5 Faktor Penentu dari Fetish Seksual Seseorang, Banyak Alasannya!
Ilustrasi berhubungan intim (Unsplash.com/We-Vibe Toys)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fetish merupakan kelainan seksual yang marak terjadi pada orang-orang. Keberadaan fetish memang sering menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, apalagi dengan berbagai ragam yang berbeda.
Tentunya fetish dinilai sebagai suatu bentuk penyimpangan yang bahkan dapat merugikan, hingga membahayakan seseorang. Tak heran apabila persoalan seperti ini kadang kala sering dianggap bentuk kejahatan seksual apabila sudah memakan korban. Namun, tak banyak yang mengetahui beberapa hal berikut ini yang dapat menjadi faktor penentu dari keberadaan fetish.
1. Kepribadian seseorang
Ilustrasi pria sedang marah (Pexels.com/Andrea Piacquadio)Pada dasarnya setiap orang memang memiliki kepribadiannya tersendiri. Ada yang terkesan ekstrovert sehingga mudah untuk bergaul, namun ada pula yang cenderung introvert sehingga cenderung enggan untuk berbaur dengan banyak orang.
Dengan ragam kepribadian seseorang, maka respon yang diberikan mengenal hal-hal berbau seksual juga akan berbeda. Tidak heran bila kepribadian adalah hal paling dasar yang dapat memengaruhi fetish seseorang.
2. Aktivitas seksual yang berhubungan dengan kesehariannya
Ilustrasi pasangan berpose intim (Pexels.com/Ron Lach)Memiliki hasrat seksual sejatinya merupakan hal yang sangat wajar. Tentu saja hal ini dinilai wajar sebab sudah menjadi kebutuhan biologis setiap orang.
Tidak heran bila kemudian keberadaan fetish sering kali dikaitkan dengan aktivitas seksual yang berhubungan dengan kesehariannya. Apabila ia terlalu familier dengan aktivitas seksual yang berisiko, maka hal tersebut akan menarik perhatiannya terus menerus sehingga menjadi sebuah fetish.
Baca Juga: Mengenal Fetish, Pemicu Hasrat Seksual yang Kadang Menyimpang
3. Imajinasi yang berlebihan terhadap suatu objek
Ilustrasi pasangan bercengkrama (Pexels.com/Ketut Subiyanto)Editor’s picks
Fetish kadang kala juga banyak disebabkan dari pikiran dan imajinasi seseorang. Jika imajinasi tersebut terkesan berlebihan pada suatu objek, maka akan dapat memengaruhi fetish seseorang.
Hal ini lah yang kemudian membuat seseorang dapat memiliki fetish tertentu mengenai suatu objek. Oleh sebab itu, jangan sampai memiliki imajinasi berlebihan terhadap suatu objek tertentu.
4. Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan
Ilustrasi orang sedang depresi (Pexels.com/Andrew Neel)Fetish dianggap sebagai salah satu bentuk kelainan seksual yang juga diakibatkan karena sulitnya mengekspresikan perasaan. Seseorang yang memiliki keinginan terhadap sesuatu biasanya cenderung mudah tertutup dan sulit membagikan hal tersebut.
Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan kadang kala menjadi fetish yang kemudian dilakukan dengan keliru. Itulah mengapa kamu harus dapat bersikap terbuka setidaknya pada dirimu sendiri agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.
5. Trauma masa kecil
Ilustrasi seseorang sedang depresi (Pexels.com/Pixabay)Pelecehan yang marak terjadi sering kali tidak pandang bulu terhadap siapapun. Tidak terbatas pada gender tertentu, bahkan anak-anak kecil pun bisa menjadi sasaran utamanya.
Hal inilah yang kemudian akan membayangi masa kecil anak-anak, sehingga tumbuh dengan perasaan yang penuh dengan trauma. Tak heran bila kemudian trauma masa kecil ini sering kali menjadi cikal bakal dari keberadaan fetish saat dewasa.
Tentunya memang fetish sering kali memiliki banyak faktor pencetus, sehingga setiap orang tentu akan berbeda-beda alasan dari fetishnya. Jangan sampai keberadaan fetish justru menimbulkan dampak buruk bagi orang di sekitar, ya!
Baca Juga: 8 Fetish Seksual Pada Manusia, Begini Penjelasan dari Ilmu Psikologi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
