Siapa yang sering tidak sarapan atau sering makan makan terlalu larut? Kalau kamu termasuk, hati-hati karena ini bisa melemahkan tulang.
Riset yang dipublikasikan dalam Journal of the Endocrine Society ini merupakan yang pertama menemukan kaitan spesifik antara kebiasaan makan tersebut dengan risiko lebih tinggi mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Osteoporosis atau tulang keropos terjadi ketika kepadatan mineral tulang menurun sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Di dunia, diperkirakan lebih dari 200 juta orang mengalami osteoporosis. Berdasarkan studi Chandran dkk. tahun 2023, prevalensi osteoporosis di Asia-Pasifik menunjukkan pada perempuan berusia >40 tahun adalah sebanyak 10–30 persen, sementara di Uni Eropa ditemukan sebesar 6,6 persen pada laki-laki berusia 50 tahun atau lebih dan meningkat mencapai 16,6 persen pada laki-laki berusia 80 tahun atau lebih.
Pada tahun 2023, Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 237 juta penduduk dan pada tahun 2050 nanti diperkirakan akan memiliki kurang lebih 71 juta penduduk berusia lebih dari 60 tahun, sehingga jumlah penduduk yang mengalami osteoporosis pun diperkirakan akan meningkat.
Selama ini, faktor risiko klasik osteoporosis seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang olahraga sudah dikenal luas. Namun, peran pola makan sehari-hari, lebih dari sekadar nutrisi tunggal, masih jarang dieksplorasi. Studi ini memperkuat gagasan bahwa gaya hidup secara keseluruhan, termasuk pola makan, punya pengaruh besar pada kesehatan tulang.