ilustrasi ekokardiogram atau echocardiogram (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)
Ada beberapa jenis ekokardiogram, yang masing-masing menawarkan manfaat unik dalam mendiagnosis dan mengelola penyakit jantung.
1. Ekokardiogram transtorakal atau transthoracic echocardiogram
Tes ini merupakan ekokardiogram tipe standar. Inilah langkah-langkah prosedurnya:
Sonografer mengaplikasikan gel pada perangkat (transduser).
Sonografer menekan transduser ke kulit dengan kuat, mengarahkan sinar ultrasound melalui dada ke jantung.
Transduser merekam gema gelombang suara dari jantung.
Komputer mengubah gema menjadi gambar bergerak pada monitor.
Pemeriksaan ini biasanya dilengkapi dengan teknik Doppler yang dapat digunakan untuk memeriksa masalah aliran darah dan tekanan darah di jantung yang mungkin tidak terdeteksi oleh USG tradisional. Aliran darah yang ditampilkan pada monitor diwarnai untuk membantu dokter menentukan seperti katup bocor atau menyempit, hipertensi paru, atau gangguan pengisian jantung.
2. Ekokardiogram transesofageal atau transesophageal echocardiogram
Jika dokter menginginkan gambar yang lebih detail atau sulit untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang jantung dengan ekokardiogram standar, dokter dapat merekomendasikan ekokardiogram transesofageal (melalui kerongkongan).
Dalam prosedur ini:
Tenggorokan akan dibuat mati rasa dan kamu akan diberi obat untuk membantunya rileks.
Sebuah tabung fleksibel berisi transduser dipandu ke tenggorokan dan ke dalam kerongkongan.
Transduser merekam gema gelombang suara dari jantung.
Komputer mengubah gema menjadi gambar jantung yang bergerak secara mendetail, yang dapat dilihat oleh dokter di monitor.
Pada pemeriksaan untuk mendeteksi bocor sekat jantung atau foramen ovale permanen, dokter akan menggunakan agen yang mengandung gelembung udara yang disuntikkan untuk mendapatkan adanya bocor sekat jantung yang lebih jelas (bubble test).
3. Ekokardiogram stres atau stress echocardiogram
Beberapa masalah jantung, terutama yang melibatkan arteri koroner yang memberikan asupan darah ke otot jantung, hanya dapat terdeteksi saat aktivitas fisik.
Dokter dapat merekomendasikan ekokardiogram stres untuk mendeteksi adanya masalah pada arteri koroner.
Dalam ekokardiogram stres:
Jika tidak dapat berolahraga, pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemberian suntikan obat dobutamine untuk membuat jantung memompa secepat seperti saat berolahraga.
Teknisi akan menempelkan elektroda EKG ke dada. Seorang perawat akan memasang jalur intravena ke dalam pembuluh darah di lengan untuk memberi dobutamine.
Tim akan melakukan ekokardiogram transtoraks, mengukur detak jantung saat istirahat, dan mengukur tekanan darah. Kemudian, dobutamine akan diberikan, yang akan membuat jantung bereaksi seolah sedang berolahraga. Jantung akan mulai berdetak lebih cepat dan lebih kuat. Kamu mungkin akan merasakan sensasi hangat, memerah, dan sakit kepala ringan.
Tim medis akan memeriksa kondisi kamu secara berkala. Mereka akan mengawasi perubahan pada monitor EKG dan mengeluarkan infus setelah kamu mendapatkan semua dobutamine.
Tes ini biasanya memakan waktu sekitar satu jam, tetapi pemberian dobutamine intravena biasanya berlangsung sekitar 15 menit. Kamu disarankan untuk tetap di ruang tunggu sampai gejala hilang.
4. Ekokardiogram 3D
Ekokardiogram tiga dimensi dilakukan dengan menggunakan ekokardiografi transesofageal atau transtorakal untuk membuat gambar 3D jantung. Tes ini biasanya digunakan saat sebelum operasi katup jantung dan untuk mendiagnosis masalah jantung pada anak-anak.
Dalam beberapa kasus, dokter akan menggunakan agen kontras untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas. Ini diberikan lewat injeksi selama pemeriksaan.
5. Ekokardiogram janin
Pemeriksaan ini dilakukan oleh seorang dokter kandungan konsultan fetomaternal. Ekokardiogram janin dilakukan pada ibu hamil, kadang-kadang selama minggu 18–22 kehamilan. Transduser ditempatkan di atas perut ibu hamil untuk memeriksa masalah jantung pada janin. Tes ini dianggap aman bagi janin karena tidak menggunakan radiasi, tidak seperti sinar-X.
Prosedurnya mirip ekokardiografi transtoraks, tetapi dokter akan mengarahkan transduser ke perut ibu hamil di sekitar tempat jantung bayi berada.
Selain ekokardiografi jantung, pemeriksaan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk memeriksa pembuluh darah (vaskular):
1. Ultrasonografi vaskular
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa pembuluh darah pada tungkai atas dan bawah. Aliran darah pada pembuluh darah arteri dan vena dapat terlihat melalui pemeriksaan usg vaskular. Beberapa penyakit yang dapat dideteksi antara lain sumbatan pada pembuluh darah arteri, trombosis vena dalam dan varises (insufisiensi vena kronis)
2. Ultrasonografi intravaskular
Pemeriksaan ini dilakukan saat kateterisasi jantung (angiografi). Selama tes ini, dokter memasukkan transduser ke pembuluh darah jantung melalui kateter di tangan atau pangkal paha. Pemeriksaan ini memberikan informasi lebih rinci tentang aterosklerosis (penyumbatan) di dalam pembuluh darah, serta evaluasi pasca pemasangan ring atau stent jantung.