Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Berbagai pilihan alat kontrasepsi, mulai dari pil KB, dental dam, cincin vaging, IUD, dan lain-lain.
ilustrasi alat kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Intinya sih...

  • Studi WHO menemukan 1 dari 20 orang berhenti menggunakan kontrasepsi karena merasa kehidupan seks mereka terganggu.

  • Efek samping seksual jarang dibahas dalam konseling kontrasepsi. Padahal, ini bisa berpengaruh pada keberlanjutan pemakaian.

  • Memastikan bahwa kontrasepsi dapat mendukung kehidupan seks yang aman sekaligus memuaskan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan seksual, dan pada akhirnya kesehatan secara keseluruhan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah studi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Khusus PBB untuk Reproduksi Manusia (HRP), dan The Pleasure Project menemukan fakta menarik. Temuannya, sekitar 1 dari 20 orang yang berhenti menggunakan kontrasepsi—meski sebenarnya masih membutuhkannya, baik untuk mencegah kehamilan maupun seks yang lebih aman—melakukannya karena merasa kehidupan seks mereka terganggu.

Tinjauan sistematis berjudul The Sex Effect ini menganalisis 64 studi dengan lebih dari 125.000 partisipan. Hasilnya menegaskan bahwa pilihan kontrasepsi tidak hanya soal efektivitas medis, tetapi juga soal kepuasan seksual.

Ketika orang merasa metode yang mereka gunakan mendukung kebutuhan seksual mereka, angka penggunaan kontrasepsi meningkat. Dampaknya besar, mulai dari lebih sedikit kehamilan yang tidak direncanakan, menurunnya angka kematian ibu, dan berkurangnya penyebaran infeksi menular seksual.

“Kemampuan untuk menikmati hubungan seksual tanpa rasa takut akan kehamilan yang tidak diinginkan adalah salah satu alasan utama orang menggunakan kontrasepsi,” ujar Dr. Pascale Allotey, Direktur Bidang Kesehatan Seksual, Reproduksi, Ibu, Anak, Remaja, serta Penuaan WHO dan HRP, mengutip laman resmi WHO.

“Temuan ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan kepuasan seksual dalam mendukung keberhasilan penggunaan kontrasepsi, serta menyoroti adanya mata rantai yang hilang ketika kita berbicara tentang peningkatan kesehatan seksual dan program keluarga berencana di seluruh dunia.”

Efek samping seksual kontrasepsi jarang dibahas

Pengguna kontrasepsi melaporkan berbagai dampak pada kehidupan seks mereka, seperti:

  • Penurunan gairah.

  • Rasa tidak nyaman saat berhubungan intim.

  • Kekhawatiran tentang pengalaman seksual pasangan.

Menariknya, tinjauan ini tidak menemukan perbedaan dalam prevalensi kekhawatiran ini di antara pengguna berbagai jenis kontrasepsi, baik metode hormonal maupun non hormonal.

Sayangnya, efek samping seksual jarang dibahas dalam penelitian klinis maupun saat konseling kontrasepsi. Studi ini merekomendasikan beberapa langkah penting:

  • Membiasakan percakapan tentang seks dalam konseling kontrasepsi.

  • Memasukkan aspek “seksualitas yang dapat diterima” dalam panduan keluarga berencana.

  • Melatih tenaga kesehatan untuk mengenali dan mengatasi efek samping seksual, termasuk solusi praktis seperti penggunaan pelumas.

  • Menjadikan kesejahteraan seksual bagian dari riset dan pengembangan produk kontrasepsi.

Lebih jauh lagi, jika kebutuhan kontrasepsi global terpenuhi, diperkirakan angka kematian ibu bisa turun 25–35 persen, kehamilan tak direncanakan berkurang dari 80 juta menjadi 26 juta per tahun, dan kehamilan berisiko tinggi bisa ditekan hingga 40 persen.

Namun, tantangan besar tetap ada. Akses terhadap kontrasepsi modern masih terbatas di banyak negara, sementara tingkat penghentian penggunaan cukup tinggi, sekitar 40 persen perempuan berhenti menggunakan metode pilihannya, bahkan lebih dari 50 persen di beberapa negara.

“Memastikan bahwa kontrasepsi dapat mendukung kehidupan seks yang aman sekaligus memuaskan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan seksual, dan pada akhirnya kesehatan secara keseluruhan,” ujar Dr. Lianne Gonsalves, Peneliti WHO di bidang kesehatan seksual sekaligus penulis utama studi ini.

“Banyak pengguna akan melihat pengalaman hidup mereka tercermin dalam hasil penelitian ini.”

Editorial Team