5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahim

Benarkah setelah operasi perempuan langsung menopause?

Histerektomi atau hysterectomy adalah prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat rahim. Alasan seorang perempuan perlu menjalani prosedur ini adalah karena:

  • Kanker rahim, kanker ovarium, kanker serviks 
  • Endometriosis
  • Nyeri panggul kronis
  • Adenomiosis
  • Prolaps uteri
  • Perdarahan vagina yang tidak normal 

Histerektomi termasuk operasi besar dengan waktu pemulihan yang lama dan hanya dipertimbangkan setelah perawatan yang kurang invasif tidak berhasil. 

Ada banyak informasi mengenai prosedur histerektomi yang perlu diketahui oleh para perempuan, termasuk apa saja mitos mengenainya yang beredar beserta faktanya.

1. "Histerektomi menurunkan libido perempuan"

5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan RahimHisterektomi tidak memengaruhi kehidupan seks perempuan (tn.com.ar)

Histerektomi tidak memengaruhi kehidupan seks sama sekali karena vagina tetap utuh. Selama hubungan seksual, sensasi muncul dari saraf di bagian depan vagina.

Namun, sering kali perempuan takut tak lagi bisa menikmati seks setelah histerektomi. Padahal, setelah histerektomi kehidupan seks bisa jadi lebih menyenangkan. Alasannya, karena sebelum prosedur tersebut perempuan mengalami perdarahan, nyeri, dan kram di area panggul dan kondisi seks dalam kondisi tersebut cukup menyakitkan dan itu dapat menurunkan gairah seksual atau libido.

2. "Setelah histerektomi perempuan akan langsung mengalami menopause"

5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahimilustrasi jenis histerektomi (babygest.com)

Histerektomi tidak akan menjadi penyebab menopause jika indung telur perempuan tidak diangkat. 

Setelah melewati usia 40 tahun, jumlah hormon estrogen dalam tubuh perempuan mulai berkurang. Saat mencapai usia 50-an, produksi hormon ini berhenti. 

Ovarium menghasilkan hormon estrogen. Pada histerektomi, umumnya rahim yang diangkat, bukan ovarium. Ovarium juga bisa diangkat para prosedur operasi ini, tetapi hanya dalam beberapa kasus.

Histerektomi menyebabkan menopause hanya ketika kedua indung telur diangkat bersama dengan rahim. Namun, setelah histerektomi dilakukan, perempuan berhenti mengalami menstruasi. Ini tidak berarti ia memasuki masa menopause. Perempuan akan mengalami menopause jika produksi alami estrogen dalam tubuhnya berhenti.

Baca Juga: Hipospadia Bisa Diatasi dengan Operasi, Berapa Usia Idealnya?

3. "Histerektomi dapat menyebabkan prolaps vagina"

5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahimilustrasi prolaps uterus (factdr.com)

Prolaps uterus atau prolaps uteri terjadi ketika otot dan ligamen dasar panggul meregang dan melemah dan tidak lagi memberikan dukungan yang cukup untuk rahim. Akibatnya, rahim tergelincir ke dalam atau menonjol keluar dari vagina.

Fakta yang sesungguhnya, histerektomi akan mencegah terjadinya prolaps uterus.

4. "Operasi akan meninggalkan bekas luka yang besar"

5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahimilustrasi bekas luka histerektomi (cdn2.momjunction.com)

Ukuran bekas luka setelah histerektomi tergantung pada jenis operasi. Histerektomi vagina melibatkan beberapa sayatan berukuran kecil yang dapat menyebabkan jaringan parut tetapi, tidak terlihat karena bersifat internal. Histerektomi dengan teknik laparoskopi biasanya hanya sedikit meninggalkan bekas luka.

Pada histerektomi perut, sayatan panjang dibuat dan bekas luka juga sedikit lebih besar. Namun, seiring waktu itu bisa ditangani dengan beberapa metode.

5. "Histerektomi adalah salah satu jalan untuk mengatasi 'masalah' pada perempuan"

5 Mitos dan Fakta tentang Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahimilustrasi prosedur bedah histerektomi (smmc.sx)

Faktanya, dalam beberapa kasus, histerektomi tidak diperlukan. Histerektomi adalah pilihan terakhir. Prosedur ini tidak diperlukan bila pengobatan lain dirasa memungkinkan.

Bila pasien mengidap kanker rahim atau perdarahan abnormal, pengobatan segera diperlukan. Dalam hal ini histerektomi bisa dilakukan sesegera mungkin.

Beberapa terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasi prolaps rahim. Dengan terapi ini, masalah naik atau turunnya rahim dapat diatasi. Bila seorang pasien memiliki endometriosis, bisa diobati dengan obat-obatan atau operasi lainnya. Ketika semua pengobatan tidak berhasil, histerektomi bisa dipertimbangkan.

Itulah mitos dan fakta seputar histerektomi. Penting untuk mengetahui kebenaran informasi yang kamu dapat, ya!

Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Menjalani Operasi Caesar Kedua

Sherly Naswa S Photo Verified Writer Sherly Naswa S

Hobi makan cita-cita kurus:v

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya