ilustrasi berhubungan intim (unsplash.com/We-Vibe Toys)
Saat mendapatkan rangsang, tubuh secara otomatis merespons dengan menunjukkan rasa bergairah atau sange. Namun, tubuh tidak tiba-tiba sange tanpa ada proses, ya.
Begitu mendapat rangsangan, sistem endokrin mulai melancarkan aksinya. Sistem ini dapat menghasilkan hormon-hormon pemicu seksualitas dan reproduksi. Dengan begitu, tubuh mulai terasa panas.
Di saat yang sama, kamu juga akan merasakan lonjakan rasa antusias. Hal ini terjadi karena tubuh mendapatkan hormon endorfin, adrenalin, dan dopamin. Akhirnya, jantung berdetak cepat dan aliran darah meningkat.
Aliran darah ini pun mengalir ke area sensitif, seperti vagina, penis, dan puting. Volume darah yang meningkat menimbulkan perubahan pada area genital, seperti vagina yang mengembang atau ereksi pada penis. Bahkan pada tingkat tertentu, area genital juga mengeluarkan cairan basah sebagai persiapan penetrasi.
Tidak hanya itu, sange dapat meningkatkan suhu tubuh, membuat pupil melebar, dan puting menegak. Gairah ini juga mengubah level ketahanan tubuh terhadap rasa sakit. Inilah mengapa beberapa orang justru menikmati permainan yang kasar.
Publikasi pada Archive of Sexual Behavior menunjukkan bahwa sange memang tidak sepenuhnya memengaruhi pengambilan keputusan. Namun, sange bisa jadi alasan di balik kenapa seseorang mengambil keputusan. Dilansir Menshealth, tubuh cenderung memiliki kontrol diri yang kurang ketika sedang terangsang. Maka dari itu, selalu hati-hati menempatkan pilihan ketika sange melanda, ya!