ilustrasi remaja tidur di kelas (rochester.edu)
AAP mencatatkan risiko seperti obesitas, depresi, hingga risiko kecelakaan saat berkendara sebagai konsekuensi kurang tidur pada para siswa/i. Oleh karena itu, selain para siswa/i, para orangtua diharapkan untuk terlibat dalam mengatur waktu dan praktik tidur anak.
Salah satu yang kiat yang bisa dilakukan adalah membatasi penggunaan gawai (gadget) sebelum tidur. AAP menyarankan para orangtua untuk bisa menetapkan waktu kapan para siswa/i harus berhenti bermain media elektronik dan kegiatan media sosial para siswa/i sebelum tidur.
Selain bermain media elektronik, media sosial, dan gadget, AAP mengatakan bahwa orangtua harus memeriksa pola tidur anak. Jika siswa/i mengonsumsi kafein dan zat stimulan lainnya untuk menangkal kantuk, maka AAP menyarankan orangtua harus memberi tahu risiko kelebihan senyawa stimulan.
ilustrasi belajar online (pexels.com/Julia M Cameron)
Kesimpulannya, kualitas tidur amat penting untuk para siswa/i, terutama karena mereka sedang masa pubertas. Jika tidak cukup tidur, mereka bisa menghadapi risiko gangguan fisik dan mental. Konsekuensinya, prestasi akademik siswa/i ikut menurun.
Di masa pandemik COVID-19 ini, kegiatan belajar di rumah secara online terbukti meningkatkan kualitas tidur para siswa/i karena lebih fleksibel. Meski pandemik COVID-19 sudah selesai pun, orangtua diharapkan memantau kualitas tidur anak agar lebih sehat dan berprestasi!