Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Terburuk 2024 Versi Variety, Ada Rebel Moon!

Rebel Moon: Director's Cut (dok. Netflix/Rebel Moon: Director's Cut)

Terdapat banyak film ikonik dan tak terlupakan yang tayang sepanjang 2024. Mulai dari film indie hingga proyek ambisius garapan studio ternama, ada film-film sukses mendapatkan sanjungan dari kritikus dan meraup pendapatan fantastis di box office.

Namun, tidak sedikit juga yang tampil mengecewakan. Deretan film ini berhasil membuat para penonton bingung hingga merasa waktunya terbuang sia-sia. Kritikus film ternama dari Variety, Owen Gleiberman dan Peter Debruge, merilis sepuluh film terburuk 2024 versinya.

1. Poolman (2024)

Poolman (dok. AGC Studios/Poolman)

Harus diakui, konsep yang dibawa oleh Chris Pine dalam film debut penyutradaraannya terbilang segar. Memiliki potensi besar, sayangnya naskah Poolman amburadul. Jajaran aktor dengan performa akting paling top sekalipun tidak mampu menyelamatkan Poolman dari kegagalan. 

Poolman mengisahkan Darren (Chris Pine), seorang penjaga kolam renang di sebuah komplek apartemen di Los Angeles. Mengetahui tempat tinggalnya terancam digusur, Darren bertekad membongkar kebusukan para politikus korup dan kontraktor serakah.

2. Rumours (2024)

Rumours (dok. Buffalo Gal Pictures/Rumours)

Sebagai seorang sineas, Guy Madin mendedikasikan kariernya dalam film eksperimental. Beberapa di antaranya berhasil, tidak sedikit juga yang dibenci oleh kritikus. Rumours salah satunya. Juga disutradarai Evan Johnson dan Galen Johnson, film yang dicanangkan sebagai film satir politik justru tampil amat membosankan.

Rumours mengikuti tujuh pemimpin negara terkaya di dunia yang bersiap menggelar rapat tahunan G7 untuk menyusun rencana menangani krisis global. Di malam sebelum rapat digelar, mereka justru tersesat di dalam sebuah hutan dan harus menghadapi sejumlah tantangan dalam mencari jalan keluar.

3. Reagan (2024)

Reagan (dok. Rawhide Pictures/Reagen)

Owen Gleiberman menyebut Reagan sebagai propaganda untuk mengglorifikasi kemenangan Donald Trump. Reagan bahkan tidak pantas dilabeli sebagai film biopik, karena tidak akurat dengan fakta sejarah. Reagan terlalu memaksakan diri menjadikan Ronald Reagan sebagai sosok pahlawan.

Mengambil sudut pandang mantan agen KGB, Viktor Petrovich (Jon Voight), Reagan berfokus pada sosok Ronald Reagan (Dennis Quaid) dalam mengatasi segala rintangan untuk menjadi presiden Amerika Serikat ke-40.

4. The End (2024)

The End (dok. The Match Factory/The End)

Sudah sepatutnya Joshua Oppenheimer fokus di ranah dokumenter. Film teranyarnya, The End, mendapatkan sambutan kurang baik dari kritikus. The End bisa saja menjadi salah satu film musikal terbaik tahun ini, bersanding dengan Wicked, jika bersedia merombak naskahnya serta memangkas durasinya dari 148 menit ke 90 menit. 

The End menceritakan keluarga kaya raya yang bertahan hidup dari bencana mengerikan dengan mengubah tambang garam menjadi bunker mewah. Kehidupan mereka seketika berubah ketika gadis muda misterius datang ke bunker mereka.

5. Lisa Frankenstein (2024)

Lisa Frankenstein (dok. MXN Entertainment/Lisa Frankenstein)

Sederet film horor komedi rilis pada 2024. Salah satunya ada Lisa Frankenstein. Film arahan sutradara Zelda Williams ini cukup menghibur. Namun, naskah yang ditulis oleh Diablo Cody menjadikan Lisa Frankenstein terlihat seperti sketsa Saturday Night Live.

Berlatar 1989, Lisa Frankenstein mengisahkan Lisa (Kathryn Newton) yang menghidupkan kembali mayat tampan untuk mengusir rasa kesepian. Sialnya, mayat tersebut membawa sejumlah masalah yang tak terduga.

6. Dogman (2024)

Dogman (dok. Europa Corp/Dogman)

Peter Debruge menyebut Dogman terlalu keras mencoba untuk menyamai level kegilaan yang ditampilkan Todd Phillips dalam Joker (2019). Tidak ada yang salah dengan bereksperimen menggunakan sejumlah isu yang tabu di masyarakat. Namun Luc Besson selaku sutradara sedikit melewati batas wajar, membuat Dogman terlihat seperti mimpi buruk di kala sakit melanda.

Dogman mengikuti Douglas (Caleb Landry Jones) dibuang oleh ayahnya ke kawanan anjing. Alih-alih diserang, kawanan anjing tersebut justru melindungi Douglas. Mengalami trauma berat dan tumbuh besar bersama dengan kawanan anjing, Douglas menjelma sebagai maniak yang haus akan darah.

7. The Mouse Trap (2024)

The Mouse Trap (dok. Gravitas Ventures/The Mouse Trap)

Sudah menjadi rahasia umum jika film horor adalah senjata utama bagi studio untuk meraih pundi-pundi uang. Dengan melejitnya Winnie-the-Pooh: Blood and Honey (2023), studio lain pun latah membuat film slasher dengan tokoh utama yang berasal dari karakter kartun ikonik. Sebut saja, The Mouse Trap.

Meskipun sudah menggunakan formula serupa, film arahan sutradara Jamie Bailey tersebut belum mampu menyamai kesuksesan pendahulunya. The Mouse Trap menceritakan Alex (Sophie McIntosh) mendapatkan kejutan di ulang tahunnya yang ke-21. Alih-alih kejutan manis dan menggembirakan, Alex justru harus lari dari kejaran pembunuh berantai di balik kostum Mickey Mouse.

8. Not Another Church Movie (2024)

Not Another Church Movie (dok. JMC Media/Not Another Church Movie)

Tidak ada plot. Tidak ada narasi. Tidak ada motif yang kuat untuk menggerakan Not Another Church Movie sebagai film. Johnny Mack selaku penulis dan sutradara terlalu fokus dengan lelucon yang bisa dibilang jauh dari kata lucu. Hanya ada olokan untuk berbagai pihak di balik kata parodi.

Not Another Church Movie mengisahkan Taylor Pherry yang mendapat titah dari Tuhan untuk menulis sebuah film yang terinspirasi dari keluarganya yang disfungsional. Sialnya, iblis memiliki rencana sendiri untuk menggagalkan hal tersebut.

9. Harold and The Purple Crayon (2024)

Harold and the Purple Crayon (dok. Davis Entertainment/Harold and the Purple Crayon)

Nampaknya Sony harus rehat sejenak dalam mengadaptasi film dari buku maupun komik. Disebut-sebut mampu mengajak penontonnya bernostalgia, film adaptasi dari buku anak legendaris karya Crockett Johnson ini justru menjadi mimpi buruk dengan keputusan membawa karakter Harold ke dunia nyata.

Harold and the Purple Crayon mengikuti Harold (Zachary Levi) yang mampu membuat apa saja hanya dengan menggambarnya menggunakan krayon. Harold yang kini tumbuh dewasa lantas menggambar sebuah pintu yang menghubungkannya dengan dunia nyata dan memulai petualangan baru.

10. Rebel Moon: Director's Cut (2024)

Rebel Moon: Director's Cut (dok. Netflix/Rebel Moon: Director's Cut)

Satu lagi film dengan premis menarik, tetapi berakhir tragis karena eksekusinya yang kurang tepat. Dengan durasi 373 menit atau lebih dari enam jam, wajar jika penonton berharap Zack Snyder paling tidak memperbaiki kekurangan di dua film sebelumnya dalam versi director’s cut.

Sayangnya, tidak ada perbedaan yang signifikan. Hanya ada tambahan adegan pertarungan yang megah dan sadis serta nudity dan adegan intim yang tidak ada korelasinya dengan narasi film tersebut.

Rebel Moon: Director’s Cut berfokus pada upaya penghuni planet Veldt dalam melawan kekaisaran Regarian yang kejam. Kora (Sofia Boutella) lantas mengembara ke berbagai planet dalam mencari sekutu agar dapat membawa kembali kedamaian di planetnya.

Deretan film di atas menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang tidak bisa diabaikan untuk memuluskan proses eksekusinya. Namun, film adalah salah satu seni yang subjektif. Baik dan buruknya tergantung dari penilaian para penontonnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febby Arshani
EditorFebby Arshani
Follow Us