Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian Oppenheimer

Oppenheimer adalah seorang perokok berat

Kamu termasuk yang sudah nonton film Oppenheimer, belum? Ini merupakan film biopik yang menceritakan perjalanan hidup fisikawan Julius Robert Oppenheimer, penemu bom atom.

Ia lahir pada 22 April 1904 dan tutup usia pada 18 Februari 1967. Oppenheimer adalah seorang perokok berat dan didiagnosis dengan kanker tenggorokan pada akhir 1965. Setelah menjalani operasi yang tidak konklusif, ia menjalani terapi radiasi dan kemoterapi yang gagal pada akhir tahun 1966. Oppenheimer mengalami koma pada 15 Februari 1967 dan meninggal di rumahnya di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, pada 18 Februari, dalam usia 62 tahun.

Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang menyerang tenggorokan atau pita suara. Sama dengan kanker jenis lainnya, kanker tenggorokan juga akan cepat menyebar jika tidak segera ditangani.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker tenggorokan, akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat memicu tumbuhnya kanker di tenggorokan. Apa saja penyebabnya dan bagaimana gejala serta pencegahannya?

1. Jenis

Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian Oppenheimerilustrasi kanker tenggorokan (freepik.com/freepik)

Kanker tenggorokan termasuk ke dalam jenis kanker kepala dan leher. Kanker tenggorokan sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, tergantung di mana kanker tumbuh di tenggorokan, dan tentu membutuhkan tes serta penanganan yang berbeda.

Melansir Mayo Clinic, kanker tenggorokan dibedakan menurut bagian tenggorokan tempat kanker berasal, yakni:

  • Kanker nasofaring: Kanker dimulai pada bagian nasofaring atau bagian tenggorokan tepat di belakang hidung.
  • Kanker orofaring: Kanker dimulai pada bagian orofaring atau bagian tenggorokan tepat di belakang mulut yang mencakup amandel.
  • Kanker hipofaring: Dimulai pada bagian hipofaring (laringofaring) atau bagian bawah tenggorokan, tepat di atas esofagus dan tenggorokan.
  • Kanker glotis: Dimulai pada bagian pita suara.
  • Kanker supraglotis: Dimulai pada bagian atas laring dan termasuk kanker yang memengaruhi epiglotis, yaitu bagian tulang rawan yang menghalangi makanan masuk ke tenggorokan.
  • Kanker subglotis: Dimulai pada bagian bawah kotak suara, tepat di bawah pita suara.

2. Gejala dan diagnosis

Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian Oppenheimerilustrasi mulut dan tenggorokan (freepik.com/cookie_studio)

Gejala kanker tenggorokan cukup bervariasi. Namun, menurut MedlinePlus, gejala kanker tenggorokan umumnya:

  • Sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh.
  • Benjolan di leher.
  • Telinga terasa sakit dan sering berdenging.
  • Kesulitan untuk menelan.

Untuk diagnosis kanker tenggorokan diperlukan pemeriksaan fisik dan riwayat lebih lanjut. Beberapa tes biasanya diperlukan, tergantung jenis kanker tenggorokan.

Mendiagnosis kanker tenggorokan sering kali melibatkan prosedur yang menggunakan beberapa jenis ruang lingkup untuk memeriksa bagian mulut, hidung, leher, dan sistem pencernaan bagian atas. Dijelaskan dalam laman City of Hope Cancer Treatment Centers, prosedur ini meliputi:

  • Panendoskopi.
  • Laringoskopi.
  • Faringoskopi.

Prosedur diagnostik lainnya meliputi:

  • Biopsi, untuk mendapatkan sampel sel atau potongan tumor.
  • Tes pencitraan, termasuk CT scan dan MRI.

Baca Juga: Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Penyebab

Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian Oppenheimerilustrasi rokok (pixabay.com/klimkin)

Awalnya, kanker adalah tumor jinak yang tak tumbuh menyebar. Namun, karena sering terpapar oleh pemicu kanker seperti zat kimia maupun radiasi, tumor akhirnya tumbuh menjadi ganas serta terus bermutasi dan menyebar.

Menurut American Cancer Society, beda jenis kanker, beda pula faktor risikonya. Selain itu, ada faktor risiko yang bisa diubah (misalnya kebiasaan merokok), ada pula yang tidak (misalnya usia atau riwayat kanker dalam keluarga).

Faktor risiko kanker tenggorokan antara lain:

  • Penggunaan tembakau dan alkohol.
  • Nutrisi yang buruk.
  • Infeksi human papillomavirus (HPV).
  • Orang dengan sindrom yang disebabkan oleh cacat gen yang diturunkan (mutasi).
  • Paparan jangka waktu lama dan intens terhadap debu kayu, asap, cat, dan bahan kimia lainnya.

4. Pencegahan

Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian OppenheimerPixabay

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kanker tenggorokan.

Menurut studi berjudul "Study on prevalence of throat cancer and its association with various risk factors" dalam jurnal International Journal of Zoology Studies tahun 2017, kanker tenggorokan umum terjadi pada usia lanjut dan paling sering dialami oleh orang-orang yang merokok dan minum minuman beralkohol.

Maka dari itu, menghindari alkohol dan rokok akan menjadi tonggak penting untuk mengurangi kejadian kanker tenggorokan dan kematian terkait.

Selain itu, bagi seseorang yang bekerja dengan terpapar langsung bahan kimia, perlu menggunakan perlengkapan keamanan dan kesehatan yang lengkap di tempat kerja serta memastikan kondisi ventilasi yang memadai.

American Cancer Society merekomendasikan untuk mengikuti pola makan sehat yang mencakup banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dan yang membatasi atau menghindari daging merah dan olahan, minuman manis, dan makanan olahan.

Secara umum, makan makanan yang sehat jauh lebih baik daripada menambahkan suplemen vitamin pada pola makan yang tidak sehat.

5. Pengobatan

Kenali Kanker Tenggorokan, Penyebab Kematian Oppenheimerilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Pilihan pengobatan untuk kanker tenggorokan meliputi operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Metode pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter akan tergantung stadium kanker dan faktor lainnya.

Pembedahan

Jika tumor di tenggorokan kecil, dokter mungkin akan mengangkat tumor tersebut melalui pembedahan. Dokter mungkin merekomendasikan salah satu dari prosedur pembedahan berikut:

  • Operasi endoskopi: Dokter bedah menggunakan endoskop yang dapat digunakan untuk memasukkan instrumen bedah atau laser untuk mengobati kanker stadium awal.
  • Kordektomi: Prosedur ini menghilangkan semua atau sebagian pita suara.
  • Laringektomi: Untuk menghilangkan semua atau sebagian dari kotak suara, tergantung tingkat keparahan kankernya. Beberapa orang dapat berbicara setelah operasi, tetapi yang lain akan belajar berbicara tanpa kotak suara.
  • Faringektomi: Prosedur ini menghilangkan sebagian tenggorokan.
  • Diseksi leher: Jika kanker tenggorokan menyebar di leher, dokter mungkin mengangkat beberapa kelenjar getah bening.

Terapi radiasi

Setelah tumor diangkat, dokter mungkin merekomendasikan terapi radiasi yang menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Ini menargetkan setiap sel kanker yang ditinggalkan tumor.

Jenis terapi radiasi meliputi:

  • Radioterapi modulasi intensitas dan terapi radiasi konformal 3D: Dalam kedua jenis pengobatan tersebut, pancaran radiasi disesuaikan dengan bentuk tumor. Ini adalah cara yang paling umum memberikan radiasi untuk kanker laring dan hipofaring.
  • Brachytherapy: Biji radioaktif ditempatkan langsung di dalam tumor atau di dekat tumor. Meskipun jenis radiasi ini dapat digunakan untuk kanker laring dan hipofaring, tetapi ini jarang sekali dilakukan.

Kemoterapi

Dalam kasus tumor besar dan tumor yang telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ atau jaringan lain, dokter mungkin merekomendasikan kemoterapi dan radiasi. Kemoterapi adalah obat yang membunuh dan memperlambat pertumbuhan sel ganas.

Terapi yang ditargetkan

Terapi yang ditargetkan adalah obat yang menghentikan penyebaran dan pertumbuhan sel kanker dengan mengganggu molekul spesifik yang bertanggung jawab atas pertumbuhan tumor. Salah satu jenis terapi target yang digunakan untuk mengobati kanker tenggorokan adalah cetuximab.

Beberapa ahli sedang meneliti jenis terapi bertarget lainnya. Dokter mungkin merekomendasikan terapi ini bersama dengan kemoterapi dan radiasi standar sebagai bagian dari uji klinis.

Imunoterapi

Perawatan ini melibatkan obat-obatan yang memungkinkan sistem kekebalan melawan kanker. Obat-obatan itu disebut penghambat pos pemeriksaan.

Biasanya, sistem kekebalan menggunakan sel yang disebut “checkpoint" untuk mengaktifkan respons kekebalan saat tubuh membutuhkannya. Kanker, bagaimanapun, terkadang menggunakan checkpoint ini untuk menghentikan sistem kekebalan menyerang mereka. Beberapa obat menghentikan pekerjaan checkpoint ini. Ketika ini terjadi, sistem kekebalan tubuh dapat menyerang sel kanker.

Pada pasien kanker laring, dua penghambat checkpoint yang dapat membantu mengecilkan tumor adalah pembrolizumab dan nivolumab. Kalau cocok dengan obat tersebut, dokter mungkin meresepkannya sendiri atau bersamaan dengan kemoterapi. Obat ini diberikans secara intravena, biasanya setiap 3, 4, atau 6 minggu.

Berbagai jenis kanker dapat menyerang tenggorokan. Merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi meningkatkan risiko, tetapi tidak semua orang dengan faktor risiko tersebut mengembangkan kanker.

Kalau memiliki gejala seperti suara serak atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh, berkonsultasilah dengan dokter. Diagnosis dini dapat mempertinggi peluang keberhasilan pengobatan.

Baca Juga: Wajib Tahu, 5 Jenis Kanker yang Mengintai Para Perokok Aktif

Tyara Motik Photo Verified Writer Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Septi Riyani
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya