Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? 

Pernah dengar istilah obesitas yang sehat secara metabolik?

Secara medis, obesitas diketahui meningkatkan risiko pengembangan masalah kesehatan kolektif. Namun, ada klaim yang menyatakan kalau tidak masalah kelebihan berat badan asal orang yang bersangkutan dalam keadaan sehat dan nyaman dengan tubuhnya.

Apa benar bahwa orang dengan kondisi kegemukan atau obesitas bisa tetap disebut sehat? Karena, menurut sebuah penelitian, para ahli menyatakan bahwa anggapan tersebut harus dihentikan. Normalisasi kelebihan berat badan kemungkinan merupakan miskonsepsi dari obesitas yang sehat secara metabolik (metabolically healthy obesity).

Mengenai metabolically healthy obesity dan bagaimana perspektif kesehatan terhadap anggapan "gemuk tapi sehat" akan diulas melalui artikel ini.

1. Apa itu metabolically healthy obesity?

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? ilustrasi body massa index atau indeks massa tubuh (diabetes.co.uk)

Dilansir Medical News Today, tidak ada definisi mutlak untuk mengartikan apa yang dimaksud dengan metabolically healthy obesity. Konsep itu dipahami dengan contoh praktis yang merujuk pada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30, tetapi tidak memiliki sindrom metabolik yang umumnya dialami oleh orang obesitas. 

Sindrom metabolik sendiri terdiri dari komplikasi dari tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan kolesterol tinggi. Sekitar 35 persen dari populasi yang mengalami obesitas ditemukan tidak memiliki sindrom metabolik. Setidaknya ini dibuktikan lewat penelitian dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism tahun 2013.

Dengan adanya temuan tersebut, beberapa ahli khawatir bahwa itu bisa menyesatkan karena memberi kesan bahwa obesitas bisa menyehatkan. Kondisi obesitas yang sehat secara metabolik juga dianggap sebagai peringatan yang terlewat. Pada waktunya, orang dengan obesitas bisa mengembangkan gejala sindrom metabolik.

2. Cara mengetahui metabolically healthy obesity

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? ilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Meski tidak ada pedoman untuk mendefinisikan obesitas yang sehat secara metabolik, tetapi ada panduan untuk mengukur sindrom metabolik.

Dokter akan mendiagnosis sindrom metabolik jika seseorang memiliki tiga faktor berikut ini:

  • Ukuran lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada perempuan. 
  • Kadar lemak atau trigliserida dalam darah sebanyak 150 miligram per desiliter (mg/dl) atau lebih.
  • Kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol baik di bawah 40 mg/dl pada laki-laki atau di bawah 50 mg/dl pada perempuan. 
  • Gula darah 100 mg/dl atau lebih.
  • Tekanan darah 130/85 mm air raksa atau lebih. 

Orang dengan obesitas yang memiliki kurang dari tiga kondisi tersebut dinilai sebagai metabolically healthy obesity. Namun, jika orang tersebut tidak menurunkan berat badan, gejala sindrom metabolik perlahan akan muncul. 

3. Mengapa itu bisa terjadi?

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? ilustrasi kelebihan berat badan, obesitas, dan penumpukan lemak perut (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Para profesional kesehatan belum mengetahui mengapa sebagian orang dengan obesitas tidak mengalami sindrom metabolik. Faktor genetik mungkin memiliki peran terkait itu, menurut hasil studi dalam jurnal Physiological Genomics tahun 2018. 

Berdasarkan penelitian, para ahli menemukan bahwa orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik cenderung memiliki tingkat peradangan lebih rendah, daripada mereka yang obesitas dengan sindrom metabolik.

Sebuah studi dalam jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity tahun 2016 terhadap hewan pengerat menunjukkan bahwa beberapa protein dapat melindungi tubuh dari efek berbahaya obesitas. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas mekanisme ini pada manusia.

Sehubungan dengan itu, jenis lemak yang dimiliki dan di mana lemak itu terkumpul di dalam tubuh juga berkontribusi. Misalnya, lemak yang tersimpan di sekitar batang tubuh bagian bawah dianggap kurang berbahaya, dibanding lemak yang menumpuk di sekitar perut, menurut studi dalam jurnal Obesity Facts tahun 2017.

Alasan lain yang memungkinkan metabolically healthy obesity terjadi adalah adanya temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa tubuh orang dengan obesitas sehat secara metabolik membakar lemak lebih efektif daripada orang dengan masalah metabolisme seperti diabetes tipe 2. Hal ini mengacu pada studi dalam jurnal Nutrients tahun 2016.

Baca Juga: Hati-hati! 5 Gejala Ini Tanda Kamu Mengalami Sindrom Metabolik

4. Alasan kebiasaan gaya hidup

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? Ilustrasi olahraga (healthgoesup.com)

Obesitas biasanya merupakan akibat dari asupan kalori yang tinggi dan gaya hidup yang tidak aktif atau sedenter. Akan tetapi, beberapa orang dengan obesitas konon tetap aktif secara aktif dan membuat pilihan pola makan yang sehat.

Studi dalam Journal of the American Board of Family Medicine tahun 2012 menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan gaya hidup sehat dapat meningkatkan penampilan, terlepas dari status IMT. Kebiasaan tersebut antara lain: 

  • Tidak merokok. 
  • Membatasi asupan alkohol. 
  • Berolahraga 30 menit setiap hari. 
  • Makan sayuran dan buah-buahan setiap hari. 

Membuat pilihan gaya hidup sehat dapat bermanfaat bagi orang-orang, terlepas dari apakah mereka memiliki obesitas. Orang dengan obesitas yang mengikuti pedoman ini mungkin memperoleh hasil yang lebih baik daripada tidak melakukan adaptasi gaya hidup yang lebih sehat.  

Hal itu cukup beralasan karena mengacu pada hasil studi yang dimuat BMC Public Health tahun 2016, diketahui bahwa orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik cenderung lebih suka berolahraga dan cenderung tidak merokok atau membatasi konsumsi alkohol.

5. Perbedaan kualitas tidur

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? ilustrasi sleep apnea (livingstonefellowship.co.za)

Penelitian dalam Journal of Obesity tahun 2017 mengungkap adanya perbedaan kualitas tidur antara orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik dengan orang-orang yang memiliki sindrom metabolik.

Secara khusus, penelitian tersebut menemukan bahwa perempuan obesitas yang sehat secara metabolik memiliki gangguan tidur yang teratur, tetapi tidak bermasalah dengan durasi tidur. Sementara itu, mereka yang memiliki sindrom metabolik mengalami masalah dengan tidur.

Temuan ini tidak membuktikan bahwa kualitas tidur merupakan faktor obesitas yang sehat secara metabolik mungkin menjadi indikator. Namun, banyak orang dengan obesitas diketahui mengalami sleep apnea yang memengaruhi pernapasan ketika sedang tidur. 

6. Implikasi bagi kesehatan

Bagaimana Pandangan Medis untuk Klaim Gemuk tapi Sehat? ilustrasi obesitas (pexels.com/Moe Magners)

Konsep obesitas yang sehat secara metabolik dapat membantu dokter memberikan rencana perawatan untuk individu dengan obesitas, tetapi para ahli mendesak agar berhati-hati saat menggunakan istilah tersebut. 

Penyebutan konsep "obesitas sehat" dibahas secara mendalam oleh Dr. William Johnson, dari School of Sport, Exercise and Health Sciences Univesity di Inggris. Menurutnya, penggunaan istilah itu harus dihentikan mengingat bahwa sebutan "obesitas sehat" dinilai cacat karena risiko kesehatan yang masih "menghantui" orang dengan berat badan berlebih.

Melalui publikasi makalah "Healthy Obesity: Time to Give up the Ghost" yang diterbitkan tahun 2018, Dr. Johnson menyebut istilah "obesitas sehat" bermasalah dan sebaiknya tidak lagi dipakai. Ia lebih menyukai pendekatan yang lebih beragam pada perbedaan IMT karena ada banyak faktor lain yang menentukan kesehatan seseorang.

Artikel dalam publikasi Metabolic Syndrome tahun 2019 menjelaskan bahwa orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik berisiko lebih rendah terkena sindrom metabolik, tetapi kelompok tersebut memiliki 50 hingga 300 persen untuk mengembangkannya daripada orang-orang yang tidak obesitas.

Selain itu, sekitar setengah dari orang obesitas yang sehat secara metabolik akan mengembangkan gejala sindrom metabolik dalam waktu 10 tahun. Untuk alasan tersebut, penting bagi orang obesitas untuk mencari rekomendasi medis.

Terkait istilah "obesitas sehat" yang masih diperdebatkan, ahli gizi Rebecca Scrithcfield kurang setuju dengan imbauan dalam makalah Dr. Johnson. Karena menurutnya, ada penelitian tentang bias berat badan yang berbahaya bagi kesehatan, dan itu bisa menempatkan orang obesitas enggan untuk menemui dokter.

Kepada Healthline, Rebecca menjelaskan bahwa memperdebatkan istilah "obesitas sehat" tidak akan membantu orang yang mencoba menjadi sehat. Sebaliknya, dokter harus fokus membuat pasien merasa nyaman agar mendapat pengobatan. 

Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan adalah mengurangi stigma. Dokter disarankan untuk berinteraksi dengan pasien obesitas tanpa membuat pasien merasa malu, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk kembali menjalani perawatan yang tepat.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Tak Memotivasi, Fat Shaming Justru Perburuk Obesitas

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya