TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Frotteurisme, Kejahatan Seksual dengan Menggesekkan Kelamin

Sering terjadi di ruang publik dan keramaian, waspadai! 

ilustrasi kelainan sperma yang bisa mengganggu kesuburan pria (pexels.com/Deon Black)

Pernahkah kamu mendengar kasus kejahatan seksual, di mana seseorang melampiaskan hasrat seksualnya di ruang publik dengan menggesekkan alat kelaminnya kepada orang lain tanpa persetujuan orang tersebut?

Dalam istilah psikologi, ini disebut sebagai gangguan frotteuristik atau frotteurisme. Frotteurisme adalah gangguan gairah seksual yang mendorong seseorang menyentuh atau menggosokkan alat kelaminnya terhadap orang lain tanpa persetujuan untuk mendapatkan kenikmatan seksual.

Mirisnya, ini sering kali terjadi di ruang-ruang publik, seperti kendaraan umum atau tempat-tempat ramai yang padat dan berhimpitan. Perempuan adalah objek yang paling sering menjadi sasarannya.

Mengapa seseorang melakukan frotteurisme? Apakah gangguan ini bisa disembuhkan? Yuk, simak fakta-faktanya berikut ini!

1. Penyebab dan pemicu frotteurisme 

ilustrasi seksual (pexels.com/Deon Black)

Secara ilmiah, tidak jelas apa yang menyebabkan frotteurisme. Tetapi ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa gangguan ini bisa terjadi. Mulai dari ketidakmampuan mengendalikan dorongan seksual, trauma terhadap pelecehan seksual di masa lalu, atau memiliki gangguan lain, seperti kecemasan atau hiperseksualitas.

Misalnya, seseorang yang tidak sengaja bergesekan dengan orang lain di keramaian, kemudian menjadi bergairah secara seksual, mungkin ingin mengulangi pengalaman tersebut. Cara ini dianggap bisa menggantikan cara tradisional untuk mencapai gairah seksualnya.

Riwayat pelecehan seksual di masa lalu juga dikaitkan dengan gangguan frotteuristik, di mana bisa memengaruhi perkembangan psikoseksual yang normal. Orang dengan kondisi ini mungkin menganggap bahwa kontak dengan orang asing adalah bentuk pemanasan atau keintiman.

Tak hanya itu, teori lain juga menyebutkan bahwa gangguan perilaku, gangguan kepribadian antisosial, kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat, cedera otak, dan hiperseksualitas, juga dapat memainkan peran dalam perkembangan frotteurisme.

Baca Juga: 7 Waktu Kamu Harus Puasa Berhubungan Seksual, Pasutri Wajib Tahu!

2. Tanda dan gejala frotteurisme 

ilustrasi seksual (pexels.com/Dainis Graveris)

Frotteurisme merupakan salah satu dari beberapa gangguan paraflia. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki dorongan melakukan aktivitas seksual yang tidak lazim.

Menurut buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) melalui Psychology Today, gangguan ini melibatkan fantasi intens, dorongan, dan gairah seksual yang tajam berpusat pada tindakan menyentuh payudara, kaki, bokong, atau alat kelamin orang yang tidak menaruh curiga dan tidak menyetujui, atau menggosok daerah panggul sendiri atau penis yang ereksi, terhadap orang tersebut, umumnya dari belakang.

Seseorang dianggap memiliki gangguan mental frotteuristik jika dorongan atau perilaku tersebut terjadi berulang selama lebih dari 6 bulan. Bisa juga, ketika fantasi tersebut menyebabkan tekanan atau disfungsi yang signifikan dalam hubungan pribadi dan aktivitas sehari-hari.

3. Seberapa umum frotteurisme terjadi? 

ilustrasi keramaian (pexels.com/Rishiraj Parmar)

Gangguan frotteurisme merupakan kondisi yang kurang dipahami, karena seseorang yang melakukan perilaku ini biasanya tidak terlaporkan atau tidak terdeteksi. Sehingga tidak jelas seberapa umum frotteurisme terjadi. Namun, kisaran prevalensi yang luas sekitar 9 hingga 35 persen telah dilaporkan.

Menurut beberapa penelitian, laki-laki berusia 15--25 tahun adalah yang paling mungkin memiliki gangguan ini, di mana perempuan adalah target korban yang paling sering. Meski demikian, beberapa pria yang lebih tua dan tidak aman secara sosial mungkin juga mengembangkannya.

4. Diagnosis 

ilustrasi konsultasi psikologis (pexels.com/Alex Green)

Mendiagnosis gangguan frotteuristik terkadang menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, orang dengan gangguan ini biasanya tidak menyadari mereka memiliki masalah. Umumnya, orang dengan frotteurisme didiagnosis ketika diketahui secara sengaja melakukan tindakan tersebut.

Untuk membuat diagnosis, terapis atau profesional akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan riwayat kesehatan, riwayat psikologis, dan riwayat seksual. Diagnosis ditegakkan ketika hasil pemeriksaan memenuhi semua gejala yang telah disebutkan di atas.

Baca Juga: 5 Fakta 'Terorisme Sperma', Kejahatan Seksual di Korsel

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya