Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risiko

Umum dilakukan sebagai opsi pengobatan terakhir

Operasi angkat rahim secara medis disebut sebagai histerektomi. Menurut American Society of Anesthesiologists, histerektomi menjadi operasi kedua yang paling umum dilakukan di Amerika Serikat (AS) dalam kategori operasi khusus untuk perempuan. Tindakan ini termasuk operasi besar karena tahapannya rumit.

Jenis operasi ini sering menjadi pilihan terakhir pengobatan untuk kondisi rahim abnormal. Berikut penjelasan lebih dalam terkait histerektomi atau tindakan pengangkatan organ reproduksi pada perempuan ini.

Kenapa harus dilakukan histerektomi?

Prosedur operasi pengangkatan rahim adalah opsi untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan. Kondisi paling umum yang menggunakan histerektomi adalah sebagai berikut: 

  • Fibroid rahim: pertumbuhan sel non-kanker yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan hebat.
  • Prolaps rahim: turunnya rahim ke dalam vagina.
  • Endometriosis: tumbuhnya jaringan yang mirip lapisan rahim di luar rahim. 
  • Endometriosis: penebalan rahim.
  • Kanker atau pra kanker pada rahim, leher rahim, ovarium, atau endometrium. 
  • Pendarahan vagina yang berat atau tidak biasa. 

Dalam beberapa kasus, opsi non bedah yang tidak terlalu ekstensif tersedia untuk menangani kondisi-kondisi tersebut. Meski pada level lanjut histerektomi menjadi salah satu opsi pengobatan. 

Jenis operasi angkat rahim

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi operasi pengangkatan rahim atau histerektomi (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Jenis operasi pengangkatan rahim yang akan dipilih bergantung pada kondisi pasien yang dirawat. Dilansir WebMD, berikut adalah jenis utama dari histerektomi:

  • Histerektomi supracervical atau subtotal: tindakan bedah akan mengangkat bagian atas rahim, dan meninggalkan serviks tetap di tempatnya
  • Histerektomi total: untuk mengangkat seluruh bagian rahim, termasuk leher rahim (serviks)
  • Histerektomi radikal: operasi ini melibatkan pengangkatan rahim, serviks, jaringan di kedua sisi serviks, dan bagian atas vagina. Jenis histerektomi radikal paling sering digunakan untuk mengobati kanker.

Pada sebagian kasus histerektomi, ahli bedah juga terkadang mengangkat ovarium, tuba falopi, atau bahkan keduanya. Keputusan tersebut didasarkan pada alasan jenis histerektomi dipilih dan risiko terkena kanker ovarium

Prosedur operasi angkat rahim

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi dokter menjelaskan histerektomi atau operasi pengangkatan rahim kepada pasien (freepik.com/freepik)

Prosedur operasi pengangkatan rahim memiliki tipe yang berbeda, tergantung faktor yang melatarbelakanginya. Pemilihan tipe bedah disesuaikan dengan riwayat kesehatan, kondisi kesehatan, ukuran rahim, tingkat pengalaman dokter bedah, dan preferensi pasien. 

Cleveland Clinic menyebutkan bahwa jenis prosedur operasi angkat rahim yang tersedia adalah sebagai berikut: 

  • Histerektomi vagina: proses pengangkatan rahim dilakukan melalui sayatan di atas vagina. Prosedur ini merupakan teknik yang paling tidak invasi dan memiliki waktu pemulihan tercepat
  • Histerektomi laparoskopi: histerektomi yang dilakukan dengan teknik ini mengharuskan dokter membuat sayatan kecil di bagian perut, lalu memasukkan tabung tipis berisi kamera yang memungkinkan dokter melihat organ dalam. Tampilan yang ditunjukkan oleh kamera membantu dokter melakukan pengangkatan rahim melalui sayatan di perut atau vagina
  • Histerektomi robotik: ini merupakan jenis histerektomi laparoskopi di mana ahli bedah mengarahkan lengan robot untuk melakukan operasi, dengan membuat  sayatan kecil di perut bagian bawah
  • Histerektomi perut: dalam prosedur ini, dokter bedah mengangkat rahim melalui sayatan yang dibuat di perut bagian bawah. Jenis operasi ini mungkin perlu waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya.

Jenis prosedur yang digunakan untuk histerektomi berdampak pada proses dan pasca tindakan. Termasuk memengaruhi jenis anestesi yang digunakan, waktu pemulihan, tingkat sakit pascaoperasi, dan potensi penyakit kronis.

Evaluasi kesehatan dan konsultasi dengan medis sangat diperlukan guna menentukan jenis prosedur yang tepat. Pastikan kamu mendapat informasi sejelas mungkin sebelum mendapatkan tindakan operasi angkat rahim.

Persiapan sebelum operasi

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Saat merencanakan operasi, konsultasilah dengan dokter bedah dan ikuti panduan yang tersedia. Beri tahu ahli anestesi tentang masalah kesehatan yang kamu miliki, reaksi negatif terhadap anestesi, dan semua konsumsi obat atau suplemen. 

Jangan melewatkan informasi apa pun karena ini memengaruhi keputusan ahli anestesi dalam memberikan pembiusan yang aman selama operasi. Selain itu, diskusikan hal yang realistis untuk operasi, prosedur histerektomi, dan pilihan untuk perawatan setelah operasi.

Baca Juga: 11 Alasan Medis Kenapa Perempuan Perlu Menjalani Histerektomi

Pilihan anestesi saat tindakan histerektomi

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi anestesi (pexels.com/Ivan Babydov)

Penentuan jenis anestesi dan sedasi (penggunaan obat anestesi) yang akan diterima tergantung pada beberapa hal. Termasuk tipe histerektomi, reaksi alergi, pereferensi individu, ahli bedah, serta faktor lainnya. Nah, jenis anestasi yang digunakan di antaranya:

  • Anestesi umum

Jenis pembiusan ini digunakan untuk hampir semua operasi pengangkatan rahim laparoskopi. Termasuk prosedur histerektomi perut serta vagina. Anestesi umum akan membuat pasien kehilangan kesadaran. Ini juga mengganggu pernapasan sehingga alat bantu pernapasan akan digunakan

  • Anestesi neuraksial

Anestesi neuraksial dalam bentuk blok tulang belakang atau epidural biasa digunakan untuk histerektomi vagina dan perut. Tipe anestesi ini merupakan pembiuasan lokal yang membuat tubuh mati rasa dari perut hingga jari kaki.

Sedasi dapat diberikan sesuai kebutuhan akan kenyamanan pasien selama operasi. Obat anestesi diberikan melalui jarum atau kateter di punggung bawah

Penggunaan anestesi neuraksial memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dibanding anestesi umum. Itu juga dikaitkan dengan penurunan kejadian sakit kronis. Namun, belum dapat dipastikan sejauh mana pengaruh tersebut. 

Risiko operasi angkat rahim

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi setelah operasi angkat rahim (pexels.com/RODNAE Productions)

Kebanyakan orang yang menjalani operasi pengangkatan rahim tidak memiliki komplikasi atau masalah serius. Namun, tetap saja histerektomi adalah operasi besar yang tak berisiko.

Komplikasi yang bisa terjadi menurut sumber yang sama meliputi:

  • Ketidakmampuan menahan buang air kecil
  • Prolaps vagina, bagian vagina keluar dari tubuh
  • Pembentukan fistula vagina, hubungan abnormal yang terbentuk antara vagina dan kandung kemih atau rektum
  • Rasa sakit kronis. 

Meskipun jarang terjadi, risiko lain dari histerektomi adalah infeksi luka, penggumpalan darah, perdarahan, dan cedera pada organ di sekitarnya. Dokter umumnya akan menjelaskan kemungkinan adanya efek samping ini sebelum tindakan dilakukan. 

Pengobatan operasi angkat rahim

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi minum obat (pexels.com/MART Productions)

Manajemen rasa sakit pascaoperasi bisa dilakukan dari sebelum, selama, dan setelah operasi. Diskusikan hal ini dengan spesialis anestesi, ya. Beberapa opsi untuk mengatasi rasa sakit dapat meliputi:

  • Obat-obatan pra operasi: pemberian obat seperti asetaminopen sebelum atau selama operasi bisa membantu mengurangi efek samping operasi. 
  • Konseling pra operasi: dimungkinkan ada aspek psikologis dari rasa sakit yang dialami, jadi mungkin pasien bisa mempertimbangkan penilaian psikologis sebelum histerektomi. 
  • Perpanjangan epidural: jika blok saraf epidural digunakan selama operasi, itu dapat terus digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pascaoperasi, dengan dosis yang disesuaikan melalui kateter.
  • Obat-obatan pascaoperasi: pilihan obat-obatan non opioid dan non steroid harus diprioritaskan untuk diberikan ke pasien. 
  • Opioid untuk rasa sakit: opioid harus digunakan dengan hemat, terutama ketika opsi lain tidak mengurangi rasa sakit. Opioid juga dapat menjadi pilihan terbaik jika kondisi kesehatan atau interaksi obat yang ada, mencegah pasien menggunakan obat atau metode pereda nyeri lain. 

Ahli anestesi dengan spesialisasi manajemen rasa sakit bisa mengembangkan rencana yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Penyesuaian manajemen juga dimungkinkan setelah menentukan hasil operasi dan tingkat rasa sakit yang dialami. 

Perawatan dan pemulihan

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi pascaoperasi histerektomi atau operasi pengangkatan rahim (unsplash.com/Alexander Grey)

Aktivitas normal setelah operasi angkat rahim bisa dimulai kembali tergantung prosedur yang dipilih. Misalnya, untuk histerektomi dengan prosedur vagina, laparoskopi, atau robot, bisa dimulai dalam 3-4 minggu. Sementara untuk operasi perut, waktu pemulihan bisa terjadi dalam 4-6 minggu pascaoperasi.

Perubahan yang mungkin dialami pasien setelah operasi angkat rahim adalah: 

  • Respons emosional: perasaan pasien pasca histerektomi akan bervariasi tergantung kesiapan sebelum operasi, alasan melakukannya, dan apakah masalah telah tertangani dengan baik. Sebagian orang mungkin merasa kehilangan, tetapi reaksi emosional ini biasanya bersifat sementara. Bersamaan dengan itu, operasi ini mungkin bisa meningkatkan kesejahteraan jiwa karena bisa menyelamatkan nyawa
  • Kualitas kesehatan yang lebih baik: setelah menjalani prosedur operasi seharusnya pasien tidak lagi mengalami gejala, seperti pendarahan dan rasa sakit
  • Gejala menopause: dampak dari operasi pengangkatan rahim adalah pasien tidak akan mengalami menstruasi lagi. Jika ovarium ikut diangkat selama histerektomi, pasien juga kemungkinan mengalami gejala menopause lain, seperti hot flash. Namun, kalau indung telur tidak dikeluarkan, itu dapat terus memproduksi hormon yang menunda timbulnya gejala menopause lainnya
  • Perubahan dalam kehidupan seksual: sebagian orang mengalami vagina yang kering atau penurunan gairah seksual setelah operasi angkat rahim, terutama bila ovarium diangkat. Namun, banyak perempuan juga melaporkan kehidupan seks yang lebih baik karena berkurangnya rasa sakit atau pendarahan vagina yang hebat
  • Peningkatan risiko masalah kesehatan lain: pengangkatan kedua indung telur dapat membuat perempuan berisiko lebih tinggi mengalami tulang keropos, penyakit jantung, dan inkontinensia urine (kebocoran urine).

Instruksi umum setelah histerektomi

Operasi Angkat Rahim (Histerektomi): Jenis, Prosedur, Risikoilustrasi pemulihan setelah apendektomi atau operasi usus buntu (pexels.com/RODNAE Productions)

Setelah mendapatkan tindakan operasi angkat rahim, terdapat beberapa instruksi yang perlu pasien ikuti. Beberapa di antaranya ialah hal berikut:

  • Setelah histerektomi, kamu bisa mengalami pendarahan ringan dari vagina selama 1 hingga 6 minggu. Jadi, gunakan pantyliner atau pembalut untuk menampung darah tersebut
  • Jangan mengangkat benda berat atau memasukkan apa pun ke dalam vagina setidaknya selama 4-6 minggu
  • Hindari hubungan seksual selama 6 minggu setelah operasi
  • Kamu boleh mandi dan membasuh bekas jahitan, tetapi setelahnya keringkan dengan handuk
  • Jika menjalani histerektomi vaginal atau laparoskopi, kamu bisa mulai mengemudi dalam beberapa hari. Sementara itu, untuk prosedur operasi perut setidaknya 2 minggu setelah histerektomi
  • Lanjutkan rutinitas olahraga dalam 4-6 minggu, sesuai kesiapan yang dirasakan
  • Biasanya bisa kembali bekerja dalam 3-6 minggu, tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan.

Sesuai namanya, operasi angkat rahim dilakukan untuk mengambil organ reproduksi perempuan. Ini artinya kemungkinan besar perempuan tidak bisa mengalami kehamilan kembali. Konsultasikan mulai dari prosedur hingga risikonya dengan dokter sebelum mendapatkan tindakan, ya. 

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Berhubungan Seks setelah Rahim Diangkat, Apakah Bisa? 

Topik:

  • Bunga Semesta
  • Nurulia
  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya