Acara temu media Haleon Sensodyne. (IDN Times/Rifki Wuda)
Studi ini dilakukan dengan metode survei digital cross-sectional menggunakan consumer panel. Survei melibatkan 511 responden yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu untuk memastikan validitas hasil penelitian.
Responden berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, yang dikategorikan dalam dua kelompok utama, yaitu Tier 1 (Jakarta, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara) dan Tier 2 (Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur).
Kriteria responden dalam penelitian ini mencakup laki-laki dan perempuan berusia 18–65 tahun dan mengalami gigi sensitif dalam tiga bulan terakhir. Responden juga harus memiliki kebiasaan rutin menyikat gigi dua kali sehari.
Setiap responden menjalani sesi wawancara selama 20–25 menit. Ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak gigi sensitif terhadap berbagai aspek kehidupan mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa masalah gigi sensitif tidak hanya sebatas rasa sakit di gigi, tetapi juga bisa berdampak pada kualitas hidup. Gigi sensitif bisa dicegah dengan menjaga kebersihan mulut, termasuk menyikat gigi dua kali sehari dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.