7 Penyebab Mati Rasa pada Penis, Bikin Gak Nyaman

Harus segera diatasi

Penis merupakan organ yang sensitif karena di sana terdapat banyak ujung saraf. Namun, terkadang penis bisa mengalami mati rasa. Artinya, saat penis disentuh, kamu tidak merasakan sensasi yang normal. Jika mati rasa pada penis tidak diobati, maka kehidupan seksual akan mulai terpengaruh.

Tergantung pada penyebabnya, mati rasa pada penis mungkin juga disertai gejala lain, seperti:

  • Kulit kebiruan.
  • Rasa terbakar.
  • Rasa dingin.
  • Sensasi geli.

Penyebab penis mati rasa ada bermacam-macam. Inilah beberapa di antaranya.

1. Cedera pada penis

Terdapat studi yang meneliti fenomena mati rasa pada penis di kalangan pengendara sepeda. Satu studi menemukan bahwa 61 persen laki-laki yang senang mengendarai sepeda mengalami mati rasa di area pribadi mereka, utamanya pada laki-laki yang bersepeda jarak jauh (International Journal of Sports Medicine, 2001). 

Ini karena sadel sepeda memberi tekanan pada perineum, yaitu area antara skrotum dan anus. Sadel dapat menekan pembuluh darah dan saraf yang mengalir melalui perineum dan memberikan sensasi pada penis. Tekanan berulang pada area ini lama kelamaan dapat menyebabkan kesulitan ereksi, yang disebut disfungsi ereksi.

Selain karena bersepeda, penggunaan alat vakum yang disebut pompa penis juga dapat menyebabkan mati rasa. Alat ini biasanya digunakan untuk mencapai ereksi. Selain mati rasa, penggunaan pompa penis juga memicu gejala lain, seperti memar, nyeri, dan luka di kulit.

2. Cedera terkait seks atau masturbasi

7 Penyebab Mati Rasa pada Penis, Bikin Gak Nyamanilustrasi pasangan (pexels.com/Cottonbro)

Penis mengalami ereksi selama melakukan aktivitas seksual. Nah, penis yang ereksi ini tidak fleksibel dan kaku. Dilansir Medical News Today, kekakuan ini dapat membuat penis berisiko mengalami patah tulang atau memar, yang dapat menyebabkan mati rasa, sakit, iritasi, dan perubahan warna.

Selain itu, gesekan yang kuat atau berlebihan dari masturbasi juga dapat menyebabkan cedera yang memicu mati rasa. Dalam hal ini, mengurangi berbagai bentuk masturbasi mungkin dapat membantu mengatasi masalah penurunan sensitivitas pada penis.

3. Testosteron rendah

Testosteron adalah hormon yang memengaruhi dorongan seks, massa otot, dan produksi sperma laki-laki. Seiring bertambahnya usia, kadar testosteron secara bertahap mengalami penurunan, yang dikenal sebagai testosteron rendah.

Dijelaskan laman Healthline, rendahnya kadar testosteron dapat memengaruhi dorongan seks, suasana hati, dan menjadi kurang responsif terhadap rangsangan seksual. Testosteron rendah tidak boleh dibiarkan karena dapat menurunkan kesenangan saat berhubungan seks.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Hormon Testosteron untuk Pria, Biar Gak Loyo! 

4. Penyakit Peyronie

7 Penyebab Mati Rasa pada Penis, Bikin Gak Nyamanilustrasi peyronie (pexels.com/Deon Black)

Penyakit Peyronie adalah kondisi yang dihasilkan dari jaringan parut fibrosa yang berkembang pada penis. Jaringan parut bisa kurang sensitif dibandingkan jaringan penis biasa. Ini juga dapat menyebabkan desensitisasi atau mati rasa, diterangkan dalam laman Mayo Clinic.

Biasanya, penyakit Peyronie tidak hilang dengan sendirinya. Jika tidak diobati, penyakit akan tetap ada atau memburuk. Perawatan dini penting untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk atau memperbaiki gejala. 

5. Kanker prostat

Prostat memiliki peran penting dalam sistem reproduksi. Organ ini menghasilkan cairan yang membawa sperma dan membantu mendorong keluar cairan selama ejakulasi.

Prostat dapat rusak karena berbagai hal, misalnya tumor. Kerusakan prostat dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan perubahan lain pada penis.

6. Konsumsi obat-obatan

7 Penyebab Mati Rasa pada Penis, Bikin Gak Nyamanilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Antidepresan dan obat-obatan lain yang digunakan untuk mengatasi kondisi mental dapat menyebabkan mati rasa pada area pribadi. Sebuah penelitian melibatkan 300 orang laki-laki dari 37 negara, menemukan kaitan antara konsumsi antidepresan SSRI dan penurunan sensitivitas alat kelamin (The International Journal of Risk & Safety in Medicine, 2018). Selain itu, depresi dan kecemasan juga dapat menyebabkan penurunan libido

Setiap orang merespons obat-obatan secara berbeda. Karena alasan ini, penting untuk mencatat dan melaporkan setiap efek samping obat-obatan yang dikonsumsi kepada dokter. Jika dirasa perlu, dokter mungkin akan menyarankan penyesuaian dosis obat atau kombinasi obat-obatan.

7. Kebiasaan buruk

Masalah pada area pribadi juga bisa menjadi sinyal adanya sesuatu yang salah pada gaya hidupmu. Misalnya, terlalu banyak mengonsumsi tembakau dan alkohol.

Mengutip Men's Health, tembakau telah terbukti menurunkan jumlah oksida nitrat dalam tubuh, neurotransmiter yang memicu gairah dan ereksi. Di sisi lain, penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat menyebabkan libido tumpul, disfungsi ereksi, dan kerusakan saraf permanen. Kabar baiknya, sensasi akan kembali normal beberapa bulan setelah berhenti mengonsumsi alkohol atau tembakau.

Temui dokter jika kamu mengalami mati rasa pada penis, terutama jika itu memengaruhi kehidupan seks. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan dan menyarankan perawatan yang paling sesuai dengan kondisimu. Kabar baiknya, mengatasi masalah pada penis dapat mengembalikan sensasi menjadi normal.

Baca Juga: 7 Posisi Seks yang Minim Rasa Sakit bagi Perempuan, Lebih Nyaman!

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya