"Paragard Side Effects." GoodRx. Diakses pada September 2025.
"From Bleeding to Cramping: Copper IUD Side Effects, Explained." Health. Diakses pada September 2025.
7 Efek Samping Pasang KB IUD Tembaga

- Nyeri saat pemasangan IUD tembaga umum terjadi, terutama bagi perempuan yang belum melahirkan normal. Bicarakan kepada dokter tentang bius lokal untuk mengurangi rasa sakit.
- Kram dan haid mungkin lebih berat setelah pemasangan, tetapi ini umumnya membaik dalam 3–6 bulan.
- Bercak atau perdarahan di luar haid mungkin terjadi, tetapi ini biasanya membaik dalam beberapa bulan.
IUD tembaga adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang tidak mengandung hormon dan bisa dilepas kapan saja jika kamu ingin hamil. Banyak orang memilih IUD ini karena praktis, tidak perlu minum pil setiap hari, dan bebas dari efek samping hormon. Namun, sama seperti metode kontrasepsi lain, IUD tembaga juga bisa menimbulkan efek samping tertentu.
Sebagian efek sampingnya ringan dan bisa ditangani, tetapi ada juga yang perlu perhatian lebih serius. Karena tidak mengandung hormon, efek yang muncul biasanya berbeda dengan KB hormonal. Selain itu, kandungan tembaganya bisa menimbulkan masalah bagi beberapa perempuan. Yuk, ketahui apa saja efek samping IUD tembaga yang paling sering dan cara mengatasinya.
1. Nyeri saat pemasangan
Rasa nyeri saat pemasangan IUD cukup umum, terutama bagi perempuan yang belum pernah melahirkan normal. Untuk mengurangi rasa sakit, dokter biasanya memberikan bius lokal di area leher rahim. Jadi, jangan ragu untuk minta prosedur ini jika kamu khawatir soal nyeri.
2. Kram dan haid lebih berat
Setelah pemasangan, kram memang wajar terjadi, bahkan bisa berlangsung beberapa minggu. Selain itu, menstruasi juga bisa jadi lebih deras, lebih lama, dan lebih nyeri. Inilah alasan utama sebagian perempuan memutuskan untuk melepas IUD.
Kabar baiknya, kondisi ini umumnya membaik dengan sendiri dalam 3–6 bulan. Untuk mengurangi kram, kamu bisa minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, naproxen, atau parasetamol. Mengompres perut bagian bawah dengan bantal hangat juga membantu.
3. Bercak atau perdarahan di luar haid

Selain haid yang lebih deras, kamu mungkin juga mengalami bercak atau perdarahan di luar jadwal haid. Kondisi ini biasanya membaik dalam beberapa bulan. Namun, jika perdarahan disertai nyeri hebat atau demam, segera periksakan diri, karena ini bisa jadi tanda IUD bergeser, infeksi, atau kehamilan di luar rahim.
4. Vaginitis
Beberapa perempuan mengalami vaginitis, yaitu peradangan pada vagina. Gejalanya bisa berupa gatal, rasa terbakar, bau tidak sedap, atau keputihan tidak normal. Kadang hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan perlu diobati dengan antibiotik atau obat oles dari dokter. Jika muncul bau atau cairan yang aneh, jangan tunggu lama, langsung konsultasikan agar penyebabnya bisa diketahui.
5. Perforasi rahim
Pada sekitar 2 persen kasus, IUD bisa menyebabkan rahim robek atau terluka saat pemasangan. Gejalanya sering tidak terasa, tetapi biasanya ditandai dengan hilangnya benang IUD. Penanganan umumnya lewat operasi kecil menggunakan laparoskopi untuk mengangkat IUD.
6. Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul adalah infeksi langka pada sistem reproduksi yang bisa terjadi pada sekitar 2 persen pengguna IUD. Ini biasanya terjadi saat pemasangan ketika bakteri ikut masuk ke rahim. Untungnya, infeksi ini bisa diatasi dengan antibiotik jika ditangani segera.
7. IUD keluar
Sekitar 5 persen pengguna mengalami IUD yang keluar atau bergeser, terutama di tahun pertama pemakaian. Tandanya bisa berupa nyeri, perdarahan, atau benang IUD terasa berbeda. Kalau ini terjadi, segera cek ke dokter dan gunakan kontrasepsi lain sementara waktu agar tetap terlindungi.
IUD tembaga adalah pilihan tepat untuk yang ingin kontrasepsi tanpa hormon. Sebagian besar pengguna tidak mengalami masalah serius, meski efek seperti haid lebih berat, kram, atau bercak bisa muncul di awal. Kasus yang lebih jarang seperti infeksi, perforasi, atau IUD bergeser juga tetap perlu diwaspadai.
Kalau kamu mempertimbangkan pasang IUD tembaga, pastikan diskusikan dulu dengan tenaga kesehatan. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa yang harus dilakukan jika muncul efek samping.
Referensi