Sebenarnya tidak ada bukti bahwa menghirup spora atau sel Clostridium perfringens merupakan jalur infeksi yang umum. Risiko utama berasal dari mengonsumsi makanan yang terkontaminasi (yang dapat menyebabkan keracunan makanan) atau kontaminasi pada luka (yang dapat menyebabkan gas gangrene). Inhalasi tidak dianggap sebagai jalur penularan yang lazim.
Ada laporan kasus bahwa C. perfringens dapat menyebabkan infeksi pleuropulmoner (pada paru-paru atau rongga pleura), meskipun kasusnya sangat jarang. Dan, infeksi ini biasanya terjadi akibat aspirasi (masuknya cairan atau benda asing ke saluran napas) atau kontaminasi iatrogenik (infeksi yang muncul akibat prosedur medis).
Kasus infeksi saluran pernapasan yang pernah dilaporkan sangat jarang, biasanya terjadi pada pasien dengan kondisi tubuh yang lemah, atau berkaitan dengan aspirasi, trauma, maupun kontaminasi pada rongga pleura, bukan sekadar akibat menghirup udara yang terkontaminasi.
Selain itu, tidak ada data kuat yang menunjukkan bahwa menghirup spora (kondisi "istirahat" atau dorman) atau bentuk vegetatif (dalam kondisi aktif) C. perfringens secara rutin (melalui aerosol atau inhaler) dapat menimbulkan penyakit pada populasi sehat.
Namun, tetap bijaksana untuk menganggap kontaminasi inhaler oleh spora atau bentuk vegetatif C. perfringens sebagai potensi bahaya, terutama bagi orang dengan sistem imun lemah, penyakit paru, atau kerentanan kesehatan lainnya.
Bagaimana dengan risiko menghirup jamur?
Ada bukti yang menunjukkan bahwa inhaler terkontaminasi jamur (mold) bisa menimbulkan risiko kesehatan, meskipun kasusnya relatif jarang.
Sebuah laporan kasus menyebut sebuah inhaler jenis dry powder inhaler (DPI) pada seorang anak usia 9 tahun yang memiliki asma ditemukan adanya pertumbuhan jamur (Candida parapsilosis dan Cladosporium spp.) di bagian dalam alat setelah pemakaian rutin selama 12 minggu.
Sebuah artikel tinjauan menyebut bahwa paparan jamur lewat udara (inhalasi spora/jamur) dapat menyebabkan iritasi saluran napas, memperparah asma, atau kondisi paru lainnya.
Meski ada bukti bahwa inhaler bisa terkontaminasi jamur, tetapi belum banyak penelitian yang menunjukkan frekuensi atau efektivitas kontaminasi tersebut dalam menyebabkan infeksi serius melalui inhaler secara spesifik, dan belum ada laporan mengenai risiko paparan jamur pada produk seperti Hong Thai Herbal Formula 2.
Risiko paling nyata terkait inhalasi jamur adalah iritasi saluran napas, alergi, memperburuk asma, terutama pada orang yang sudah punya penyakit paru atau sistem imun lemah. Karena inhaler langsung mengarah ke saluran napas, jika tercemar, potensi risiko jadi lebih nyata dibanding hanya paparan jamur lewat udara umum.
Namun, apakah semua jenis jamur atau semua inhaler bisa menyebabkan infeksi serius masih belum terbukti secara luas. Jadi walaupun ada risiko, tetapi skala risiko belum sepenuhnya diketahui. Bijaknya adalah tetap aware dengan potensi risikonya, terutama bagi orang dengan sistem imun lemah, penyakit paru, atau kerentanan kesehatan lainnya.
Referensi
Thilini Delungahawatta et al., “Pulmonary Clostridium Perfringens: Seeding Beyond the Gastrointestinal Tract,” Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspectives 14, no. 1 (January 10, 2024), https://doi.org/10.55729/2000-9666.1274.
Phil Y. Yao and Pavan Annamaraju, “Clostridium Perfringens Infection,” StatPearls - NCBI Bookshelf, August 8, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559049.
Tomasz Grenda et al., “Clostridium perfringens—Opportunistic Foodborne Pathogen, Its Diversity and Epidemiological Significance,” Pathogens 12, no. 6 (May 26, 2023): 768, https://doi.org/10.3390/pathogens12060768.
"Clostridium Perfringens Toxins." Illinois Department of Public Health. Diakses Oktober 2025.
Bob Weinhold, “A Spreading Concern: Inhalational Health Effects of Mold,” Environmental Health Perspectives 115, no. 6 (June 1, 2007), https://doi.org/10.1289/ehp.115-a300.
Marcus S. Shaker et al., “MOLD OVERGROWTH ON a DRY POWDER INHALER DURING ROUTINE TREATMENT OF PERSISTENT ASTHMA,” Annals of Allergy Asthma & Immunology 102, no. 3 (March 1, 2009): 256, https://doi.org/10.1016/s1081-1206(10)60090-7.