Jurnal Gynecological & Endocrinology menyebutkan, salah satu pengobatan efektif untuk necrozoospermia yakni ekstraksi sperma testis atau epididimis dengan ICSI (TESE-ICSI). Dalam prosedur ini, pasien akan diberikan anestesi lokal untuk membuat testis mati rasa.
Selanjutnya, jarum dimasukkan dan sampel jaringan testis dibiopsi atau diekstraksi. Hal ini dapat dilakukan karena meskipun sperma mati saat ejakulasi, tetap ada beberapa yang hidup dan belum matang dalam testis.
Sel sperma yang belum matang ini akan dibiakkan di laboratorium klinik kesuburan. Sperma tidak dapat menembus dan membuahi sel telur sendiri, maka IVF dengan ICSI diperlukan. Sel sperma yang belum matang tersebut disuntikkan langsung ke sel telur.
Perawatan lain yang juga umum dilakukan yakni mengobati infeksi. Misalnya, jika ada infeksi, maka antibiotik dapat diresepkan. Jika necrozoospermia disebabkan oleh penyalahgunaan obat, maka pengobatan kecanduan obat dapat dianjurkan.
Perawatan yang kurang umum yakni ejakulasi berulang bagi yang mengalami cedera tulang belakang. Perawatan ini disebut elektroejakulasi yang melibatkan penggunaan kejutan listrik untuk memaksa ejakulasi untuk pengambilan air mani.
Penyebab sperma mati dan cara mengobatinya memang tidak selalu menyebabkan infertilitas. Untuk itu, kamu bisa berkonsultasi kepada dokter guna menemukan perawatan dan pengobatan terbaik.