Manfaat Jongkok Setelah Berhubungan, Bisa Cegah Kehamilan?

Mitos dan informasi berbasis ‘katanya’ tentang seks masih malang-melintang. Termasuk keyakinan adanya manfaat jongkok setelah berhubungan seks. Konon, gravitasi membantu sperma keluar dari vagina sehingga tidak terjadi kehamilan.
Lantas, apakah benar jongkok bisa menjadi kontrasepsi alami untuk mencegah terjadinya pembuahan? Yuk, cek faktanya di sini!
Sperma dan ejakulasi
Sperma merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang luar biasa. Sperma bisa berenang mencapai sel telur, lalu bersama-sama akan membentuk kehidupan baru di dalam rahim perempuan.
Tubuh laki-laki memproduksi sel ini di dalam organ bernama testis. Ketika sudah ‘matang’, sel sperma akan dikeluarkan melalui proses bernama ejakulasi.
Pada waktu tersebut, tak hanya satu sperma yang keluar, melainka jutaan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, laki-laki bisa mengeluarkan sekitar 23 hingga 928 juta sperma dalam sekali ejakulasi. Jutaan sperma tersebut berkompetisi untuk melewati berbagai rintangan agar bisa sampai ke sel telur.
Dalam prosesnya mencapai sel telur, sperma membutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga 12 jam, tergantung pada kekuatan sperma itu sendiri. Ketika ejakulasi, sperma terdorong masuk ke vagina dan naik menuju serviks dengan kecepatan rata-rata 10 mil per jam atau setara 16 km per jam, melansir Baby Centre.
Secara keseluruhan, sperma perlu melakukan perjalanan sekitar 18 cm. Arena berenang sperma terhitung dari leher rahim, lantas melewati rahim, hingga akhirnya sampai ke saluran tuba.
Sperma memiliki masa hidup yang cukup panjang saat berada di dalam tubuh perempuan. Begitu dikeluarkan ketika ejakulasi, sperma bisa bertahan hingga 5 hari. Inilah alasan mengapa bisa terjadi kehamilan bahkan sebelum perempuan mengalami ovulasi.
Sperma dan air mani
Tidak sedikit yang menyamakan sperma dan air mani. Padahal, sperma dan air mani merupakan entitas yang berbeda, tetapi saling berhubungan satu sama lain.
Sederhananya, air mani merupakan cairan yang keluar dari penis. Sementara sperma merupakan sel reproduksi yang ada di dalam air mani. Saat terangsang, sperma bercampur dengan sekresi tubuh untuk membuat air mani, kemudian dikeluarkan bersama saat ejakulasi.
Air mani bukan tanpa manfaat, lho! Cairan ini mengandung banyak sekresi tubuh untuk membantu sperma bertahan hidup di luar testis. Dalam hal ini, air mani termasuk cairan prostat untuk menetralkan keasaman vagina dan cairan bulbouretral yang bisa digunakan sebagai pelumas penis, melansir Healthline.
Setelah ejakulasi, cairan mani tersimpan di vagina dekat dengan leher rahim, tetapi bisa berbeda tergantung posisi. Selanjutnya, sperma yang kuat akan berenang menuju sel telur. Sementara yang ‘tidak sanggup’ melewati tantangan tetap terperangkap di air mani dan keluar dari vagina begitu saja.
Manfaat jongkok setelah berhubungan
Mitosnya, jongkok dianggap sebagai salah satu upaya mengeluarkan air mani dari vagina. Dengan bantuan gaya gravitasi, cairan ejakulasi yang sudah masuk ke vagina akan kembali keluar dan menetes. Dengan begitu, tidak ada sperma yang meraih sel telur dan tidak terjadi pembuahan.
Pendapat ini tentu menuai pro kontra. Medical News Today menyebutkan, tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah dapat mengeluarkan sperma dan menghindari kehamilan, termasuk jongkok.
Pasalnya, proses pembuahan hanya membutuhkan satu dari ratusan juta sperma yang dikeluarkan ketika ejakulasi. Mempertimbangkan kecepatan sperma dikeluarkan, kemampuan berenang, dan kekuatan sperma dapat memengaruhi potensi keberhasilannya mencapai sel telur.
Memang, beberapa cairan mungkin keluar dari vagina dalam hitungan menit atau jam setelah hubungan seksual. Terlebih ketika memosisikan diri dengan berjongkok. Cairan tersebut bisa jadi mengandung sperma, tetapi sebagian besar justru campuran protein dan vitamin dari ejakulasi.
Walaupun demikian, bisa jadi itu hanya jutaan sperma yang tidak cukup kuat. Sementara itu, satu sperma yang terkuat sudah mencapai sel telur atau tetap berada di dalam tubuh perempuan. Mengingat kemampuan bertahannya hingga 5 hari, sperma sangat mungkin dapat membuahi sel telur meski sudah ada cairan lain yang keluar dari vagina.
Cara mencegah kehamilan secara darurat
Bagaimana jika ejakulasi di dalam, tetapi tidak menghendaki kehamilan? Kamu dan pasangan bisa mencoba jongkok untuk mengeluarkan sisa cairan. Namun, itu saja tidak cukup efektif.
Jika memungkinkan, segera hubungi dokter untuk menentukan kontrasepsi darurat. Misalnya, pemasangan IUD yang efektif mencegah kehamilan bahkan 5 hari setelah seks terjadi.
Di luar itu, pil KB darurat bisa jadi opsi. Kontrasepsi ini efektif mencegah terjadinya ovulasi atau produksi sel telur pada perempuan. Dengan ketentuan jika diminum dalam kurun 72 jam.
Meski demikian, pil ini mungkin tidak efektif jika tubuh sudah mengalami ovulasi. Beberapa produk pun bisa saja membutuhkan resep. Tanyakan pada petugas medis atau apoteker terkait ketentuan penggunaannya, ya.
Pastikan untuk selalu menggunakan kondom sebagai pelindung fisik paling mudah untuk mencegah kehamilan. Kondom berkualitas baik dengan penggunaan tepat akan membantu menghindarkan sperma masuk ke vagina.
Manfaat jongkok setelah berhubungan mungkin belum terbukti secara ilmiah. Kamu boleh mencobanya, tetapi jangan mengandalkan jongkok sebagai satu-satunya cara mencegah kehamilan, ya!