TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Penetrasi dalam Hubungan Seksual? Ini Penjelasannya

Dianggap bisa sebabkan kehamilan, tapi sebetulnya gak selalu

ilustrasi penetrasi (unsplash.com/Womanizer Toys)

Penetrasi bisa jadi salah satu bagian dari aktivitas seksual. Biasanya, kata ini digabungkan menjadi ‘seks penetrasi’. Namun, sebetulnya apa itu penetrasi?

Buat yang belum, berikut penjelasan lengkap terkait seks penetrasi. Artikel ini pun membahas mitos terkait istilah seks satu ini.

Apa itu penetrasi?

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata ‘penetrasi’ sebagai penembusan. Jika dikaitkan dengan istilah seks, maka penembusan yang dimaksud adalah memasukkan penis hingga vagina atau anus.

Penis yang dimaksud juga berlaku bagi tiruannya alias mainan seks, seperti dildo atau anal buds. Selain itu, termasuk pula aktivitas seksual dengan menggunakan jari melalui teknik fingering yang memainkan bagian dalam vagina atau anus.

Apakah penetrasi sakit?

Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa seks penetrasi, terlebih saat pertama kali, pasti selalu sakit. Well, hal tersebut memang bisa saja terjadi. Namun, kembali lagi pada masing-masing individu.

Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa merasa sakit atau nyeri saat melakukan hubungan seksual. Misalnya, karena kurangnya pelumasan, baik pada vagina maupun anus. Selain itu, bisa juga karena kecemasan berlebih sehingga tubuh merespon aktivitas tersebut dengan penolakan.

Bagi beberapa orang, penetrasi memang bisa jadi menyisakan ngilu saat pertama kali dilakukan. Namun, hal ini tidak bisa disamaratakan sehingga bisa mengklaimnya sebagai suatu hal yang negatif.

Hubungan penetrasi dan selaput dara

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mizuno K)

Mayoritas orang meyakini bahwa perempuan lahir dengan selaput dara. Tidak berhenti di sana, keyakinan tersebut menganggap bahwa selaput dara hanya akan robek ketika melakukan seks penetrasi. Saat pertama kali melakukan seks penetrasi, selaput dara diyakini akan robek dan berdarah. Keyakinan tersebut lantas mengonstruksi konsep keperawanan dan malam pertama. 

Padahal sebetulnya selaput dara memiliki bentuk yang berbeda. Ada yang sempurna menutupi lubang vagina, tapi ada pula yang berbentuk sabit. Selain itu, sebagian besar selaput dara mungkin elastis, tetapi sebetulnya ketebalannya pun berbeda atau mungkin lebih kaku daripada yang lain.

Penetrasi yang mengakibatkan sakit dan berdarah, kemungkinan terjadi pada selaput darah berbentuk penuh dan tebal. Sementara itu, pada bentuk yang lain bisa jadi tidak sama dan tak selalu menimbulkan efek serupa. 

Perlu diketahui, seks penetrasi bukan satu-satunya aktivitas yang menyebabkan selaput dara rusak. Bersepeda, berkuda, mengendarai motor, dan banyak aktivitas lain sangat mungkin menyebabkan hymen alias selaput dara robek.

Baca Juga: Apa Itu Seks? Ini Bedanya Menurut Laki-Laki dan Perempuan

Penetrasi, foreplay, dan pelumas

Kunci penting penetrasi ada pada foreplay dan pelumasan. Foreplay atau pemanasan merupakan stimulasi yang diberikan sehingga tubuh memproduksi pelumas alami. Pelumas ini penting agar penetrasi tidak terasa kering dan sakit.

Hal ini juga berlaku ketika penetrasi pada anus. Terlebih anus tidak menghasilkan pelumas alami. Penggunaan pelumas tambahan sangat penting guna membuat penetrasi semakin mudah dan nyaman.

Penetrasi tidak selalu menghasilkan orgasme

ilustrasi orgasme pada perempuan (unsplash.com/Deon Black)

Pandangan bahwa seks penetrasi selalu berakhir dengan orgasme tidak selalu benar. Pasalnya, masing-masing individu memiliki titik rangsang yang berbeda dan kepuasan yang bervariasi. Beberapa mungkin menyukai penetrasi, sedangkan lainnya lebih bisa mencapai kepuasan saat mendapatkan stimulasi lain.

Dilansir Pleasure Better, hanya 18,4 persen perempuan yang mendapatkan orgasme dari penetrasi saja. Adapun sisanya memerlukan stimulasi tambahan, seperti pada klitoris atau titik rangsang lainnya. 

Menariknya, penetrasi anal menunjukkan persentase orgasme lebih tinggi daripada vagina. Data dalam The National Survey of Sexual Health and Behavior menunjukkan, individu yang mencapai orgasme saat penetrasi anal mencapai lebih dari 90 persen.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya