8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Selain Penyakit Kelamin

Dari amnesia hingga bikin sedih setelah berhubungan seks

Selain bermanfaat terhadap kesehatan, seks juga memengaruhi kondisi medis seseorang. Berbagai penyakit yang dipicu oleh hubungan seksual telah diidentifikasi dengan berbagai gejala dan pengobatan.

Namun, selain penyakit menular seksual, ada beberapa penyakit "tak biasa" lain yang bisa muncul setelah melakukan seks dengan pasangan, lo! Apa saja itu, dan apakah berbahaya? Simak agar kamu bisa mewaspadainya!

1. Transient global amnesia

Transient global amnesia adalah kehilangan ingatan sementara yang tidak terkait dengan kondisi neurologis. Kasus ini pernah dialami oleh perempuan di Washington, D.C., Amerika Serikat (AS) satu jam setelah ia berhubungan seks dengan suaminya. Kejadian itu tercatat menjadi salah satu kasus amnesia yang berkisar 23–32 dari 100.000 orang per tahun di negara tersebut (The Journal of Emergency Medicine, 2011).

Diketahui bahwa seks bukan faktor tunggal penyebab kejadian amnesia, juga dapat dipicu oleh aktivitas fisik yang berat. Memori yang hilang umumnya akan kembali lagi dalam kurun waktu beberapa jam. 

2. Sakit kepala karena orgasme

8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Selain Penyakit Kelaminilustrasi laki-laki sakit kepala (pexels.com/Usman Yousuf)

Berdasarkan keterangan dari National Headache Foundation, ada dua jenis sakit kepala yang berkaitan dengan aktivitas seksual, yaitu:

  • Sakit kepala beraktivitas: Gairah seksual menyebabkan kontraksi otot di kepala dan leher yang mengakibatkan sakit kepala. Sebagian besar sakit kepala ini bersifat ringan dan paling sering dikaitkan dengan pasien yang rentan terhadap migrain.
  • Sakit kepala orgasme: Sakit kepala vaskular yang sangat intens dan parah, kerap terjadi tepat sebelum orgasme. Dalam beberapa kasus, sakit kepala merupakan respons terhadap peningkatan tekanan darah akibat melebarnya pembuluh darah. Sakit kepala yang terjadi dengan orgasme dapat menjadi gejala pendarahan otak, stroke, atau tumor. Sakit kepala orgasme lebih sering terjadi pada laki-laki dan biasanya menyerang penderita migrain.

3. Postcoital dysphoria, yaitu kesedihan setelah berhubungan seks

Sebuah survei menunjukkan bahwa 32,9 persen dari 222 perempuan merasa tertekan setelah melakukan seks yang menyenangkan dengan pasangan (The International Journal of Sexual Health, 2011). Perasaan negatif yang timbul itu disebut oleh peneliti sebagai postcoital dysphoria, dan itu memengaruhi 10 persen perempuan secara berturut-turut. 

Postcoital dysphoria ditandai dengan perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung atau gelisah. Emosi tersebut juga dapat dikaitkan dengan perasaan tidak setara dalam hubungan atau ada masalah dengan pasangan. Pada laki-laki yang mengalami ini, mereka melaporkan tidak bahagia dan memiliki energi yang rendah. 

Baca Juga: Sedih setelah Berhubungan Seks? Mungkin itu Postcoital Dysphoria

4. Alergi air mani

8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Selain Penyakit Kelaminilustrasi air mani (unsplash.com/deonblack)

Penelitian mengungkap sebanyak 40.000 perempuan di AS diyakini memiliki alergi terhadap air mani (Mount Sinai Journal of Medicine, 2011). Kondisi ini disebabkan oleh air mani yang mengubah keseimbangan pH vagina, sehingga mengakibatkan iritasi, lendir serviks, gatal-gatal, dan pembengkakan. 

Upaya terbaik untuk mencegah dan mengurangi gejala alergi air mani adalah dengan menggunakan kondom setiap berhubungan seks, meskipun ini berarti bahwa perempuan tersebut akan mengalami kesulitan hamil karena ketidakmampuan melakukan hubungan seks tanpa kondom.

5. Sindrom penyakit pasca orgasme

Penyakit yang dipicu oleh hubungan seksual selanjutnya adalah post-orgasmic illness syndrome (POIS) atau sindrom penyakit pasca orgasme. Beberapa keluhan yang muncul antara lain gejala seperti flu, demam, nyeri otot atau persendian, kelelahan atau masalah konsentrasi setelah melakukan seks. 

Kondisi ini pertama kali diidentifkasi pada tahun 2002 yang cenderung memengaruhi laki-laki tepat setelah ejakulasi. Studi menemukan indikasi bahwa POIS pada pria dipicu oleh reaksi autoimun terhadap cairan maninya sendiri (Translational Andrology and Urology, 2016).

6. Infeksi saluran kemih

8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Selain Penyakit Kelaminilustrasi infeksi saluran kemih atau ISK (freepik.com/wayhomestudio)

Seperti yang telah banyak diketahui, aktivitas seksual meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK) yang disebabkan oleh perpindahan bakteri yang tertinggal di saluran kemih dari penetrasi. 

Gejala yang sering dialami termasuk sering buang air kecil bahkan setelah mengosongkan kandung kemih, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan tekanan di perut bagian bawah.

Perempuan berisiko terinfeksi ISK hingga 30 kali lipat dibanding laki-laki (Singapore Medical Journal, 2016). Salah satu upaya untuk meminimalkan risiko ISK adalah segera buang air kecil setelah berhubungan seks.

7. Infeksi jamur

Tubuh manusia memproduksi ragi (jamur) alami. Namun, jika tingkat ragi itu di luar kendali, maka ini bisa memicu masalah infeksi jamur. Pada perempuan, infeksi jamur dipicu oleh perubahan pH vagina karena terpapar oleh air mani sewaktu penis ejakulasi di dalam ataupun karena penggunakan pelumas seks.

Infeksi jamur bukan penyakit menular seksual, tetapi memiliki beberapa gejala yang mirip, seperti gatal, iritasi, seks yang menyakitkan, dan keluarnya cairan kental dari vagina. Hal ini tentu sangat mengganggu kenyamanan. Kabar baiknya, kondisi ini bisa dengan mudah diobati oleh dokter.

8. Vaginosis bakterialis

8 Penyakit yang Dipicu oleh Hubungan Seksual, Selain Penyakit Kelaminilustrasi vagina (pexels.com/@Dainis_Graveris)

Pada dasarnya vagina dipenuhi oleh bakteri baik dan bakteri jahat. Keberadaan bakteri baik akan membantu mengendalikan bakteri jahat. Namun, bila keseimbangan antara kedua bakteri ini terganggu, maka ada kemungkinan perempuan mengalami vaginosis bakterialis

Penyakit yang dipicu oleh hubungan seksual tersebut memiliki gejala seperti keputihan berwarna putih atau abu-abu, keputihan berbau busuk atau menyengat, bau vagina yang kuat, muncul bau amis setelah berhubungan seks, gatal, dan buang air kecil yang menyakitkan.

Risiko vaginosis bakterialis bisa diperkecil dengan tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom, menghindari douching, menjaga kebersihan, dan mengenakan pakaian dalam yang nyaman. 

Masing-masing penyakit yang dipicu oleh hubungan seksual memiliki gejala khusus yang bisa diwaspadai agar bisa ditangani lebih cepat. Perawatan dan prosedur penanganan medis juga tersedia oleh dokter.

Apabila kamu mengalami gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jangan ragu untuk menemui dokter, ya, agar bisa dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 7 Penyebab Pendarahan saat atau sesudah Berhubungan Seks

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya