TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Obat Antidepresan yang Paling Sering Memengaruhi Kehidupan Seksual 

Konsultasikan dengan dokter jika mengalaminya! 

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penggunaan obat antidepresan memang banyak dilaporkan dapat memengaruhi kualitas fungsi seksual. Seperti penurunan hasrat seksual, kehilangan gairah seksual, orgasme berkurang atau tertunda, ejakulasi tertunda atau menyakitkan, atau mati rasa pada vagina dan puting.

Meski tidak semua obat antidepresan memiliki efek samping seksual dalam tingkat yang sama, tetapi beberapa di antaranya diketahui mampu menurunkan kualitas kehidupan seksual. Apa saja daftarnya? Yuk, langsung saja simak di bawah ini!

1. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) 

ilustrasi obat (pexels.com/Kevin Bidwell)

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah kelompok obat antidepresan yang paling sering diresepkan untuk mengobati depresi, baik sedang hingga berat. Ia bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin, yaitu pembawa pesan kimia (neurotransmitter) di otak, yang terlibat dalam pengaturan emosi, suasana hati, dan tidur.

Secara umum, penggunaan SSRI untuk mengobati depresi dinilai aman dan efektif. Namun, sekitar 25 hingga 73 persen orang yang menggunakan obat ini dilaporkan mengalami efek samping seksual. Mulai dari gagal orgasme, disfungsi ereksi, libido rendah, orgasme tertunda atau berkurang, dan mati rasa atau kehilangan kenikmatan di area genital, seperti dilansir Verywell Health.

Sebuah riset ilmiah tahun 2019 yang bertajuk “Post-SSRI Sexual Dysfunction & Other Enduring Sexual Dysfunction”, menjelaskan lebih lanjut bahwa hampir 100 persen orang yang mengambil SSRI memiliki perubahan sensorik genital dalam waktu 30 menit setelah meminum obat tersebut. Efek ini termasuk penurunan sensitivitas dan iritabilitas pada area genital.

Adapun beberapa contoh kelompok obat SSRI yang umum diresepkan untuk mengatasi depresi adalah citalopram (Celexa), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil, Pexeva), dan sertraline (Zoloft).

Baca Juga: 5 Efek Samping Mengonsumsi Obat Antidepresan

2. Serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI) 

ilustrasi minum obat (pexels.com/Castorly Stock)

Serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI) juga merupakan obat antidepresan yang sering diresepkan oleh dokter. Obat ini biasanya digunakan pada orang yang tidak merespons pengobatan dengan SSRI, karena ia dapat bekerja pada dua neurotransmitter sekaligus, yaitu serotonin dan epinefrin, yang terkait depresi.

Meski aman dan efektif meredakan gejala depresi, SNRI juga memiliki efek samping seksual yang hampir sama dengan SSRI. Dalam studi ilmiah tahun 2010 berjudul “Antidepressant-associated Sexual Dysfunction: Impact, Effect, and Treatment” dilaporkan bahwa sekitar 58 hingga 70 persen orang yang mengambil pengobatan SNRI mengalami disfungsi seksual.

Lebih lanjut, pada pria, SNRI dilaporkan dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan ejakulasi yang abnormal. Sedangkan pada perempuan, ini menyebabkan orgasme yang tertunda atau bahkan tidak ada orgasme.

Beberapa obat SNRI yang umum digunakan untuk pengobatan depresi adalah:

  • Desvenlafaxine (Pristiq).
  • Duloxetine (Cymbalta).
  • Levomilnacipran (Fetzima).
  • Venlafaxine (Effexor XR).

3. Antidepresan trisiklik dan terasiklik 

ilustrasi obat (pexels.com/Castorly Stock)

Antidepresan trisiklik dan terasiklik, atau juga disebut dengan antidepresan siklik, adalah obat yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kadar neurotransmitter. Mulai dari serotonin, norepinefrin, maupun pembawa pesan kimia lainnya di otak.

Antidepresan jenis ini dilaporkan dapat menyebabkan disfungsi seksual pada sekitar 30 persen orang yang menggunakannya, seperti yang dilansir laman National Library of Medicine. Beberapa contoh antidepresan siklik, yakni amitriptilin, amoxapine, desipramine (Norpramin), doxepin, imipramine (Tofranil), nortriptilin (Pamelor), protriptilin, dan trimipramine.

4. Inhibitor monoamine oksidase (MAOIs) 

ilustrasi minum pil (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Inhibitor monoamine oksidase adalah kelas antidepresan yang bekerja dengan mencegah kerja enzim monoamine oksidase yang dapat menghilangkan neurotransmitter di otak, seperti norepinefrin, serotonin, dan dopamin.

Obat ini dilaporkan dapat menyebabkan disfungsi seksual pada sekitar 40 persen orang yang menggunakannya. Efek samping seksual MAOIs ini biasanya berupa penurunan libido dan menyebabkan orgasme tertunda.

Beberapa obat yang termasuk dalam kelas inhibitor monoamine oksidase yang sering digunakan untuk menangani depresi, termasuk:

  • Isocarboxazid (Marplan).
  • Fenelzin (Nardil).
  • Selegiline (Emsam).
  • Tranylcypromine (Parnate).

Baca Juga: Terapi Seks: Perawatan Nonmedis untuk Mengatasi Gangguan Seksual

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya