Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Osteoporosis dan Osteopenia, Sama-sama Masalah Tulang

ilustrasi sakit punggung (freepik.com/mdjaff)

Osteoporosis memang menjadi masalah kesehatan yang dikenali banyak orang. Namun lain halnya dengan osteopenia. Tak banyak orang yang mengetahui tentangnya. Bahkan penyakit tulang ini sering dikira sama dengan "saudaranya", osteoporosis. 

Walau punya nama yang mirip, osteoporosis dan osteopenia adalah masalah kesehatan tulang yang berbeda. Osteopenia adalah kondisi ketika massa tulang seseorang lebih rendah dari rata-rata orang seusianya. Sebaliknya, osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Kedua kondisi ini berbeda dalam beberapa aspek penting. Apa saja yang membedakan keduanya? Mari kita lihat perbedaan utama antara osteoporosis dan osteopenia!

1. Tingkat keparahan

ilustrasi masalah tulang (freepik.com/jcomp)

Osteopenia dan osteoporosis sama-sama kondisi penurunan kekuatan tulang yang berkaitan dengan massa dan kepadatan mineralnya. Namun, keduanya memiliki tingkat keparahan yang berbeda.

Osteopenia merupakan kondisi awal masalah kepadatan tulang yang lebih ringan. Di tahap ini, tulang mulai kehilangan kepadatan, tapi belum mengakibatkan kerusakan atau risiko patah tulang yang serius.

Sebaliknya, osteoporosis adalah tahap lanjut di mana tulang sudah lebih rapuh dan berisiko patah, bahkan saat terkena tekanan kecil. Sederhananya, osteopenia adalah tanda awal yang bisa berkembang menjadi osteoporosis di kemudian hari jika tidak ditangani dengan tepat. 

2. Gejala yang ditimbulkan

ilustrasi tulang (pixabay.com/falco)

Masalah tulang seperti osteopenia dan osteoporosis sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun untuk osteopenia, kondisi ini biasanya ditandai dengan penurunan tinggi badan yang tidak wajar. Pasien juga berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang saat terjatuh atau mengalami cedera.

Berbeda dengan osteopenia, osteoporosis umumnya menimbulkan dampak yang lebih berat. Orang dengan kondisi ini bisa mengalami patah tulang hanya karena aktivitas ringan seperti mengangkat barang, jatuh, atau bahkan batuk. Gejala lain yang kerap dirasakan meliputi sakit punggung dan perubahan postur tubuh.

3. Skor kepadatan tulang

ilustrasi sakit punggung (freepik.com/mdjaff)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, osteopenia adalah "versi" lebih awal dan ringan dibandingkan osteoporosis. Jadi skor kepadatan tulang di kedua masalah ini juga berbeda. Biasanya, kondisi ini dikukur menggunakan T score.  

Pada penderita osteopenia, T score biasanya berada di kisaran -1 hingga -2,5. Skor tersebut menandakan kepadatan tulang yang mulai berkurang. Sementara itu, pasien osteoporosis umumnya memiliki T score -2,5 atau lebih rendah daripada itu yang menunjukkan kondisi tulang sudah jauh lebih rapuh dan rentan patah.

4. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi sakit punggung (freepik.com/mdjaff)

Secara umum, osteopenia disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, kurangnya puncak kepadatan tulang di usia 20-an, dan kedua, kehilangan kepadatan di usia setelahnya. Nah, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteopenia, berikut di antaranya:

  • Faktor genetik
  • Riwayat penyakit celiac
  • Kekurangan vitamin D dan kalsium
  • Indeks massa tubuh di bawah 18,5
  • Merokok
  • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
  • Kurangnya aktivitas fisik.

Sementara itu, penyebab osteoporosis tidak bisa ditentukan secara pasti. Ini karena masalah tersebut cenderung berkembang seiring bertambahnya usia. Seperti osteopenia, ada beberapa faktor risiko yang mendasari terjadinya osteoporosis, yaitu:

  • Usia lanjut
  • Riwayat osteoporosis dalam keluarga
  • Kurangnya vitamin D, kalsium, dan protein
  • Merokok
  • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
  • Perempuan lebih rentan karena kalsium berkurang saat hamil
  • Orang dengan tubuh kecil
  • Ada riwayat penyakit tertentu, seperti endokrin, radang sendi, kanker, HIV/AIDS, hingga masalah pencernaan. 

Dari perbedaan-perbedaan antara osteopenia dan osteoporosis di atas, dapat disimpulkan bahwa osteopenia adalah kondisi penurunan kepadatan tulang yang lebih ringan daripada osteoporosis. Namun, orang yang mengalami osteopenia berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan osteoporosis jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik.
 
Selagi masih muda, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah masalah kepadatan tulang ini. Di antaranya dengan menjaga asupan kalsium dan vitamin D, sering berolahraga, dan menjaga pola hidup yang sehat. 

Referensi

Medical News Today. "Osteopenia vs. Osteoporosis: Treatment". Diakses pada Oktober 2024.
WebMD. "Osteopenia: Early Signs of Bone Loss". Diakses pada Oktober 2024.
Healthline. "Osteopenia vs. Osteoporosis: What’s the Difference?". Diakses pada Oktober 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahra
EditorZahra
Follow Us