Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Psikolog: Belajar dari Rumah Gak Bikin Anak Jadi Individualis

IDN Times/ Muchammad
IDN Times/ Muchammad

Jakarta, IDN Times - Psikolog pendidikan dan konselor sekolah, Arlita mengatakan, sifat sosial anak tidak akan hilang begitu saja karena melakukan kegiatan belajar di rumah selama masa pandemik COVID-19.

Meski pun interaksi sosial mereka terbatas saat ini, namun secara psikologi hal tersebut tidak membuat mereka menjadi sosok individualis.

1. Anak akan menyesuaikan lagi dengan lingkungan sekolah jika pandemik berakhir di bulan Juli

IDN Times/ Muchammad
IDN Times/ Muchammad

Arlita mengatakan, jika pandemik ini berakhir pada bulan Juli mendatang sesuai dengan prediksi banyak ahli, maka hal tersebut berbarengan juga dengan tahun ajaran baru, di mana mereka bisa beraktivitas belajar normal di sekolah.

“Nah karena mereka belajar di rumahnya hanya dalam kurun waktu 2 bulan, jadi sebenarnya mereka pun belum akan kagok banget di bulan Juli yang harusnya memungkinkan mereka masuk ke sekolah,” kata Arlita saat dihubungi IDN Times, Selasa (5/5).

2. Anak justru sangat antusias jika mereka sudah kembali masuk sekolah

Ilustrasi minat baca. (ANTARA FOTO/Fauzan)
Ilustrasi minat baca. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Arlita menjelaskan, justru saat anak-anak sudah masuk sekolah nanti di bulan Juli, mereka merasa lebih semangat lagi untuk belajar karena dapat bertemu kembali dengan teman-teman mereka di ruang kelas dan lingkungan sekolah.

“Mereka masih dengan keadaan rindu yang teramat besar sama kelas dan teman-temannya sehingga lebih muncul rasa excited-nya saat mereka masuk di bulan Juli,” ujarnya.

3. Jika pandemik berlangsung panjang, perubahan akan terjadi pada kebiasaan belajar anak

Ilustrasi belajar daring di tengah pandemik COVID-19 yang kian masif di Indonesia (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Ilustrasi belajar daring di tengah pandemik COVID-19 yang kian masif di Indonesia (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Namun ia mengungkapkan, hal lain dapat terjadi jika pandemi ini berlangsung lebih lama dari prediksi awal yang membuat kegiatan belajar di rumah menjadi lebih lama lagi. Perubahan tersebut bisa terjadi dari kebiasaan belajar anak dengan menggunakan metode digital.

“Betul mungkin nanti akan ada perubahan, tapi perubahannya lebih ke cara belajar. Misal anak-anak lebih banyak belajar lewat gadget nih kalau di rumah, sedangkan nanti di sekolah mungkin akan banyak non-gadget,” tuturnya.

4. Orangtua dan sekolah harus antisipasi perubahan belajar pada anak

Ilustrasi siswa SD belajar bersama (ANTARA FOTO/Fauzan)
Ilustrasi siswa SD belajar bersama (ANTARA FOTO/Fauzan)

Hal tersebut tentunya harus diantisipasi oleh orangtua dan pihak sekolah agar anak bisa menyesuaikan kembali metode belajar mereka antara di rumah dan sekolah.

“Nah memang pada akhirnya akan butuh penyesuaian lagi dari anak ke gaya belajar dan bobot belajar yang mereka temukan saat mereka akan masuk ke sekolah lagi,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
EditorIsidorus Rio Turangga Budi Satria
Follow Us