ilustrasi onani (unsplash.com/Deon Black)
Onani wajar dilakukan. Namun, jika berlebihan dan dengan frekuensi sering dapat memicu efek samping.
Indikator 'berlebihan' dinilai ketika keinginan untuk onani terus hadir. Hal ini bahkan tidak bisa dikontrol dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Indikator lainnya, melebihi batas kemampuan tubuh untuk melakukannya karena tingginya keinginan tersebut.
Jika sudah demikian, tubuh dapat mengalami efek samping. Nah, yang paling sering terjadi adalah iritasi kulit akibat gesekan berlebihan. Selain itu, beberapa orang juga dapat mengalami pembengkakan sementara atau edema. Walau begitu, hal ini memang dapat dikurangi dengan penggunaan pelumas serta bisa hilang sendirinya dalam beberapa hari.
Efek sering onani pada laki-laki yang dapat muncul juga meliputi hal berikut.
Beberapa orang merasa bersalah setelah melakukan masturbasi karena bertentangan dengan keyakinan agama, spiritual, atau budayanya. Meski masturbasi bukanlah hal yang tidak wajar, perasaan ini memang valid. Namun, terkait hal tersebut kembali pada prinsip masing-masing individu, ya.
Jika saat masturbasi dilakukan terlalu kencang hingga mencengkeram penis, maka mereka dapat mengalami penurunan sensitivitas. Hal ini dapat memengaruhi sensasi di ranjang. Meski demikian, kondisi ini dapat diantisipasi secara bertahap dengan melakukan perubahan teknik onani.
Kebiasaan onani terlalu sering dapat berkembang menjadi dorongan seksual yang tidak terkontrol. Waspadai apabila onani lantas mengganggu aktivitas sehari-hari, menjadi pelarian pada tiap masalah, dan memengaruhi fungsi serta tanggung jawab sosial. Jika mengalami hal tersebut, maka onani dikategorikan sebagai bentuk gangguan. Ada baiknya segera menemui konselor untuk mendapatkan terapi, ya.
Efek sering onani pada laki-laki bisa dihindari dengan mengurangi frekuensinya. Jangan ragu menghubungi ahli medis apabila merasa onani sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, ya.