5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19

Karena ada kemiripan gejala pada demam berdarah dan COVID-19

Suhu badan anak yang meninggi tentu bikin orang tua khawatir, apalagi pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Anak yang demam jadi mudah rewel, sulit makan atau minum, tetapi ada pula yang terlihat nyaman saja walaupun badannya panas.

Sering dianggap sebagai penyakit, tetapi demam sebenarnya adalah adalah mekanisme normal pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Menurut laporan dalam jurnal Children, dengan adanya demam, jumlah pertumbuhan bakteri dan replikasi virus akan terhambat, sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Ternyata demam menguntungkan tubuh, ya!

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang sudah tidak asing di Indonesia dan ditemukan di hampir seluruh daerah. Secara epidemiologi, disebutkan dalam publikasi BMC Research Notes bahwa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak hidup di Indonesia, yang menjadi sumber penularan virus dengue penyebab DBD yang ditemukan hampir setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menjelaskan di dalam Panduan Komprehensif Dengue bahwa infeksi virus dengue tidak selalu menyebabkan DBD, tetapi bisa juga tanpa gejala (asimtomatis), demam dengue (dengue fever), atau dapat menyebabkan kondisi DBD berat yang disebut sindrom syok dengue.

Bila anak mengalami demam dengue atau infeksi tanpa gejala, seringnya tidak perlu perawatan di rumah sakit dan akan segera membaik dengan sendirinya. Berbeda dengan demam dengue, kondisi ini mungkin perlu dipantau lebih detil. Lalu, kapan kita harus curiga DBD pada anak saat pandemi ini? Apa saja perbedaannya dengan gejala COVID-19? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Ditemukan kejadian infeksi dengue di lingkungan sekitar rumah atau sekolah

5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus pembawa virus dengue. pixabay.com/Pexels

Dalam salah satu kriteria diagnosis dari WHO, salah satu ciri demam yang disebabkan oleh DBD adalah dengan ditemukannya kasus yang sama di lingkungan sekitar kita.

Nyamuk yang menjadi sumber penularan DBD seringnya beredar di lingkungan dengan genangan air, kotor, atau kondisi lainnya yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

Itulah mengapa kita disarankan untuk menjalankan 3M sebagai langkah pencegahan, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas agar tidak menjadi tempat nyamuk pembawa virus dengue berkembang biak.

2. Demam tinggi terus-menerus

5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19Ilustrasi demam tinggi pada anak. pexels.com/Gustavo Fring

Demam pada DBD biasanya mendadak tinggi dengan suhu antara 39-40 derajat Celcius dan berlangsung terus-menerus. Untuk melihat demam atau tidak harus diukur dengan alat agar kita mengetahui berapa angka suhunya dengan tepat.

Secara medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan WHO menjelaskan bahwa demam pada DBD terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan.

Demam berlangsung selama 2-7 hari, pada hari ke 3-6 dapat mengalami penurunan suhu (fase kritis), tetapi harus dipantau dengan baik karena berisiko mengalami perburukan. Pada hari ke-7, demam dapat muncul kembali dan kemudian suhu turun kembali. Umumnya pada hari ke-7 semua gejala mulai membaik (fase pemulihan).

Baca Juga: Pernah Sakit DBD Bikin Seseorang Jadi Kebal COVID-19, Benarkah?

3. Disertai minimal dua gejala lainnya

5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19pexels.com/Ketut Subiyanto

Kriteria dari WHO lainnya untuk melihat kemungkinan infeksi dengue adalah demam tinggi yang telah disebutkan di atas, dengan minimal tambahan dua gejala di bawah ini:

  • Nyeri kepala hebat
  • Nyeri di bagian belakang mata
  • Nyeri otot dan sendi
  • Mual
  • Muntah
  • Ada pembengkakan kelenjar
  • Ruam kemerahan di kulit
  • Dengan atau tanpa tanda bahaya (warning signs)

4. Waspada tanda bahaya perburukan 

5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19Anna Shvets dari Pexels

Ketika tanda-tanda ini muncul, maka harus segera dipantau dan wajib dirawat di rumah sakit. Bila tidak segera diatasi, anak bisa mengalami gejala yang semakin berat dan dapat mengancam nyawa.

Melansir laman WHO, tanda-tanda bahaya yang harus dipantau oleh tenaga kesehatan adalah:

  • Nyeri perut hebat
  • Sering muntah
  • Pernapasan cepat
  • Lemah
  • Ada darah ketika muntah
  • Gelisah
  • Tanda perdarahan lainnya

5. Bedanya dengan infeksi COVID-19

5 Tanda DBD pada Anak, Bedakan dengan Gejala COVID-19Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tanda dan gejala DBD dan COVID-19 memang ada kemiripan, seperti demam, nyeri otot atau sendi, terkadang keduanya dengan atau tanpa gejala gangguan saluran pernapasan.

Tenaga kesehatan juga mesti lebih berhati-hati dalam diagnosis karena adanya beberapa kemiripan. Namun, perlu kita tahu bahwa cara penularannya juga berbeda. DBD menular melalui gigitan nyamuk, sedangkan COVID-19 menular melalui percikan ludah (droplet) oleh orang yang terinfeksi COVID-19 ketika batuk, bersin, atau berbicara.

Dari pengamatan para ahli yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases, ditemukan bahwa pada infeksi dengue yang mungkin lebih jarang terlihat pada COVID-19 adalah:

  • Nyeri di belakang mata
  • Purpura (bintik-bintik keunguan di kulit akibat kebocoran pembuluh darah)
  • Muntah berulang
  • Nyeri perut

Sementara itu pada COVID-19, gejala yang lebih sering muncul lebih banyak dibandingkan pada DBD adalah:

  • Sesak napas
  • Batuk, pilek, bersin, atau radang tenggorokan
  • Nyeri dada
  • Hilangnya indra penciuman (anosmia)
  • Kebiruan pada kulit, misalnya di kuku, bibir, atau sekitar mata (sianosis)

Itulah tanda anak mengalami DBD dan cara membedakannya dengan infeksi COVID-19. Namun, bila masih ragu, segera ke fasilitas kesehatan terdekat bila anak sudah mengalami demam dan gejala lainnya yang tidak membaik setelah 3 hari, agar tertangani dengan baik.

Baca Juga: Gejala Demam Berdarah, Bekali Dirimu dengan Info yang Tepat soal DBD

dr. Utami Indra Putri Photo Writer dr. Utami Indra Putri

Dokter Umum. Konselor Laktasi. Konselor Pemberian Makan Bayi & Anak. Pemerhati kesehatan anak dan pencegahan penyakit.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya