Seks Bebas: Pro dan Kontra dari Tinjauan Kesehatan 

Keputusanmu bisa memengaruhi masa depan

Tidak bisa dimungkiri, aktivitas seksual adalah salah satu kebutuhan biologis bagi orang dewasa. Praktik seks yang menjadi sarana pasangan dalam mengekspreksikan hasrat seksual juga memiliki manfaat dan risiko tersendiri bagi kesehatan. 

Termasuk aktivitas intim yang dilakukan di luar nikah atau awam menyebutnya seks bebas, pun membawa berbagai konsekuensi. Meskipun membicarakan urusan ranjang dalam konteks hubungan non-resmi seolah tabu dan dihindari, tetapi menutup ruang diskusi bukanlah langkah bijak dalam upaya edukasi seks.

Untuk itu, artikel ini berusaha memberikan tinjauan dari sisi kesehatan dan aspek terkait lainnya mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan dari praktik seks bebas. Simak terus sampai akhir, ya!

1. Arti seks bebas

Merujuk Verywell Mind, seks bebas atau seks kasual (casual sex) bisa didefinisikan dalam berbagai cara dan dapat memiliki arti yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda pula. Namun, pada umumnya seks bebas diartikan sebagai seks konsensual yang terjadi di luar hubungan dengan komitmen, seperti pernikahan. 

Tergantung situasinya, istilah yang biasa digunakan untuk menggantikan seks bebas adalah "cinta satu malam", atau bahkan akhir-akhir ini juga dipopulerkan dengan jenis hubungan bernama "friends with benefits" yang mengakomodasi seks di dalamnya. 

Seks bebas bisa terjadi hanya sekali atau secara reguler dengan ragam pasangan. Baik direncanakan ataupun terjadi secara spontan, pada dasarnya seks bebas disebut sebagai cara untuk memiliki keintiman fisik seks di luar aspek emosional atau praktis dalam hubungan romantis atau berkomitmen. 

2. Alasan orang melakukan seks bebas

Seks Bebas: Pro dan Kontra dari Tinjauan Kesehatan ilustrasi pasangan berhubungan intim (unsplash.com/We-Vibe Toys)

Ada banyak alasan mengapa seseorang tertarik melakukan seks bebas. Studi dalam jurnal Evolutionary Psychological Science tahun 2015 memetakan empat alasan dasar keterlibatan orang dalam seks bebas, di antaranya:   

  • Faktor fisik: Terdiri dari alasan-alasan terkait dengan pelepasan ketegangan untuk mengurangi stres, mendapat kesenangan, penampilan fisik pasangan, dan pengalaman dalam keterampilan seksual.
  • Faktor pencapaian: Berkaitan dengan alasan yang ingin mencapai tujuan seperti menerima pengakuan, perbandingan dengan teman sebaya dan reputasi sosial, keinginan untuk menyakiti seseorang melalui balas dendam, dan keinginan untuk memperoleh keuntungan. 
  • Faktor emosional: Terdiri dari alasan yang berkaitan dengan mempertahankan dan meningkatkan keterikatan dengan pasangan, serta alasan yang terkait dengan pengekspresian komunikasi ke pasangan.
  • Faktor ketidakamanan: Terdiri dari alasan yang terkait dengan  kepercayaan diri dan kekuasaan. Seperti perasaan yang merasa wajib sebagai tugas atau dilakukan karena dari paksaan pasangan, serta seks yang dilakukan untuk mencegah kehilangan pasangan.

Baca Juga: 5 Tanda Remaja yang Terlibat dalam Urusan Seks Bebas, Patut Waspada!

3. Potensi manfaat dan risiko

Studi yang mengulas respons emosional individu dari aktivitas seks bebas dalam The Journal of Sex Research tahun 2020 menyimpulkan bahwa pengalaman seks bebas cenderung memberikan dampak emosional yang positif dibanding negatif.

Manfaat potensial yang tercatat dalam penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Sexual Health tahun 2016 adalah seperti: kenikmatan seksual, bersenang-senang, meningkatkan harga diri, dan menghindari hubungan. 

Sementara itu, dampak negatif dari seks bebas dalam aspek emosional ditunjukkan oleh sebuah laporan dalam jurnal Evoulutionary Psychology tahun 2016, yang mana perempuan lebih menyesal melakukan seks bebas dibanding laki-laki.

Penelitian lainnya dalam jurnal Personality and Individual Differences tahun 2018 menjelaskan bahwa perempuan cenderung menyesali seks bebas karena merasa tertekan untuk melakukan seks, tidak menikmati aktivitas seksual, serta khawatir dengan hasil negatif setelah seks. 

Seperti yang diketahui, ada risiko yang mencolok dari seks bebas, terutama jika praktiknya tidak aman. Misalnya kehamilan yang tidak direncanakan, penularan penyakit menular seksual, dan kekerasan seksual. 

Keuntungan atau kerugian dari seks bebas relatif terhadap situasi yang bersangkutan. Aktivitas seks yang dilakukan atas dasar suka sama suka bisa saja membawa dampak yang mengejutkan jika tidak siap menghadapinya. 

4. Keyakinan dan stereotip

Seks Bebas: Pro dan Kontra dari Tinjauan Kesehatan ilustrasi pasangan (pexels.com/@jonathanborba)

Terdapat berbagai keyakinan dan stereotip seputar seks bebas, yang mana variasinya tergantung budaya dan latar belakang ideologi masing-masing. Ada prasangka, sejarah, dan agama terhadap seks bebas terutama bagi perempuan. Seks dalam beberapa tradisi dianggap pantas untuk fungsi reproduksi atau kesenangan dalam pernikahan dan dinilai tabu ketika dilanggar. 

Beberapa kelompok memberikan stigma sosial terhadap praktik seks bebas, sementara kelompok yang lain mungkin lebih menerima. Setiap orang harus mempertimbangkan perasaan negatif yang harus dirasakan atau dihadapi sebelum memutuskan untuk melakukan seks bebas. Apakah keputusan yang akan diambil sesuai dengan keyakinan yang dimiliki, dan seberapa besar kemungkinan untuk merasa senang dengan pengalaman sebelum, selama, serta sesudah melakukan seks juga penting untuk dipertimbangkan.

5. Dampak seks bebas terhadap kesehatan mental

Terkadang, seks bebas ada dalam dinamika kekuatan yang tidak seimbang yang membuat salah satu pihak menginginkan jenis komitmen yang lebih sementara yang lain tetap santai. Situasi ini akan lebih mungkin merugikan pihak yang menginginkan lebih. 

Dalam kasus tersebut ada potensi terlukanya harga diri dan mengakibatkan stres, kecemasan, keraguan diri, bahkan depresi. Ini telah terbukti dalam penelitian berjudul "Gender and Casual Sexual Activity From Adolescence to Emerging Adulthood: Social and Life Course Correlates" dalam The Journal of Sex Research tahun 2015. 

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa tekanan dan waswas lebih besar setelah melakukan seks bebas jika pertemukan dilakukan lebih jauh, atau adanya unsur pemaksaan dalam seks.

Mengutip Verywell Mind, bertindak di luar keyakinan yang lebih konservatif tentang seks bebas mungkin terasa menyenangkan bagi sebagian orang. Akan tetapi, pada akhirnya ini bisa mengecewakan atau traumatis bagi sebagian yang lain.

Bagi orang dewasa, keputusan untuk terlibat dalam aktivitas seks bebas sepenuhnya diserahkan ke masing-masing individu. Selain mempertimbangkan faktor kebutuhan seksual, masalah moral, dan risiko kesehatan, ada juga konsekuensi mental yang perlu diperhatikan apakah seks bebas secara emosional sehat dan aman untuk dilakukan. 

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 5 Alasan Pasangan Menolak untuk Melakukan Hubungan Seksual Pranikah

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya