Sebuah studi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Khusus PBB untuk Reproduksi Manusia (HRP), dan The Pleasure Project menemukan fakta menarik. Temuannya, sekitar 1 dari 20 orang yang berhenti menggunakan kontrasepsi—meski sebenarnya masih membutuhkannya, baik untuk mencegah kehamilan maupun seks yang lebih aman—melakukannya karena merasa kehidupan seks mereka terganggu.
Tinjauan sistematis berjudul The Sex Effect ini menganalisis 64 studi dengan lebih dari 125.000 partisipan. Hasilnya menegaskan bahwa pilihan kontrasepsi tidak hanya soal efektivitas medis, tetapi juga soal kepuasan seksual.
Ketika orang merasa metode yang mereka gunakan mendukung kebutuhan seksual mereka, angka penggunaan kontrasepsi meningkat. Dampaknya besar, mulai dari lebih sedikit kehamilan yang tidak direncanakan, menurunnya angka kematian ibu, dan berkurangnya penyebaran infeksi menular seksual.
“Kemampuan untuk menikmati hubungan seksual tanpa rasa takut akan kehamilan yang tidak diinginkan adalah salah satu alasan utama orang menggunakan kontrasepsi,” ujar Dr. Pascale Allotey, Direktur Bidang Kesehatan Seksual, Reproduksi, Ibu, Anak, Remaja, serta Penuaan WHO dan HRP, mengutip laman resmi WHO.
“Temuan ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan kepuasan seksual dalam mendukung keberhasilan penggunaan kontrasepsi, serta menyoroti adanya mata rantai yang hilang ketika kita berbicara tentang peningkatan kesehatan seksual dan program keluarga berencana di seluruh dunia.”