TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masturbasi Bikin Rambut Rontok, Ini Mitos atau Fakta?

Cari tahu dulu kebenarannya

ilustrasi masturbasi (unsplash.com/dainis graveris)

Masturbasi bikin rambut rontok, mitos atau fakta? Informasi berdasar ‘katanya’ memang cukup membuat kepikiran. Belum lagi topik seks yang masih sangat tabu untuk diangkat sebagai bahan obrolan sehari-hari.

Lantas, benarkah demikian? Apakah ada teori yang mendukung kebenaran bahwa masturbasi menyebabkan rambut rontok? Yuk, cari tahu bareng IDN Times lewat artikel ini.

Masturbasi bikin rambut rontok, mitos fakta?

Guna menjawab pertanyaan mitos fakta seputar masturbasi dan rambut rontok, kamu perlu menarik garis ke belakang pada alasan mengapa anggapan ini tercipta. Biasanya, kasus kerontokan rambut akibat masturbasi dikaitkan dengan pelepasan hormon tertentu.

Namun, sebetulnya, masturbasi bikin rambut rontok adalah salah satu justifikasi yang belum diketahui asal-usulnya. Agar semakin jelas, simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini, ya.

Mitos 1: masturbasi memicu tubuh menghasilkan DHT

ilustrasi rambut rontok (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Dihidrotestosteron alias DHT merupakan hormon yang bertanggung jawab atas kebotakan pada laki-laki.  DHT mengikat reseptor hormon yang terletak di seluruh kulit kepala, lalu menyebabkan folikel di sekitar garis rambut dan mahkota mengecil. Dalam jangka waktu panjang, ini memicu penipisan dan kerontokan rambut, melansir For Hims.

Lalu, apa hubungannya dengan masturbasi? Beberapa pihak meyakini masturbasi dapat menyebabkan pelepasan hormon, termasuk DHT. Makin sering masturbasi, makin tinggi DHT diproduksi, tentu makin tinggi risiko kebotakan, katanya.

Faktanya, belum ada studi yang menunjukkan demikian. Adanya justru kebalikan yang membuktikan bahwa aktivitas seksual, baik itu masturbasi atau seks, gak memiliki efek terukur pada produksi testosteron atau DHT. Publikasi dalam Archives of Sexual Behavior, misalnya, menunjukkan perbandingan antara laki-laki dengan seksual normal dan mereka  mengalami disfungsi seksual, keduanya menunjukkan kadar testosteron sama.

Karena DHT termasuk bagian dari metabolit testosteron, maka hasil penelitian pun berlaku sama. Buktinya menunjukkan bahwa aktivitas seksual (mau itu masturbasi atau intercourse) sama-sama gak memiliki efek positif ataupun negatif pada tingkat DHT.

Kesimpulannya, asumsi DHT sebagai alasan di balik pernyataan masturbasi bikin rambut rontok hanyalah mitos. Produksi DHT gak terpengaruh dengan aktivitas seksual. Kamu bisa menggunakan produk khusus atau mengonsumsi makanan dan minuman untuk memblokir DHT.

Baca Juga: Masturbasi: Aktivitas Seksual yang Perlu Diketahui Bukan "Dihindari"

Mitos 2: masturbasi menurunkan kadar protein yang menyebabkan kerontokan rambut

ilustrasi rambut pria (unsplash.com/SHTTEFAN)

Sebagaimana diketahui, protein salah satu penyusun tubuh paling penting. Zat ini memegang peran  perkembangan segala sesuatu mulai otot dan organ dalam, hingga kulit, rambut, dan kuku. 

Pada rambut, penyusun utamanya jenis protein yaitun keratin. Kekurangan asupan protein berpotensi menyebabkan kerontokan rambut secara tiba-tiba, seperti telogen effluvium atau kerontokan karena stres. 

Nah, ketika masturbasi dan ejakulasi, tubuh akan mengeluarkan air mani. Adapun air mani mengandung protein. Asumsi masturbasi bikin rambut rontok dikaitkan dengan terbuangnya protein sebagai nutrisi penting saat mencapai klimaks. 

Sebetulnya memang benar, air mani mengandung protein. Namun, saat ejakulasi, air mani yang dikeluarkan rata-rata sekitar 3,4 mL. Sementara itu, ada sekitar 5.040 mg protein dalam setiap 100 mL air mani, melansir Medical News Today.

Lebih jauh, seseorang perlu masturbasi setidaknya 30 kali untuk mengurangi lima miligram protein. Sebagai perbandingan, ada enam gram protein setiap kali kamu makan telur dan 30-60 gram protein untuk dada ayam.

Artinya, meski kamu kehilangan protein ketika mencapai ejakulasi, baik seks maupun masturbasi, jumlahnya sama sekali gak signifikan dibandingkan dengan asupan protein yang dikonsumsi tiap hari. Bahkan jika seseorang menghabiskan sepanjang hari dengan bermasturbasi, konsumsi protein masih 10-50 kali lebih banyak dari yang dikeluarkan.

Sama seperti DHT, jumlah tersebut gak sampai memengaruhi kerontokan pada rambut. Jadi, masturbasi bikin rambut rontok karena kehilangan protein gak benar adanya, ya.

Penyebab rambut rontok

ilustrasi rambut laki-laki (unsplash.com/Mostafa Meraji)

Masturbasi bikin rambut rontok, jelaslah mitos. Jumlah DHT ataupun protein yang dikeluarkan terbukti gak mencukupi untuk menyebabkan kerontokan rambut. Bukannya masturbasi, penyebab rambut rontok bisa jadi karena hal-hal berikut, seperti melansir American Academy of Dermatology Association.

  • Kerontokan turun temurun
  • Usia
  • Alopecia areata atau penyakit kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang menahannya jadi gak bisa tumbuh
  • Pengobatan kanker, seperti sinar dan kemoterapi
  • Melahirkan
  • Sakit
  • Stres, depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya
  • Styling rambut
  • Terus-menerus mengikat rambut atau traksi alopecia
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Infeksi kulit kepala
  • Psoriasis kulit kepala
  • Jaringan parut alopecia, dan lain sebagainya.

Guna memastikan penyebab kerontokan, kamu bisa berkonsultasi pada ahli dermatologi. Dengan diagnosis yang tepat, kamu juga berkesempatan mendapatkan perawatan rambut rontok yang lebih cocok dan tepat. Hasilnya, kerontokan pun bisa berkurang. 

Baca Juga: 7 Manfaat Masturbasi Berdasarkan Waktunya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya