TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Vibrator, Pemuas Hasrat Seks dalam Genggaman

Benarkah vibrator bisa bikin orgasme lebih dahsyat?

ilustrasi vibrator (pexels.com/Anna Shvets)

Sex toy atau mainan seks merupakan benda yang diciptakan untuk memfasilitasi kenikmatan seksual manusia, seperti dildo atau vibrator. Yang dibahas kali ini adalah vibrator, alat yang bisa bergetar untuk menghasilkan rangsangan seksual yang menyenangkan.

Vibrator bisa digunakan pada zona sensitif seperti klitoris, vulva, vagina, hingga penis, skrotum, dan anus! Ini membuktikan bahwa vibrator tidak eksklusif untuk perempuan saja.

Mau tahu fakta-fakta unik seputar vibrator? Tak usah malu-malu, langsung intip di bawah!

1. Awalnya diciptakan untuk mengobati depresi dan kecemasan

ilustrasi cemas (unsplash.com/Uday Mittal)

Pada tahun 1869, diciptakan alat untuk meredakan kondisi medis "histeria" pada perempuan, yang kini dikenal sebagai depresi dan kecemasan. Penciptanya bernama Dr. George Taylor, yang memperoleh pujian atas temuannya.

Bagaimana cara kerjanya? Yaitu dengan memberikan pijatan atau getaran pada vulva atau klitoris. Mengutip Health, ini diklaim mampu membawa perempuan ke titik histeris paroxysms yang melegakan.

Pada awal tahun 1900–an, benda ini bisa ditemukan di katalog Sears serta Roebuck. Akan tetapi, setelah muncul di film-film porno, alat ini mulai menghilang dan sulit dibeli, dilansir The Forgotten History.

2. Lalu dipasarkan sebagai pemijat punggung

ilustrasi alat pemijat punggung (hitachimassager.com.au)

Di tahun 1968, Hitachi Magic Wand dipasarkan sebagai alat pemijat pribadi dan masuk ke rak-rak toko. Awalnya semua normal-normal saja, sampai akhirnya dipakai oleh Betty Dobson, seniman New York, Amerika Serikat, dalam pameran seksual yang eksplisit.

Lalu, pada tahun 1975, Betty membawa alat itu ke workshop di mana ia mengajari perempuan cara masturbasi. Alat ini pun laku keras sebagai vibrator untuk stimulasi klitoris, padahal awalnya dipasarkan untuk memijat otot yang sakit, mengutip Cosmopolitan.

3. Membantu perempuan mencapai orgasme

ilustrasi orgasme (pexels.com/Ivan Babydov)

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sex & Marital Therapy tahun 2017, hanya 18 persen perempuan yang orgasme dari penetrasi. Vibrator hadir untuk menawarkan rangsangan klitoris untuk mencapai klimaks.

"Vibrator bertindak sebagai alat untuk orgasme yang intens. Khususnya untuk perempuan yang sibuk, lelah, stres, atau berlibido rendah. Karena vibrator meningkatkan gairah lebih cepat daripada kebanyakan cara lainnya," terang Jenni Skyler, PhD, seksolog dan terapis seks tersertifikasi, pada laman Health.

Baca Juga: Beberapa Perubahan Vagina yang Dipengaruhi Kondisi Mental

4. Pengguna terbanyak adalah perempuan yang sudah menikah

ilustrasi simbol pernikahan (pexels.com/Caio)

Di luar dugaan, ternyata pengguna vibrator terbanyak adalah perempuan yang sudah menikah, yaitu 50 persen. Bandingkan dengan perempuan lajang yang hanya 29 persen. Ini berdasarkan studi yang dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.

Apakah ini artinya seks dengan suami mereka kurang menyenangkan? Belum tentu. Namun, faktanya, ketika berhubungan seks, laki-laki cenderung lebih sering klimaks daripada perempuan, sehingga vibrator dijadikan alternatif supaya perempuan bisa meraih orgasme sendiri.

Bagaimana dengan perempuan lajang? Menurut Carol Queen, PhD, seorang seksolog, vibrator memang kurang familier pada perempuan lajang, terutama yang belum pernah berhubungan seks sama sekali. Tak heran, penggunanya lebih sedikit.

5. Sebagian laki-laki menggunakan vibrator

ilustrasi aneka bentuk vibrator (unsplash.com/Gwen Mamanoleas)

Vibrator tidak eksklusif untuk perempuan. Beberapa laki-laki diketahui menggunakan mainan seks ini, terutama mereka yang orientasi seksnya gay dan biseksual.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine di tahun 2010, sekitar 49,8 persen laki-laki gay dan biseksual menggunakan vibrator. Sekitar 86,2 persen memakainya untuk masturbasi, sebanyak 65,9 persen untuk foreplay, dan 59,4 persen untuk hubungan seksual.

Penggunaan vibrator paling umum adalah memasukkannya ke dalam anus atau rektum selama masturbasi, yakni sebesar 87,3 persen. Studi ini melibatkan 25.294 laki-laki dari 50 negara bagian AS lewat survei daring.

6. Bisa membuat vagina mati rasa walau tidak permanen

ilustrasi perempuan menutup muka (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ternyata, vagina bisa mati rasa karena vibrator, lo! Hal ini diteliti lalu diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine. Sekitar 11 persen perempuan mengalami mati rasa sesekali akibat penggunaan vibrator dan hanya 3 persen yang sering merasakannya.

Dilansir Minnalife, para seksolog menyebutnya sebagai sindrom vagina mati atau dead vagina syndrome (DVS). Sensasi mati rasa ini bukan hanya karena vibrator, tetapi juga hubungan seks.

"Ini benar-benar normal untuk merasakan sensasi yang sedikit berkurang setelah stimulasi klitoris yang panjang," jelas Nicole Prause, PhD, ahli saraf dan psikofisiolog.

Baca Juga: Tak Disangka, Beberapa Hal Ini Menyebabkan Vagina Kering!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya