ilustrasi studi penyakit jantung (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Salah satu tantangan utama dalam studi ini adalah minimnya data jangka panjang. Mayoritas uji klinis yang dianalisis hanya memantau pasien hingga 12 minggu, dan sangat sedikit yang melanjutkan pemantauan setelah 26 minggu.
Kondisi ini membuat para peneliti belum bisa sepenuhnya memastikan dampak penggunaan obat ADHD terhadap kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Dalam artikel komentar yang terbit di The Lancet Psychiatry bersamaan dengan publikasi studi, seorang peneliti menyarankan langkah lanjutan berupa studi double-blind.
Ia mengusulkan metode pemantauan yang lebih ketat, seperti pemeriksaan indikator kardiovaskular setiap jam selama satu hari penuh, yang diulang setiap enam bulan sekali.
Studi menemukan bahwa ada perubahan kecil pada indikator kesehatan jantung bagi orang yang mengonsumsi obat ADHD. Namun, manfaatnya terhadap kesehatan mental tetap jauh lebih besar, asalkan diimbangi dengan pemantauan medis.
Referensi
Farhat, Luis C et al. "Comparative cardiovascular safety of medications for attention-deficit hyperactivity disorder in children, adolescents, and adults: a systematic review and network meta-analysis" The Lancet Psychiatry, April 1, 2025.
Pliszka, Steven R. “Cardiovascular Effects of ADHD Medications.” The Lancet Psychiatry, April 1, 2025.
"ADHD Drugs May Raise Blood Pressure and Pulse, but Effects Are Minimal". Diakses pada April 2025. Healthline.