5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!

Bisa jadi pertimbangan sebelum pakai

Pernah mendengar spermisida? Selain terkandung dalam pelumas tertentu, kamu juga bisa mendapatkannya secara bebas di apotek, lho. Spermisida adalah kontrasepsi yang bekerja dengan menghalangi pergerakan sperma.

Kontrasepsi ini mudah dijumpai. Sayangnya, ada efek samping spermisida yang patut dipertimbangkan sebelum menggunakannya. Pastikan kamu tahu, ya!

Apa itu spermisida?

Spermisida merupakan bentuk kontrasepsi non hormonal dari bahan kimia. Kandungan utama dari spermisida biasanya adalah nonoxynol-9. Kamu bisa mendapatkan spermisida di apotek terdekat, karena merupakan produk over the counter (OTC) atau dijual bebas dan bisa dibeli tanpa resep dokter.

Kontrasepsi spermisida tersedia dalam berbagai bentuk. Mulai dari krim, gel, suppositoria, dan tablet. Beberapa kondom dan pelumas juga mengandung spermisida, sehingga membantu mengurangi risiko pembuahan.

Bagaimana spermisida bekerja?

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi sperma (unsplash.com/deon black)

Akhiran ‘cide’ pada spermicide merujuk pada bahasa Latin yang berarti ‘membunuh’, melansir Planned Parenthood. Meski demikian, cara kerja spermisida gak sepenuhnya dengan membunuh sperma. 

Beberapa produk bereaksi dengan menghalangi sperma melewati mulut rahim. Sementara, ada juga yang menghalangi pergerakan sperma. Dengan kedua cara tersebut, sperma gak bisa mencapai sel telur untuk melakukan pembuahan. 

Cara menggunakan spermisida pun bervariasi, tergantung jenis produknya. Namun, secara umum spermisida akan dimasukkan ke vagina hingga ke bagian dekat mulut rahim. Beberapa digunakan dengan aplikator, sementara ada juga yang cukup menggunakan jari.

Waktu pengaplikasian merupakan hal penting yang patut diperhatikan, jika berniat menggunakan spermisida. Beberapa produk membutuhkan setidaknya 15 menit untuk menjadi efektif, pun ada yang membutuhkan waktu lebih lama. Untuk itu, baca ketentuan pada kemasan, ya.

Baca Juga: 5 Cara Mengenalkan Alat Kontrasepsi pada Remaja, Penting Dilakukan!

Efek samping spermisida

Spermisida memang mudah digunakan. Selain itu, kamu bisa mendapatkannya tanpa resep sekalipun. Kontrasepsi jenis ini juga gak memengaruhi siklus menstruasi, layaknya pil KB ataupun kontrasepsi suntik. Bahkan saat penetrasi, spermisida dapat bertindak sebagai pelumas tambahan, melansir myDr.

Di sisi lain, spermisida memiliki efek samping yang patut kamu pertimbangkan. Sebelum mulai menggunakannya, ketahui dulu efek samping spermisida yang mungkin timbul.

1. Risiko kehamilan

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi testpack (Pexels.com/Rodnae Productions)

Lho, katanya kontrasepsi, kok masih ada risiko kehamilan? Dilansir Middle Sex Health, 28 dari 100 perempuan yang mengandalkan spermisida sebagai satu-satunya birth control, akhirnya tetap mengalami kehamilan. Dengan kata lain, spermisida kurang efektif jika digunakan tanpa pelindung tambahan.

Agar benar-benar aman dari kurang efektifnya spermisida, dianjurkan untuk tetap menggunakan kontrasepsi tambahan. Termasuk mengenakan kondom ketika seks penetrasi. Langkah ini dapat membantu mengurangi risiko kehamilan yang gak direncanakan.

2. Potensi penularan penyakit menular seksual

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi pita HIV (pexels.com/anna shvets)

Bisa dibilang, kondom sebagai pelindung fisik adalah bentuk kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual. Sebab, kondom bisa menghalangi pertukaran cairan. Sementara itu, spermisida gak demikian.

Dengan gak adanya pelindung fisik, maka gak ada penghalang cairan saling bertukar selama seks. Nah, salah satu bentuk efek samping spermisida ini yakni kamu tetap berpotensi mengalami penularan penyakit menular seksual, seperti gonore atau HIV. 

3. Bercinta menjadi terjeda

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi seks terjeda (pexels.com/cottonbro)

Spermisida harus diaplikasikan saat akan melakukan seks penetrasi. Jika kamu berhubungan seks beberapa kali dalam sehari, maka perlu menggunakan spermisida tiap sesinya.

Selain itu, kamu harus memperhatikan penggunaan sesuai anjuran produknya. Misalnya, kamu perlu menunggu beberapa menit hingga produk bekerja dengan optimal. 

4. Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi infeksi saluran kemih (freepik.com/chajamp)

Dilansir WebMD, spermisida dalam konsentrasi rendah tampaknya bisa menjadi masalah. Sebab, spermisida bukan hanya membunuh sperma, tetapi juga  bakteri baik yang ada di vagina. Berkurangnya bakteri baik, berarti dapat meningkatkan jumlah bakteri merugikan.

Nah, bakteri yang telah membentuk koloni ini lantas menciptakan infeksi, termasuk infeksi saluran kemih. Akibatnya, kamu mungkin mengalami urine berubah warna menjadi lebih keruh hingga berdarah, peningkatan frekuensi buang air, dan nyeri di kandung kemih.

5. Reaksi alergi

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi reaksi alergi (freepik.com/Freepik)

Layaknya produk lain, spermisida juga mengandung bahan yang dapat menyebabkan alergi. Dilansir Mayoclinic, efek samping spermisida ini bisa dialami baik oleh perempuan maupun laki-laki. Gejalanya yakni ruam kulit, kemerahan, iritasi, atau gatal-gatal yang gak hilang dalam waktu singkat.

Jika kamu mengalami indikasi alergi, sebaiknya segera dapatkan bantuan medis. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui penanganan yang tepat.

6. Iritasi dan keputihan

5 Efek Samping Spermisida sebagai Kontrasepsi, Wajib Tahu!ilustrasi keputihan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Vagina memiliki kandungan bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan sistem reproduksi. Nah, pengaplikasian spermisida dapat mengganggu keseimbangan pH dan bakteri yang ada di dalam vagina. 

Akibatnya, kamu bisa saja mengalami gangguan, seperti iritasi dan keputihan yang gak wajar. Beberapa gejala lain yang mungkin muncul yakni aroma gak sedap dan vagina kering.

Catatan saat menggunakan spermisida

Apabila kamu memilih spermisida sebagai kontrasepsi, pastikan menggunakannya bersamaan dengan alat pelindung fisik, ya. Hal ini penting guna menghindari efek samping spermisida yang gak membantu mencegah penyakit menular seksual.

Selain itu, pastikan membiarkan spermisida berada di dalam vagina, setidaknya enam sampai delapan jam. Lalu, hindari membilas atau douching vagina dalam waktu tersebut demi efektivitas spermisida. Ini dilakukan, karena sperma sendiri membutuhkan waktu setidaknya 30 hingga 45 untuk bisa mencapai telur, melansir Nova IVF Fertility.

Efek samping spermisida ini sebetulnya memungkinkan untuk dihindari. Di samping itu, agar produknya efektif, pastikan untuk selalu membaca ketentuan dan cara pakai spermisida yang tepat, ya!

Baca Juga: 7 Macam-Macam Alat Kontrasepsi dan Efek Sampingnya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya