ilustrasi sperma (freepik.com/freepik)
Sebuah studi dalam jurnal Fertility & Sterility mencoba menganalisis gaya hidup dari hampir 700 pasangan. Pengamatan tersebut dilakukan selama 1 tahun guna mengetahui bagaimana dampak tidur terhadap kualitas sperma.
Hasilnya, laki-laki yang tidur kurang dari 6 jam, berpotensi menurunkan kemungkinan pembuahan hingga 31 persen. Angka tersebut jelas berbeda dibandingkan dengan laki-laki yang mendapatkan tidur cukup, sekitar 7-8 jam semalam.
Sementara itu, mereka yang tidur lebih dari 9 jam semalam memiliki kemungkinan 49 persen lebih kecil untuk membuahi pasangan. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidur cukuplah yang bagus untuk menjaga kualitas sperma.
Dalam penelitian tersebut, kesuburan laki-laki diukur bukan berdasar dari jumlah sperma maupun kemampuannya dalam berenang. Namun, menyandarkan pada kemampuan sperma untuk membuahi sel telur yang dapat mengakibatkan kehamilan.
Lauren Wise, Sc.D., profesor epidemiologi di Universitas Boston dalam Men's Health menjelaskan bagaimana tidur bisa memengaruhi sperma. Menurutnya, durasi tidur yang pendek dapat mengurangi pelepasan testosteron yang mana hormon ini berperan penting dalam produksi sperma.
Faktanya, laki-laki dalam penelitian yang mengalami masalah dengan tidurnya, berpotensi menurunkan kehamilan hingga 28 persen. Meski begitu, bisa jadi responden tersebut dalam kondisi atau punya kebiasaan yang dapat menurunkan kualitas sperma, seperti merokok atau minum alkohol.
Oleh karena kurang tidur memengaruhi kualitas sperma, usahakan memperbaiki jam tidur setidaknya 3 bulan sebelum menjalani program hamil. Alasannya, sperma membutuhkan 72 hari untuk matang alias sehat kembali. Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan kualitas sperma yang baik saat waktunya tiba.