Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Asia Terbaik yang Rilis 2024, Drama Melankolis Masih Dominan

If Only I Could Hibernate (dok. Amygdala Films/If Only I Could Hibernate)

Berkat Park Chan Wook, Hirokazu Koreeda, dan Bong Jon Hoo, sinema Asia dikenal jadi gudangnya film-film psikodrama berkelas. Namun, tetap saja drama melankolis masih jadi magnet dan pasar terbesar di region ini. Sepanjang 2024, film Asia pilihan audiens pun mencerminkan pola yang sama.

Namun, kamu tetap bisa menemukan beberapa film psikodrama, neorealisme, thriller, bahkan horor, kok. Berikut daftar film Asia terbaik yang rilis 2024 yang siap kamu masukkan dalam daftar tonton. Kira-kira siapa yang bakal dapat nominasi Oscar 2025? Mari, simak sambil tebak, yuk!

1. Look Back (2024)

Look Back (dok. Studio DURIAN/Look Back)

Look Back adalah film animasi Jepang karya Tatsuki Fujimoto yang tayang perdana pada Juni 2024 di bioskop. Filmnya fokus pada persahabatan dua remaja perempuan yang disatukan oleh kesamaan minat mereka terhadap manga. Namun, sebuah insiden terjadi dan mengubah segalanya. Look Back adalah anime adaptasi manga laris yang sukses memuaskan penggemarnya. 

2. How to Make Millions Before Grandma Dies (2024)

How to Make Millions Before Grandma Dies (dok. GDH 559/How to Make Millions Before Grandma Dies)

Drama melankolis Asia lain yang banyak dipuji sepanjang 2024 adalah How to Make Millions Before Grandma Dies. Datang dari Thailand, film mengikuti seorang pemuda pekerja serabutan yang memutuskan tinggal bareng neneknya yang didiagnosis mengidap kanker. Tujuannya agar dapat warisan terbanyak. Namun, ia justru dapat pencerahan selama menemani sang nenek pada momen-momen terakhir. 

3. Chime (2024)

Chime (dok. Roadstead/Chime)

Chime mungkin satu-satunya film horor dalam daftar ini. Digarap Kiyoshi Kurosawa yang memang punya spesialisasi dalam genre tersebut, Chime ternyata tak mengecewakan. Meski bertema surealis dan penuh ambiguitas, Kurosawa mampu bikin penontonnya bertahan sampai akhir. Premisnya juga memikat, yakni mengikuti seorang pengajar di sekolah kuliner yang hidupnya dipenuhi keganjilan. Ini terjadi sejak salah satu muridnya bunuh diri di tengah pelajaran. 

4. Caught by the Tides (2024)

Caught by the Tides (dok. New York Film Festival/Caught by the Tides)

Caught by the Tides adalah film terbaru Jia Zhangke yang masih setia mengusung genre neorealis. Ia juga merekrut kolaborator setia sekaligus istrinya sendiri, Zhao Tao, untuk memerankan sang protagonis. Zhao didapuk jadi Qiao Qiao, perempuan yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari kekasihnya yang tak pernah pulang sejak merantau. Selama proses ini, tanpa sadar Qiao Qiao sudah melewati berbagai tantangan hidup sendirian. Seperti biasa, Jia selalu menyertakan komentar sosial dalam karyanya, termasuk gentrifikasi (pendatang kaya membuat biaya hidup meningkat), kemiskinan struktural, sampai konflik agraria yang cukup awam ditemukan di negaranya. 

5. If Only I Could Hibernate (2023)

If Only I Could Hibernate (dok. Amygdala Films/If Only I Could Hibernate)

Dipilih jadi perwakilan resmi Mongolia untuk Oscar 2025, If Only I Could Hibernate mengikuti perjuangan seorang remaja, yang juga anak tertua di keluarganya, untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan akut. Ayahnya sudah lama tewas karena kecelakaan kerja dan ibunya harus berjuang sendiri menafkahi 4 anak. Mau tak mau, ia diharapkan bekerja membantu sang ibu. Padahal, si bocah punya mimpi dan bakat istimewa di bidang sains. Hal tersebut terancam ia kubur demi menghidupi adik-adiknya. 

6. Dead Talents Society (2024)

Dead Talents Society (dok. TIFF/Dead Talents Society)

Memadukan horor dan komedi, Dead Talents Society merupakan film Taiwan karya John Hsu yang memotret kehidupan bawah tanah para hantu. Demi mempertahankan eksistensi masing-masing, mereka berkompetisi dalam sebuah sayembara. Lakon kita adalah hantu yang meninggal baru-baru ini. Lantas, upayanya menakut-nakuti orang tak seberapa berhasil. Dalam sayembara, ia harus berlomba melawan hantu-hantu berpengalaman yang bahkan sudah berstatus legenda. 

7. Mongrel (2024)

Mongrel (dok. Festival de Cannes/Mongrel)

Tayang perdana pada Cannes Film Festival 2024, Mongrel merupakan balada seorang pekerja migran ilegal asal Asia Tenggara di Taiwan. Ia bekerja di bisnis caregiving (perawat lansia) yang dikuasai mafia kelas kakap. Setelah bekerja beberapa waktu, ia diminta bosnya untuk membantunya mengerjakan sebuah misi, yakni membereskan jenazah para pekerja migran ilegal yang tewas karena kelelahan. Mirisnya, ini merupakan potret nyata praktik perbudakan modern yang merajalela di Asia. 

8. The Play (2023)

The Play (dok. Reliance Entertainment/The Play)

Industri sinema Malayalam benar-benar berjaya tahun ini. Selain Maharaja, Manjummel Boys, dan Bramayugam, kamu bisa coba nonton film Aattam atau The Play. Film berkutat pada insiden yang menimpa seorang aktris teater. Kejadian tersebut dilakukan oleh salah satu rekan sesanggarnya sendiri. Kelompok teater itu kemudian menggelar rapat darurat guna mencari jalan tengah, tetapi ketegangan tak kunjung reda. 

9. 18×2 Beyond Youthful Days (2024)

18x2 Beyond Youthful Days (dok. Film at Lincoln Center/18x2 Beyond Youthful Days)

Kalau drama melankolis masih jadi magnet buatmu, coba tonton 18×2 Beyond Youthful Days. Film romantis ini bercerita tentang dua orang dari negara berbeda yang tak sengaja bertemu ketika liburan. Meski saling suka, keduanya memilih untuk tak mengungkapkannya secara langsung. Hingga akhirnya, salah satu dari mereka tergerak untuk mencari keberadaan sang pujaan hati belasan tahun kemudian. 

10. Black Dog (2024)

Black Dog (dok. Momo Pictures/Black Dog)

Memenangkan Un Certain Regard pada Cannes Film Festival 2024, Black Dog wajib masuk daftar tontonmu, nih. Film berlatar China ini mengikuti persahabatan tak terduga antara seorang pria dengan anjing liar. Sang pria adalah mantan napi yang mengambil tawaran kerja serabutan menjelang gelaran Olimpiade 2008 di Beijing. Saat sedang melakukan tugasnya, ia tak sengaja bertemu anjing liar yang membuat hatinya tergerak. 

Meski belum tampak sefenomenal Parasite (2019), kualitas film-film Asia terus meningkat. Jumlah film yang berpartisipasi pada ajang festival internasional sekelas Cannes, Sundance, Venice, Berlinale dan TIFF pun naik tajam. Jangan ragu buat menambahkan mereka ke daftar tontonmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us