan eyeliner, tapi malas mengaplikasikannya setiap hari.

2. Bedanya eyeliner permanen dan semipermanen

Sebenarnya, semua eyeliner permanen itu sifatnya semipermanen, karena:

  • Partikel tinta yang digunakan lebih besar dibandingkan tinta tato tubuh sehingga lama-lama bisa diuraikan tubuh. Akibatnya, eyeliner perlu dilakukan touch up.

  • Tinta dimasukkan tidak sedalam tato tubuh sehingga warnanya bisa memudar seiring waktu.

  • Tato tubuh benar-benar permanen karena tintanya tidak bisa dipecah oleh tubuh.

3. Persiapan sebelum prosedur

ilustrasi eyeliner (pexels.com/Michelle Jessup)

Kalau kamu berencana melakukan eyeliner permanen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Jangan olahraga di hari prosedur karena panas tubuh bisa membuat pori-pori melebar.

  • Hindari paparan sinar matahari berlebih tiga hari sebelum prosedur. Kalau kulitmu terbakar sinar matahari, sebaiknya tunda 4–5 hari.

  • Jangan minum kopi atau kafein sebelum perawatan karena bisa membuat darah lebih encer dan menyebabkan perdarahan lebih banyak.

  • Hindari alkohol di malam sebelumnya karena dapat menurunkan ambang rasa sakit.

4. Risiko kesehatan eyeliner permanen

Meski praktis, tetapi prosedur tato eyeliner dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Potensi risiko kesehatan dari eyeliner permanen yang perlu diwaspadai di antaranya:

  • Efek samping langsung. Pasca prosedur, umumnya muncul efek samping ringan seperti bengkak, memar, perdarahan, sensasi perih, gatal, serta rasa tidak nyaman di area kelopak.

  • Infeksi. Penggunaan alat atau jarum yang tidak steril maupun tinta yang terkontaminasi dapat menjadi media penularan berbagai penyakit serius, di antaranya infeksi bakteri, virus hepatitis B dan C, hingga infeksi HIV.

  • Reaksi alergi. Pigmen tinta bisa mencetuskan reaksi alergi yang dikenal sebagai dermatitis kontak alergi. Kondisi ini ditandai dengan ruam kemerahan, bengkak di sekitar kelopak mata, dan rasa gatal. Reaksi alergi ini bisa muncul dalam hitungan hari hingga berbulan-bulan setelah paparan.

  • Timbul nodul atau keloid. Tubuh dapat merespons tinta sebagai zat asing sehingga memicu reaksi imun berupa pembentukan benjolan pada kulit. Selain itu, pada sebagian individu ada risiko benjolan berkembang menjadi keloid.

  • Masalah pada mata. Bisa menyebabkan bulu mata rontok, cedera kelopak mata, kerak, bahkan kondisi ektropion atau kelopak terlipat keluar.

  • Komplikasi MRI. Beberapa orang melaporkan rasa panas atau bengkak di area tato saat menjalani pemeriksaan MRI.

5. Perawatan setelah prosedur

Setelah selesai, kamu bisa langsung pulang dan beraktivitas selama tidak ada komplikasi. Beberapa hal yang perlu dilakukan setelahnya:

  • Jangan mengucek mata.

  • Atasi bengkak dan kemerahan menggunakan kompres es sesuai petunjuk dokter.

  • Oleskan petroleum jelly 1–2 kali sehari selama seminggu untuk menjaga kelembapan.

  • Makeup mata boleh dipakai kembali saat kamu sudah merasa nyaman.

  • Jangan panik kalau warna eyeliner terlihat pudar setelah 2–3 minggu, karena ini normal.

Eyeliner permanen memang terlihat menggoda karena bisa menghemat waktu berdandan dan memberi tampilan yang selalu siap. Namun, jangan lupa bahwa prosedur ini punya risiko kesehatan. Jadi, sebelum memutuskan, pastikan kamu sudah benar-benar memahami potensi efek sampingnya, memilih klinik atau studio yang bereputasi baik, dan siap dengan konsekuensi jangka panjangnya. Ingat, penampilan memang penting, tetapi kesehatan tetap harus menjadi prioritas.

Referensi

"Permanent Eyeliner: Pros and Cons of Cosmetic Tattoos." All About Vision. Diakses pada September 2025.

"Permanent Eyeliner: What to Know Before You Commit." InStyle. Diakses pada September 2025.

"What Are the Risks of Permanent Makeup?" MedicineNet. Diakses pada September 2025.

Editorial Team