TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Risiko Penyakit akibat Seks Oral, Waspada Infeksi Menular Seksual

Walau sudah berhati-hati, risiko tetap membayangi

ilustrasi seks (IDN Times/Arief Rahmat)

Salah satu variasi supaya hubungan seks tidak membosankan adalah dengan seks . Sesuai dengan namanya, seks oral adalah stimulasi alat kelamin dengan mulut dan lidah. Walau terdengar menyenangkan, tapi ini menjadi salah satu cara penularan infeksi menular seksual.

Risiko akan semakin besar jika kamu tidak menggunakan proteksi (seperti kondom) atau sering gonta-ganti pasangan seks. Lantas, risiko penyakit apa saja yang menghantui?

1. Gonore atau kencing nanah

livescience.com

Gonore atau kencing nanah bisa menyebar melalui seks oral yang dilakukan pada alat kelamin atau anus orang yang telah terinfeksi. Menurut studi berjudul "Frequent Transmission of Gonorrhea in Men Who Have Sex with Men" yang diterbitkan di jurnal Emerging Infectious Diseases tahun 2017, kasus kencing nanah jauh lebih tinggi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki dibandingkan dengan heteroseksual.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), area yang diserang oleh penyakit ini adalah tenggorokan, alat kelamin, saluran kemih, dan dubur. Gejala yang umum dirasakan adalah keluarnya cairan dari vagina dan penis, sensasi terbakar saat buang air kecil, testis nyeri atau bengkak, hingga sakit atau keluarnya cairan dari rektal.

2. Klamidia

news-medical.net

Selanjutnya, ada keterkaitan antara seks oral dan risiko terkena klamidia, infeksi akibat bakteri Chlamydia trachomatis. Hal ini dibuktikan lewat studi berjudul "Oral Sex and Risk of Sexually Transmitted Infections" yang dipublikasikan di BMJ Global Health tahun 2011.

Penelitian ini menemukan bahwa praktik fellatio insertif dan reseptif serta anilingus reseptif meningkatkan risiko terjadinya klamidia.

Melansir Healthline, seks (penetrasi maupun oral) tanpa kondom adalah cara utama penularan infeksi klamidia. Bahkan, bayi baru lahir juga bisa terinfeksi dari ibunya.

Seperti apa ciri-ciri klamidia? Untuk laki-laki, gejalanya adalah sensasi terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis, dan nyeri di testis serta perut bagian bawah.

Sementara, gejala yang dirasakan oleh perempuan adalah dispareunia atau nyeri saat seks, keputihan, perdarahan saat jeda siklus menstruasi, sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri di perut bagian bawah, hingga radang serviks (servisitis).

3. Sifilis atau raja singa

microbialmenagerie.com

Berdasarkan data dari CDC, ada lebih dari 115.000 kasus baru sifilis di Amerika Serikat (AS) yang terdiagnosis tahun 2018. Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui aktivitas seksual, contohnya seks vaginal, anal, atau oral. Bahkan, bisa juga lewat ciuman!

Saat sifilis menyebar selama seks oral, bakteri akan memasuki luka atau lubang di lapisan bibir atau mulut, laman Healthline menjelaskan. Akibatnya, timbul lesi (akibat infeksi) di tempat bakteri masuk ke tubuh.

Untuk sifilis primer, gejalanya adalah timbulnya rasa sakit di dalam mulut, bibir, dan lidah. Sementara, untuk sifilis sekunder adalah muncul ruam di telapak tangan atau telapak kaki, bengkak pada kelenjar getah bening, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hingga luka besar dan menonjol pada selaput lendir, seperti gusi atau lidah.

Baca Juga: 7 Manfaat Kesehatan yang Didapat dari Orgasme, Bikin Panjang Umur?

4. Herpes

commons.wikimedia.org/WizardOfOz

Apakah ada luka di bibir atau kulit di sekitar mulut? Ini adalah pertanda herpes mulut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Virus yang sama juga mengakibatkan lecet dan luka di area genital.

Dengan cara apa virus ini disebarkan? Melansir ABC News, virus ini menyebar lewat semua jenis kontak seksual, misalnya mulut bersentuhan dengan mulut atau mulut dengan alat kelamin (oral seks).

Berdasarkan keterangan dari CDC, area yang diserang oleh herpes ialah bibir, mulut, tenggorokan, area genital, dubur, dan pantat. Gejala infeksi yang bisa dikenali adalah sakit kepala atau demam, serta luka nyeri atau gatal di area infeksi.

5. Trikomoniasis

theswaddle.com

Pernahkah kamu mendengar trikomoniasis? Ini adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. CDC menyebut bahwa memberikan seks oral pada pasangan dengan penis atau vagina yang terinfeksi bisa menyebabkan trikomoniasis tenggorokan.

Trikomoniasis menyebabkan infeksi pada mulut, tenggorokan, vagina, dan penis. Gejala yang mungkin terjadi adalah infeksi pada alat kelamin atau saluran kemih, kemerahan, gatal, dan sensasi terbakar saat buang air kecil.

Dengan cara apa trikomoniasis disembuhkan? Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik seperti metronidazole atau tinidazole. Ada baiknya mengobati sampai semua gejala hilang, baru mulai berhubungan seks lagi. Karena, 1 dari 5 orang terinfeksi lagi dalam waktu 3 bulan setelah pengobatan.

6. Kutil kelamin

everydayhealth.com

Human papillomavirus (HPV) adalah penyebab kutil kelamin. Umumnya, kutil kelamin ditularkan melalui seks vaginal atau anal tanpa kondom maupun berbagi mainan seks. Bahkan, hanya dengan menyentuh alat kelamin seseorang pun bisa tertular walau tanpa penetrasi atau ejakulasi.

Dalam kasus yang jarang, kutil kelamin bisa ditularkan lewat seks oral, lalu memengaruhi mulut dan tenggorokan. Melansir Avert, kutil kelamin tidak bisa ditularkan melalui ciuman, pelukan, kolam renang, atau berbagai handuk dan alat makan.

Sebagai langkah antisipasi, selalu gunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seks. Akan lebih ampuh jika kita mendapatkan vaksin HPV untuk mencegah kutil kelamin dan penyakit menular seksual lain yang lebih serius.

Baca Juga: Penis Mengalami Perubahan? Mungkin Ada Kaitannya dengan 7 Masalah ini!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya