Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sel sperma tidak bisa serta merta dikeluarkan, harus menempuh beberapa tahapan yang disebut dengan spermatogenesis. Saat proses ejakulasi, sperma akan bercampur dengan cairan lain yang membentuk air mani.
Saat proses berhubungan intim, jumlah sel sperma dalam air mani sangatlah penting. Semakin banyak sel tersebut, maka semakin besar pula kehamilan akan terjadi. Meski demikian, hanya dibutuhkan satu sel saja untuk membuahi sel telur untuk menghasilkan zigot atau janin.
Untuk mempunyai keturunan, testis harus bisa memproduksi sel sperma yang sehat. Berikut merupakan spermatogenesis atau tahapan pembentukan sel sperma yang sehat.
Pengertian spermatogenesis
ilustrasi sperma encer (unsplash.com/Deon Black) Dilansir Medical News Today, spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma dalam testis. Selain itu, organ ini reproduksi laki-laki ini juga menghasilkan hormon testosteron, yaitu hormon seks yang membentuk karakteristik laki-laki.
Adapun proses pembentukan sel reproduksi ini dilakukan oleh bagian testis yang bernama Tubulus seminiferus.
Baca Juga: Sulit Hamil? 3 Penyebab Sperma Tidak Masuk ke Indung Telur
Proses pembentukan sel sperma
ilustrasi organ reproduksi laki-laki (unsplash.com/Deon Black Dilansir laman yang sama, dalam sebuah artikel tahun 2013, tubuh laki-laki setidaknya membutuhkan waktu selama 72 hari untuk menghasilkan sel sperma yang baru. Namun, waktu pada setiap orang berbeda-beda.
Untuk lebih memahami proses spermatogenesis, berikut rincian tahapannya sebagai berikut:
- Tubulus seminiferus menghasilkan spermatosit
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Tubulus seminiferus merupakan bagian testis yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel ini. Bagian ini tidak langsung menghasilkan sperma, tetapi akan menghasilkan spermatosit terlebih dahulu.
- Pembelahan spermatosit ke spermatid
Kemudian, spermatosit akan mengalami beberapa kali pembelahan dan mengubahnya menjadi spermatid atau sel sperma muda. Nah, sel ini membutuhkan waktu untuk berkembang. Spermatid yang matang inilah yang disebut dengan sel sperma.
Faktor-faktor yang memengaruhi sel sperma terbentuk
ilustrasi obesitas (freepik.com/racool-studio) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sperma terdiri dari genetik, lingkungan, diabetes, hingga obesitas. Untuk lebih jelasnya, berikut kami rangkum dalam artikel di bawah ini:
Faktor pertama yang mempengaruhi spermatogenesis adalah faktor genetik. Setidaknya, hal ini bisa berdampak 15–30 persen pada ketidaksuburan laki-laki. Adapun gangguan kromosom ini dapat berupa infertilitas kromosom Y, sindrom klinefelter, dan sebagainya.
Faktor lingkungan yang dimaksud di sini adalah terkena paparan bahan kimia. Hal ini bisa memberikan dampak negatif pada proses reproduksi laki-laki.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Penyakit diabetes melitus dapat berdampak pada organ reproduksi laki-laki, khususnya testis. Sebagai tempat reproduksi sperma, kerusakan testis bisa memberikan pengaruh terhadap proses spermatogenesis.
Faktor obesitas bisa memicu kelebihan estrogen atau hiperestrogenisme. Tentu kondisi ini dapat menghambat pembentukan sperma. Sebagaimana diketahui, hormon estrogen bisa menyebabkan kadar hormon testosteron menurun.
Baca Juga: Bagaimana Rasa Sperma yang Sehat? Ini Makanan yang Memengaruhinya