Orgasme Kering pada Laki-Laki, Apakah Normal?

Beda dengan orgasme retrograde, lho!

Orgasme pada laki-laki kerap terjadi bersamaan dengan ejakulasi atau ketika air mani mani dari penis. Namun, ada juga kejadian di mana penis tidak mengeluarkan cairan padahal sudah mencapai klimaks. Kondisi ini disebut sebagai dry orgasm alias orgasme kering.

Berbeda dengan orgasme biasa, orgasme kering umumnya terjadi karena beberapa faktor. Berikut penjelasan seputar orgasme kering alias klimaks tanpa ejakulasi pada laki-laki.

Apa itu orgasme kering?

Orgasme kering atau orgasme anejakulasi ialah orgasme tanpa mengeluarkan air mani. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, cairan semen tidak keluar layaknya ejakulasi biasa.

Kondisi ini umumnya berlangsung sementara, meski bisa juga permanen. Namun, menurut Medical News Today, dry orgasm bukanlah masalah kesehatan. Alih-alih demikian, masalah kesehatan tertentu bisa mengakibatkan terjadinya orgasme kering.

Penyebab orgasme kering

Sebagian besar penelitian yang mengangkat topik dry orgasm menemukan bahwa kondisi ini banyak terjadi setelah pengangkatan prostat atau kandung kemih, melansir Healthline.

Meski demikian, beberapa hal lain berikut ini juga dapat menjadi penyebab orgasme kering:

  • Kerusakan saraf karena diabetes dan multiple sclerosis atau cedera tulang belakang
  • Konsumsi obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, pembesaran prostat, atau gangguan mood
  • Saluran sperma tersumbat
  • Defisiensi testosteron
  • Kelainan reproduksi genetik
  • Operasi laser prostat dan prosedur lain untuk mengobati pembesaran prostat
  • Radioterapi untuk mengobati kanker prostat
  • Operasi untuk mengobati kanker testis

Stres dan tekanan pikiran juga dapat memicu orgasme kering. Hal ini umumnya terjadi situasional dan bersifat sementara. 

Apakah orgasme kering sama dengan ejakulasi retrograde?

Orgasme Kering pada Laki-Laki, Apakah Normal?ilustrasi ejakulasi saat orgasme (pexels.com/deon black)

Orgasme kering tidak sama dengan ejakulasi retrograde. Ejakulasi retrograde umumnya terjadi ketika leher kandung kemih tidak dapat menutup saat orgasme. Mengingat bahwa kandung kemih tidak dapat menghentikan aliran balik, memungkinkan air mani akan mengalir kembali ke kandung kemih.

Laki-laki yang mengalami ejakulasi retrograde mungkin tidak akan atau hanya mengeluarkan sedikit air mani saat mencapai klimaks. Namun, urine yang keluar setelah berhubungan seks keruh akibat air mani.

Sementara itu, orgasme kering tidak mengeluarkan cairan mani sama sekali. Meski bisa saja karena ejakulasi retrograde, tetapi keduanya tidak sama.

Baca Juga: 6 Cara Menunda Orgasme Saat Bercinta, Tahan Lama di Ranjang

Diagnosis orgasme kering

Untuk mendeteksi kondisi orgasme kering, kamu bisa menjadwalkan janji temu dengan dokter. Nantinya, dokter akan menanyakan secara detail aktivitas seks dan penggunaan obat atau prosedur medis yang baru dijalani.

Dokter juga akan memeriksa adanya air mani pada urine. Kamu mungkin diminta melakukan masturbasi dan menampung buang air kecil setelahnya 

Jika dokter menemukan banyak sperma di urine, maka diagnosisnya bisa jadi ejakulasi retrograde. Akan tetapi, apabila mereka tidak menemukan sperma dalam urine, kemungkinan besar akan didiagnosis orgasme kering.

Pengobatan orgasme kering

Orgasme Kering pada Laki-Laki, Apakah Normal?ilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Seseorang yang mengalami dry orgasm bisa tetap menikmati aktivitas seksual, kok.Sejumlah testimoni dalam Cosmopolitan mengungkapkan bahwa individu dengan orgasme kering tidak kehilangan hasrat bercintanya.

Tidak banyak dampak medis yang terjadi akibat orgasme kering. Namun, jika kamu mengkhawatirkannya, dokter akan menganalisis penyebab dan memberikan rekomendasi perawatan maupun pengobatannya.

Misalnya, ketika orgasme kering terjadi akibat konsumsi obat tertentu, maka dokter dapat menyarankan untuk menghentikan obat tersebut atau menggantinya dengan yang lain. Kasus lainnya, apabila orgasme kering karena terjadi karena stres atau tekanan situasional, maka ada baiknya untuk menemui konselor. 

Lain halnya jika orgasme kering disebabkan oleh ejakulasi retrograde. Dokter dapat meresepkan sejumlah obat yang membantu menjaga otot kemih agar tetap tertutup. Obat yang diresepnya umumnya seperti:

  • Bromfeniramin
  • Imipramin (Tofranil)
  • Klorfeniramin (Klor-Trimeton)
  • Efedrin (Akovaz)
  • Fenilefrin hidroklorida (Vazculep)

Risiko orgasme kering

Dalam kebanyakan kasus, dry orgasm tidak berbahaya, melansir St. Clair Health. Meski demikian, orgasme kering mungkin dapat memengaruhi kemampuan dalam memiliki keturunan. Sebab, tanpa ejakulasi tentu tidak ada proses pertemuan sperma dengan sel telur.

Risiko tersebut berpotensi rendah apabila orgasme kering hanya terjadi sesekali. Jika begitu, dokter bisa menyarankan penggunaan alat bantu seksual untuk meningkatkan rangsangan. Dengan begitu, dapat mendorong fungsi seksual, terutama ejakulasi.

Apabila orgasme kering menyebabkan kesulitan pembuahan, dokter mungkin menyarankan elektroejakulasi untuk mendapatkan sampel air mani. Upaya lainny, bisa dengan mengekstrak sperma langsung dari testis. Keduanya dilakukan untuk mengumpulkan sperma guna pelaksanaan inseminasi buatan.

Dry orgasm atau orgasme kering tidak selalu berbahaya, kok, Guys! Namun, jika merasa perlu untuk tahu lebih lanjut, jangan ragu menanyakan kepada ahli medis agar mendapatkan penanganan dan perawatan yang kamu butuhkan.

Baca Juga: Apa Itu Orgasme? Berikut Fakta Menarik dan Manfaatnya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya