10 Inovasi The Beatles Ini Berhasil Mengubah Musik Modern, Apa Saja?

Sebelum tahun 1966, para musisi seringkali keluar masuk studio rekaman hanya untuk membuat setumpuk singel lagu. Awalnya singel dirilis secara individual oleh perusahaan rekaman, kemudian dalam beberapa bulan masuk sebagai bagian dari album yang rilis setelahnya. Biasanya, band macam ini tidak memiliki input untuk lagu yang harus masuk dalam album, urutan yang harus disajikan, atau gambar apa yang digunakan sebagai cover art, karena ini semua adalah keputusan yang dibuat secara independen oleh perusahaan rekaman.

Namun, dengan bimbingan dari produser mereka, George Martin, The Beatles merilis album konsep pertama dalam industri musik modern, Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band. Gagasan di balik Sgt. Pepper adalah bahwa The Beatles "berpura-pura" menjadi band lain yang mengadakan konser di taman, dan semua lagu di album tersebut adalah lagu yang dinyanyikan dalam konser tersebut. Tak satu pun dari lagu-lagu di album itu yang dirilis sebagai singel, karena saat pertama kali publik mendengar salah satu lagu dari Sgt. Pepper adalah ketika seluruh album dirilis pada bulan Juni 1967.

Album pertama yang menampilkan lirik cetak aktual di dalamnya adalah Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band yang rilis pada tahun 1967. Bukan hal aneh ketika di masa mendatang, hampir semua album menaruh lirik lagu di dalamnya.

Meskipun para musisi jazz yang menciptakan film pendek dari lagu-lagu mereka, dan Elvis memasukkan secara "unik" lagu-lagunya ke dalam film, The Beatles lah yang menjadi pelopor dalam menggabungkan dua gagasan ini ke dalam konsep yang sekarang kita kenal sebagai video musik--sebuah film pendek dari akting musikal yang menyuguhkan lagu (bisa jadi pertunjukan langsung atau tidak).

Gagasan itu muncul sebagai cara untuk meringankan jadwal The Beatles yang sangat ketat. Daripada harus membuat banyak penampilan publik di acara TV di seluruh dunia, The Beatles bisa membuat video sendiri dan mengirimnya kepada para fansnya. Video musik pertama dibuat untuk singel Paperback Writer/Rain pada tahun 1966.

Meskipun The Beatles sangat sukses dalam konser awal mereka pada tahun 1963, 1964, dan 1965, nyatanya mereka hanya memainkan pertunjukan yang dipesan di dalam auditorium, teater, dan amfiteater yang berkapasitas antara 1.000 dan 10.000 tiket.

Ketika sang manajer, Brian Epstein, memesan Stadion Shea New York pada bulan Agustus 1965 untuk konser The Beatles, gagasan itu dianggap tidak masuk akal untuk dipertimbangkan. Namun, tiket terjual habis dalam beberapa jam (harga antara $4,50 dan $5,75), dan lebih dari 55.000 beatlemania mengamuk dan berteriak (karena kebanyakan penggemar Beatles gadis remaja) di Stadion Shea dalam konser rock pertama di dalam stadion.

Saat itu The Beatles hanya tampil selama 30 menit, dengan aturan para penggemar tidak diizinkan masuk ke lapangan di mana panggung berada. Walau dengan sistem suara stadion yang sangat buruk untuk konser musik, peristiwa bersejarah itu berhasil menghasilkan lebih dari $300.000 dalam satu malam.

Kontrak rekaman standar dalam industri musik pada tahun 1960-an mengharuskan sebuah band untuk merekam dan merilis singel yang cukup bagi sebuah perusahaan untuk merilis setidaknya satu album per tahun, dan The Beatles melampaui tugas wajib tersebut dengan merilis dua album per tahun di setiap tahun dengan EMI Records (kecuali tahun 1966). Aspek lain dari kontrak rekaman standar tersebut mengharuskan band untuk memberikan sejumlah konser publik yang ditentukan sebagai sarana yang sangat efektif untuk mempromosikan dan menjual singel dan album milik band.

Namun, pada bulan Agustus 1966, di Candlestick Park San Francisco, The Beatles memainkan konser publik terakhir mereka setelah lebih dari enam tahun tur yang melelahkan. Keputusan The Beatles (atau band mana pun) untuk mengakhiri tur adalah keputusan penting yang menakjubkan. Keputusan mereka didasarkan pada beberapa faktor, seperti kelelahan, ketidakmampuan untuk membuat lagu-lagu terbaru dalam format langsung, ketidakmampuan untuk mendengar suara mereka sendiri di atas panggung, ingin fokus dalam musik mereka, masalah keamanan, ancaman kematian, boikot, dan kebosanan.

Setelah konser tersebut, The Beatles hanya membuat satu penampilan musik terakhir untuk publik, dan itu terjadi pada bulan Januari 1969 dalam bentuk konser semi-pribadi dadakan di atap studio Apple Corps, London, yang di kemudian hari dikenal sebagai rooftop concert.

Pada 1968, stasiun radio Amerika lebih suka memutar musik di format AM dan berbicara di format FM, dan sebagian besar stasiun AM memutar musik dalam format tunggal selama tiga menit. Ini berarti setiap singel yang secara signifikan lebih lama atau lebih pendek dari tiga menit akan diabaikan oleh stasiun AM, karena itu akan merusak format per jam berulang mereka untuk memainkannya.

Ketika The Beatles merilis Hey Jude sebagai singel pada bulan Agustus 1968, yang berdurasi hampir 7 setengah menit, stasiun AM langsung memotong lagu mereka pada menit 3:00, yang menutup kesempatan bagi para pendengar untuk mendengar bagian favorit mereka, "Na na na nanananaaa.”

Di KSAN-FM San Francisco, perintis radio Tom Donahue menggunakan keseluruhan lagu Hey Jude, bersama dengan ide-ide inovatif lainnya (mendengarkan musik yang bebas komersial, memainkan satu album dalam satu waktu, dll.) sebagai sarana untuk memikat pendengar dari stasiun AM lokal ke stasiun FM yang diprogram secara unik. Gagasan itu akhirnya berkembang di seluruh negeri. Dalam sepuluh tahun, stasiun radio Amerika hampir sepenuhnya berubah, dengan memutar musik di FM dan berbicara di AM.

The Beatles dan insinyur perekaman mereka, George Martin, memelopori atau mempopulerkan Artificial Double Tracking (ADT), back masking, tuned feedback, spliced audio loops, distortion, equalization, stereo effects, multi-tracking (overdubbing), compression, phase shifting, dan innovative"Microphoning."

Meskipun The Beatles tidak dikreditkan dalam sebagian besar penemuan trik studio ini, mereka harus bertanggung jawab karena telah menginspirasi musical acts yang tak terhitung jumlahnya untuk menyalin suara unik yang telah mereka buat.

Meskipun The Beatles tidak menciptakan televisi satelit, mereka adalah subjek yang disorot dari siaran televisi satelit global langsung pertama kali pada bulan Juni 1967. Program TV itu disebut "Our World," yang menampilkan kontribusi seniman dan warga dari 19 negara yang berbeda.

Dengan menggunakan empat satelit yang berbeda orbit, program ini dapat disiarkan secara langsung kepada siapa pun yang menerima sinyal di mana pun di penjuru dunia, dan The Beatles menampilkan versi langsung dalam studio All You Need Is Love, yang secara khusus ditulis oleh John untuk siaran, yang sekaligus menjadi penutup program ini.

Meskipun banyak musisi yang memegang berbagai keberhasilan pemasaran dan menduduki puncak tangga lagu, tidak ada artis yang mendekati fenomena global yang hampir tidak dapat dijelaskan oleh The Beatles pada tahun 1964.

Pada tanggal 21 Maret, The Beatles menduduki posisi #1, #2, dan #3 di Billboard's Hot 100 (untuk total tujuh lagu dalam jajak pendapat minggu itu). Pada tanggal 28 Maret, mereka menempati # 1, # 2, # 3, dan #4 (total sepuluh lagu) di Billboard Hot 100 minggu itu. Pada tanggal 4 April, mereka dengan gagahnya memegang posisi #1, #2, #3, #4, dan #5 (dengan total dua belas lagu) di Billboard Hot 100. Pada 11 April, The Beatles menambahkan dua lagu lagi ke Billboard Hot 100 (yang berjumlah empat belas).

Selama jangka waktu yang sama, mereka juga berhasil memperoleh kesuksesan album dan memasukkan singel mereka dalam daftar Top Ten di Inggris, Kanada, dan Australia.

Ini adalah salah satu hal yang luar biasa, saat semua orang belajar lebih banyak dari kesalahan The Beatles daripada kesuksesan mereka. Pada tahun 1966, kontrak rekaman The Beatles dengan EMI Records berakhir, dan mereka membuat kembali kontrak 9 tahun dengan EMI pada tahun 1967. Tahun berikutnya, The Beatles memutuskan untuk membentuk perusahaan rekaman mereka sendiri, Apple Records, yang membuat EMI geram dan semakin tidak mau melepaskan mereka.

Dalam serangkaian manuver membingungkan yang rumit, The Beatles tetap bersama EMI, tetapi menandatangani perjanjian terpisah antara anak perusahaan EMI di Amerika, Capitol Records, dan Apple. Hasilnya adalah, singel atau album yang rilis di Amerika mengandung label Apple, sementara yang rilis di Inggris tidak (pada awalnya).

Selain kekacauan ini, The Beatles secara resmi merekrut dua manajer bisnis yang berbeda (Allen Klein di Amerika dan ayah mertua Paul, Lee Eastman, di Inggris) di Apple, dan semua kontrak antara Apple, EMI, dan Capitol direvisi ulang. Tuntutan hukum segera menyusul, dan The Beatles dengan susah payah menetapkan standar untuk apa yang harus dan tidak harus dilakukan ketika artis membentuk perusahaan rekaman sendiri.

Seperti kata mereka dalam lagu Revolution, "You ask me for a contribution. Well, you know. We're doing what we can", itulah 10 kontribusi The Beatles dalam dunia musik modern yang akan selalu dikenang selamanya.