Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi dua tangan sedang memegang alat kontrasepsi (freepik.com/freepik)

Alat kontrasepsi dibuat beragam ditujukan untuk keadaan manusia yang berbeda-beda. Ada yang ingin memakainya dalam kurun waktu pendek atau panjang. Kondisi medis tertentu juga berpengaruh dalam pemilihan alat penunda kehamilan ini. 

Tidak semua alat kontrasepsi diperbolehkan untuk pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hormon estrogen dalam alat KB membuat tekanan darah lebih tinggi. Bahkan, perempuan hipertensi yang memakai alat kontrasepsi tersebut berisiko lebih tinggi terkena stroke dan serangan jantung. 

Jika kita memiliki riwayat tekanan darah tinggi, apa saja kontrasepsi yang bisa digunakan? Berikut beberapa rekomendasi alat kontrasepsi untuk pasien hipertensi. 

1. IUD

Ilustrasi kontrasepsi IUD (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Intra Uterine Device (IUD) atau yang dikenal pula dengan sebutan spiral adalah jenis kontrasepsi jangka panjang yang berbentuk seperti huruf T. Tenaga kesehatan akan memasukkan alat KB spiral ke rahim dengan bantuan alat. Kamu bisa melepaskannya apabila ingin merencanakan kehamilan.

Jenis KB IUD terdiri dari dua, yaitu IUD hormonal dan tembaga. IUD hormonal berisikan hormon progestin. IUD tembaga tanpa kandungan hormon terbuat dari tembaga. Dilansir laman Healthline, KB spiral efektif mencegah kehamilan hingga 99 persen. Di sisi lain, alat KB jenis ini tidak berdampak negatif bagi penderita hipertensi. 

2. Implan

ilustrasi KB implan (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

KB implan atau susuk dipasang pada kulit lengan bagian atas. Kontrasepsi implan berbentuk batang kecil memanjang seperti korek api. Tenang saja, dokter atau bidan akan melakukan bius lokal sebelum memasang KB implan. 

Laman Harvard menyebutkan salah satu kontrasepsi yang aman untuk pasien tekanan darah tinggi yaitu KB implan. Cara kerja kontrasepsi implan dengan melepaskan hormon progestin, sehingga mencegah terjadinya ovulasi dan kehamilan. 

3. Steril

ilustrasi kontrasepsi steril (pexels.com/Anna Shvets)

KB steril bersifat permanen, jadi kemungkinan kehamilan juga sangat kecil. Sebelum memutuskan KB steril, ayah dan bunda perlu berpikir matang dan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Tanpa campur tangan hormon estrogen, jenis alat KB ini cocok digunakan untuk penderita hipertensi dan berusia lebih dari 35 tahun. 

Asosiasi Ahli Obstetri dan Ginekolog Amerika (ACOG) menyebutkan kontrasepsi steril dianggap prosedur paling aman dan minim komplikasi. KB steril pada perempuan disebut dengan sterilisasi tuba atau tubektomi atau metode operasi wanita (MOW). Sementara itu, kontrasepsi steril pada pria dinamakan vasektomi atau metode operasi pria (MOP).

4. Metode penghalang

ilustrasi kondom (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian orang memakai kontrasepsi penghalang karena sederhana dan mudah didapatkan. Meskipun metode ini tidak seefektif alat kontrasepsi lain, tetapi penggunanya tergolong banyak. Metode penghalang perlu dipakai setiap kali berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan. 

Apabila metode penghalang tidak dipakai atau rusak, maka diperlukan alat kontrasepsi darurat. Asosiasi Ahli Obstetri dan Ginekolog Amerika (ACOG) menyebutkan beragam bentuk metode penghalang antara lain:

  • Kondom;
  • Spermisida;
  • Diafragma;
  • Cervical cap/tutup serviks.

5. Pil KB mini

ilustrasi kontrasepsi oral (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Penggunaan pil KB dengan cara meminumnya setiap hari di waktu yang sama. Pil KB dibagi menjadi dua jenis yaitu pil kombinasi dan pil mini. Penderita hipertensi tidak disarankan untuk meminum pil KB kombinasi karena mengandung hormon estrogen. Kandungan pil mini berisikan hormon progestin saja. 

Dilansir dari laman Mayo Clinic, kondisi medis yang bisa memakai pil mini antara lain:

  • Ibu menyusui (pil mini tidak memengaruhi produksi ASI);
  • Riwayat pembekuan darah di kaki atau paru-paru;
  • Tekanan darah tinggi;
  • Gangguan pada jantung;
  • Khawatir efek samping dari estrogen.

Alat kontrasepsi untuk pasien hipertensi beragam bentuknya. Saat memilih alat kontrasepsi, kita perlu pertimbangan kelebihannya, kekurangan, serta sesuaikan dengan kondisi kesehatan. Komunikasikan pilihan KB bersama pasangan juga, ya.

Referensi

“Birth Control and High Blood Pressure: Which Methods Are Safe for You?”. Harvard Health Publishing. Diakses Februari 2025.
“Birth Control and High Blood Pressure”. Healthline. Diakses Februari 2025.
“Sterilization for Women and Men”. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Diakses Februari 2025.
“Minipill”. Mayo Clinic. Diakses Februari 2025.
“Barrier Methods of Birth Control: Spermicide, Condom, Sponge, Diaphragm, and Cervical Cap”. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Diakses Februari 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team