TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seberapa Penting Pembersih Kewanitaan bagi Kesehatan?

Apakah perempuan perlu memakai produk pembersih kewanitaan?

ilustrasi produk sabun kewanitaan (joylux.com)

Ketika seorang perempuan mulai memasuki usia pubertas, ia akan mengalami menstruasi. Bukan hanya pembalut, tampon atau obat pereda nyeri haid saja yang dibutuhkan, tetapi juga produk pembersih kewanitaan.

Sebenarnya, seberapa penting, sih, produk pembersih kewanitaan bagi perempuan? Apakah ada efek tertentu bagi kesehatan setelah memakainya? Simak faktanya di sini!

1. Mari mengenal tentang produk pembersih kewanitaan terlebih dahulu

ilustrasi kebersihan area kewanitaan (bustle.com)

Ada bermacam-macam produk pembersih kewanitaan yang beredar di pasaran. Mulai dari sabun pembersih kewanitaan, tisu pembersih, gel pencukur, dan lain sebagainya. Fungsinya adalah untuk membersihkan area organ intim, membunuh bakteri, sekaligus menjaganya agar tidak berbau.

2. Berapa kadar pH normal vagina?

ilustrasi perempuan (unsplash.com/Thought Catalog)

Tingkat pH normal pada vagina berada di antara 3,5 sampai 4,5. Tergolong pH yang asam. Namun, jumlah ini bergantung pada usia dan kondisi kesehatan kita. Pada usia produktif antara 15 hingga 49 tahun, pH vagina umumnya berada di bawah atau sama dengan 4,5. Ketika memasuki masa menopause, pH normalnya berada di atas 4,5.

Lingkungan vagina memang asam, tetapi bersifat melindungi. Namun, jika pH lebih tinggi dari 4,5 akan membuat bakteri tidak sehat tumbuh lebih cepat. Memiliki pH vagina yang tinggi membuat perempuan lebih berisiko terkena infeksi.

Baca Juga: 7 Tipe Orgasme yang Perlu Perempuan Tahu dan Rasakan, Bikin Ketagihan!

3. Lantas, berapa jumlah pH pada sabun pembersih kewanitaan?

ilustrasi sabun kewanitaan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Karena bersifat asam, maka dibutuhkan senyawa basa untuk menetralkan pH vagina, begitu asumsi yang berkembang. Rata-rata pH sabun pembersih kewanitaan berkisar antara 4,5 sampai 9.

Namun, lebih disarankan untuk memakai sabun kewanitaan dengan pH 7-9 (bersifat basa), karena bisa mencegah perkembangan jamur yang bisa bereproduksi dengan cepat di lingkungan yang asam, dilansir Saforelle. Produk di luar pH tersebut umumnya bersifat keras pada kulit dan akan mengacaukan pH alami vagina.

4. Namun, faktanya vagina secara alami bisa membersihkan dirinya sendiri

ilustrasi vagina, area kewanitaan (pexels.com/Cliff Booth)

Apakah pembersih untuk organ kewanitaan benar-benar dibutuhkan? Pasalnya, vagina mempunyai cara untuk membersihkan organnya sendiri secara alami, mengutip National Health Service. Ini merujuk pada fakta bahwa vagina secara alami menghasilkan cairan yang menghilangkan sel-sel mati dan bakteri, sehingga tak perlu adanya pembersih tambahan.

Jika vagina bisa membersihkan organnya sendiri, bagaimana dengan vulva? Sebagai informasi, vagina adalah saluran otot internal yang memanjang dari serviks ke lubang vagina. Sementara itu, vulva adalah bagian eksternal dari organ genital. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk membersihkan bagian luar vagina dengan pembersih, tak perlu sampai ke bagian dalam.

5. Produk pembersih kewanitaan seperti apa yang dikategorikan berbahaya?

ilustrasi produk kewanitaan yang berbahaya (bodyforwife.com)

Jangan salah, beberapa produk pembersih kewanitaan bisa dikategorikan berbahaya dan tidak sehat bagi organ intim. Misalnya douching, pembilasan vagina dengan air dan campuran cuka.

Douching diketahui dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami dalam vagina, membuatnya lebih rentan dari penyakit menular seksual dan meningkatkan risiko terkena kanker serviks serta penyakit radang panggul, dilansir Medical News Today.

Sementara itu, peneliti dari University of Guelph, Ontario, Kanada, menyimpulkan bahwa penggunaan gel pembersih dikaitkan dengan peningkatan risiko hingga 8 kali lipat terkena infeksi jamur dan 20 kali terkena infeksi bakteri. Tidak hanya itu, ditemukan adanya peningkatan risiko dua kali lipat mengalami infeksi saluran kemih.

6. Memakai sabun pembersih kewanitaan boleh-boleh saja, asal...

ilustrasi penggunaan produk sabun kewanitaan (pexels.com/Angela Roma)

Tenang, kita boleh-boleh saja, kok, memakai sabun kewanitaan untuk membersihkan organ intim. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari pembersih yang memiliki aroma kuat dan tajam. Pembersih disarankan mengandung asam laktat dan gliserin, yang akan mempertahankan kelembutan dan menghidrasi area vagina.

Selain itu, cek kembali komposisinya apakah mengandung sodium lauryl sulphate. Zat ini jika digunakan terlalu sering akan memicu iritasi dan gatal di kulit. Disarankan, pembersih ini memiliki kandungan capric glyceride, yang fungsinya adalah melembapkan dan memperbarui kulit. Jadi, kamu perlu teliti dan berhati-hati.

Baca Juga: 7 Macam Benjolan pada Vagina, Kenali Ciri-cirinya sebelum Terlambat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya