TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Mitos Cara Menentukan Ukuran Penis Ini Salah, Jangan Percaya!

Benarkah laki-laki kurus punya Mr. P yang lebih besar?

ilustrasi bentuk dan ukuran penis (pexels.com/Deon Black)

Di kalangan masyarakat Indonesia, seks merupakan topik yang masih tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Akibatnya, banyak beredar mitos, misinformasi, dan miskonsepsi mengenai hal ini. Salah satunya adalah tentang ukuran penis. 

Ukuran organ seksual laki-laki tersebut sering kali dikaitkan dengan karakteristik fisik lain. Contohnya, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa semakin besar penis, semakin besar pula ukuran kaki seseorang. 

Bukan hanya itu, ada banyak kesalahan informasi lain yang berkaitan dengan cara menentukan atau memperkirakan ukuran penis seseorang. Berikut ini di antaranya!

1. Mitos: Ukuran penis bisa dilihat dari ukuran kaki

ilustrasi ukuran kaki laki-laki (pexels.com/Nicholas Githiri)

Mitos pertama mengatakan bahwa ukuran penis seseorang berbanding lurus dengan ukuran kaki. Bukan hanya di Indonesia, mitos ini dipercaya oleh banyak orang di dunia. Namun, apakah benar?

Tentu saja jawabannya tidak. Hal ini hanyalah mitos yang disebarkan dari mulut ke mulut. Bahkan, saking luasnya rumor ini tersebar, dokter urologi asal Inggris membuat penelitian tentangnya. Mereka meminta 104 laki-laki memberikan ukuran kaki dan penisnya.  

Studi tersebut dipublikasikan di British Journal of Urology International tahun 2002. Hasil menunjukkan bahwa keduanya sama sekali tidak memiliki keterkaitan. Jadi, kamu tidak bisa memprediksi ukuran penis seseorang berdasarkan ukuran kakinya. 

2. Mitos: Ukuran penis bergantung pada tinggi badan

ilustrasi tinggi laki-laki (freepik.com/racool_studio)

Berikutnya, banyak orang mengatakan bahwa semakin tinggi badanmu, semakin besar pula ukuran organ "di bawah sana". Bagi sebagian orang, pernyataan ini mungkin terdengar masuk akal. Namun, apakah hal ini benar? 

Sejumlah studi menemukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki korelasi secara statistik. Artinya, laki-laki tinggi cenderung punya ukuran penis yang lebih besar. Akan tetapi, jurnal yang dipublikasikan oleh SAGE tahun 1993 mengatakan bahwa hubungannya sangatlah kecil, sehingga hal ini tidak bisa dibilang kredibel. Kita tak bisa memperkirakan ukuran penis dari tinggi badan. 

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 7 Manfaat Masturbasi pada Perempuan

3. Mitos: Ukuran penis laki-laki homoseksual lebih besar daripada mereka yang heteroseksual

ilustrasi LGBT (pexels.com/42 North)

Tak sedikit pula yang beranggapan bahwa laki-laki homoseksual cenderung memiliki penis yang lebih besar daripada para heteroseksual. Survei dari Kinsey Institute dalam jurnal Research in Sex, Gender, and Reproduction juga mengatakan demikian. 

Jurnal tahun 1999 dari Archives of Sexual Behavior mengatakan bahwa kemungkinan ini terjadi karena perbedaan hormon di kedua kelompok. Pertama, laki-laki homoseksual diduga memiliki hormon maskulin yang lebih rendah (contohnya testosteron). Hal ini mengurangi hilangnya reseptor androgen. Itulah yang kemungkinan membuat penis tumbuh lebih besar. 

Akan tetapi, jurnal yang sama mengungkapkan hal di atas baru diuji terhadap tikus, bukan manusia. Lebih lanjut, survei Kinsey Institute bisa saja mengandung bias tertentu yang membuat pengumpulan data kurang akurat. Studi ini mengungkapkan bahwa seksualitas seseorang tidak bisa dijadikan tolak ukur terhadap ukuran penisnya. 

4. Mitos: Ukuran penis bisa ditentukan dari rasio telunjuk dan jari manis

ilustrasi tangan laki-laki (freepik.com/master1305)

Coba perhatikan telunjuk dan jari manismu. Umumnya, kedua jari tersebut memiliki panjang yang berbeda. Nah, perbandingan ukuran tersebut sering kali dikaitkan dengan apa yang sedang kita bicarakan sekarang. "Semakin sedikit selisih panjang antara telunjuk dan ibu jari, semakin besar pula penis", begitu menurut anggapan orang. 

Dilansir LiveScience, banyak ahli mengungkapkan bahwa hal ini berkaitan dengan jumlah testosteron yang masuk ke tubuh ketika laki-laki berada di rahim ibunya. Hipotesis tersebut sudah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Akan tetapi, hingga saat ini, belum ada bukti yang pasti mengenai kebenaran pernyataan tersebut. 

5. Mitos: Jika ukuranmu kecil ketika normal, maka kecil pula saat ereksi

ilustrasi ukuran penis (pexels.com/Deon Black)

Anggapan berikutnya mengatakan bahwa jika penis kecil dalam kondisi normal, berarti ukurannya tak akan jauh berbeda ketika ereksi atau tegang. Lagi-lagi, tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang bisa membuktikan kebenaran pernyataan tersebut. 

Dilansir WebMD, tidak ada rasio konsisten mengenai penis dalam keadaan normal dan ereksi penuh. Ukurannya bisa bervariasi tergantung pada masing-masing orang. Namun, dalam dunia medis, terdapat dua macam penis, yaitu show-er dan grow-er

Masih dari sumber yang sama, show-er merupakan penis yang tidak banyak berubah saat ereksi, sedangkan grow-er sebaliknya. Data menyebutkan bahwa tidak ada laki-laki yang secara ekstrem merupakan show-er maupun grow-er. 

6. Mitos: Laki-laki kurus memiliki penis yang lebih besar

ilustrasi laki-laki kurus (freepik.com/wayhomestudio)

"Laki-laki kurus biasanya punya Mr. P yang lebih besar dan panjang". Pernyataan tersebut dipercaya oleh banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia. Namun apakah hal ini benar?

Studi dari Nnamdi Azikiwe University Nigeria mencoba mencari kebenaran anggapan tersebut dengan cara melihat ukuran penis 115 laki-laki. Tinggi, berat badan, dan karakteristik fisik subjek penelitian pun berbeda-beda. 

Hasilnya, terdapat hubungan yang erat antara ukuran penis dengan otot panggul. Akan tetapi, hal ini tidak berkaitan dengan berat badan, tinggi, dan ukuran tubuh seseorang. 

Baca Juga: Laki-laki Korban Pemerkosaan Tetap Bisa 'Tegang'? Ini Penjelasannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya