Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Rekomendasi Film Hollywood tentang Sigma Male, Terbaru The Batman

Fight Club (1999), salah satu film paling sigma sepanjang masa (dok. 20th Century Fox/Fight Club)

Pernah dengar istilah sigma male? Yap, sosok yang sering digambarkan sebagai lone wolf ini sedang jadi perbincangan hangat di media sosial, seperti TikTok. Karakter sigma dalam karya fiksi, khususnya film, sering kali menjadi favorit karena sifatnya yang misterius dan penuh kejutan. Mereka juga kuat, mandiri, dan bebas dari aturan sosial. 

Nah, bagi kamu yang penasaran dengan film-film Hollywood bertema sigma male, berikut beberapa pilihan menarik yang bisa ditonton.

1. Taxi Driver (1976)

Taxi Driver (dok. Columbia Pictures/Taxi Driver)

"Loneliness has followed me my whole life ... in bars, in cars, sidewalks, stores, everywhere ... I'm God's lonely man." — Travis Bickle

Taxi Driver (1976) menceritakan Travis Bickle, seorang sopir taksi yang teralienasi di New York, di mana ia menjadi simbol kesepian dan kemarahan. Film ini menggambarkan kegelisahan seorang individu yang berusaha mencari makna dalam kehidupan yang kacau.

Mengapa sigma? Travis adalah sosok anti-hero yang tidak takut untuk melanggar aturan demi mencapai tujuannya, meskipun itu gelap dan berbahaya. Film ini akan membuatmu merenungi sisi gelap manusia dan dampak kesepian yang berkepanjangan.

2. Scarface (1983)

Scarface (dok. Universal Pictures/Scarface)

"Say hello to my little friend!" — Tony Montana

Film ini berkutat pada karakter Tony Montana yang diperankan Al Pacino, seorang imigran Kuba yang haus kekuasaan. Pria sigma ini pun berhasil merangkak naik dari dasar masyarakat hingga menjadi raja narkoba di Miami. Namun, apakah semuanya berjalan lancar?

Mengapa sigma? Tony adalah contoh sempurna dari sosok yang ambisius, tanpa belas kasih, dan rela mengorbankan apapun untuk mewujudkan keinginannya. Scarface (1983) adalah potret brutal tentang "American Dream" yang sering kali berujung pada penghancuran diri.

3. Fight Club (1999)

Fight Club (dok. 20th Century Fox/Fight Club)

"The first rule of Fight Club is: you do not talk about Fight Club. The second rule of Fight Club is: you DO NOT talk about Fight Club.” — Tyler Durden

Kalimat ikonik ini menjadi pintu gerbang ke dalam dunia gelap yang penuh kegelisahan. Semuanya dimulai dengan kisah seorang karyawan yang frustrasi dengan rutinitasnya. Suatu hari, ia berjumpa dengan sosok Tyler Durden yang mengenalkannya ke dalam klub underground yang brutal. Dari situ, hidupnya berubah.

Mengapa sigma? Narator dalam film ini adalah representasi dari generasi yang merasa teralienasi oleh masyarakat konsumerisme. Film ini mengupas lapisan demi lapisan tentang kegelisahan eksistensial dan pencarian jati diri yang radikal. Sehabis menontonnya, kamu akan mempertanyakan nilai-nilai yang selama ini kamu percayai.

4. American Psycho (2000)

American Psycho (dok. Lions Gate Films/American Psycho)

"My pain is constant and sharp, and I do not hope for a better world for anyone." — Patrick Bateman

Patrick Bateman, seorang banker muda yang tampan dan kaya raya, menyembunyikan sisi gelapnya yang penuh kekerasan dan obsesi gelap. Di balik topeng kesempurnaannya, tersembunyi seorang psikopat yang haus akan kekuasaan dan kepuasan sesaat.

Mengapa sigma? Patrick adalah gambaran dari generasi millennial yang terjebak dalam materialisme dan kekosongan eksistensi. Ia berusaha mengisi kekosongan batinnya dengan kekerasan dan kekejaman. American Psycho (2000) berhasil menyoroti sisi gelap dari budaya konsumerisme dan obsesi terhadap penampilan.

5. Into the Wild (2007)

Into the Wild (dok. Paramount Vantage/Into the Wild)

"Mr. Franz, I think careers are a 20th century invention and I don't want one." — Christopher McCandless

Into the Wild (2007) menceritakan Christopher McCandless, seorang lulusan perguruan tinggi yang cerdas tapi meninggalkan semua harta bendanya. Ia pun memulai perjalanannya ke Alaska untuk mencari makna hidup yang sebenarnya.

Mengapa sigma? Chris adalah sosok pemberontak yang menolak nilai-nilai masyarakat modern. Ia memilih untuk hidup di alam liar sebagai bentuk penolakan terhadap materialisme dan kesembronoan manusia. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang pentingnya koneksi dengan alam dan diri sendiri.

6. Drive (2011)

Drive (dok. FilmDistrict/Drive)

"Good. And you won't be able to reach me on this phone again." — Driver

Karakter Driver yang diperankan oleh Ryan Gosling menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Sosoknya yang misterius, dingin, dan sedikit bicara berhasil memikat penonton. Bahkan tak sedikit Gen-Z dan Gen Alpha yang menyebut karakter ini "literally me."

Mengapa sigma? Driver adalah silent protagonist yang hidup di dunia yang penuh kekerasan. Ia adalah seorang anti-hero yang memiliki kode etik moral yang kuat. Meskipun terlibat dalam aksi kriminal, Driver bukanlah penjahat. Ia justru memiliki sifat protektif dan rela melakukan apapun untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.

Di luar itu semua, film ini menyajikan visual yang indah dan atmosfer yang mencekam, serta eksplorasi mendalam tentang tema kesepian dan balas dendam. Literally me, right?

7. The Wolf of Wall Street (2013)

The Wolf of Wall Street (dok. Paramount Pictures/The Wolf of Wall Street)

"The only thing standing between you and your goal is the bullshit story you keep telling yourself as to why you can’t achieve it." — Jordan Belfort  

Film biopik ini mengisahkan Jordan Belfort yang membangun kerajaannya dengan cara tidak etis. Kutipan di atas menjadi mantra hidupnya, sekaligus bumerang yang menghancurkannya. Hal ini membuat kita bertanya-tanya, apakah American Dream seburuk itu?

Mengapa sigma? Jordan adalah sosok karismatik dan penuh energi. Namun di balik kesuksesannya, tersimpan sisi gelap dan ambisi yang tak ada habisnya. Film sigma ini adalah potret satire tentang budaya Wall Street yang penuh hedonisme dan korupsi.

8. Nightcrawler (2014)

Nightcrawler (dok. Open Road Films/Nightcrawler)

"My motto is: if you want to win the lottery you've got to make money to buy a ticket." — Louis Bloom

Nightcrawler (2014) mengisahkan Louis Bloom, seorang jurnalis yang rela melakukan apapun untuk mendapatkan rekaman berita yang sensasional. Kutipan tersebut sangat menggambarkan jalan hidupnya yang pragmatis sekaligus amoral.

Mengapa sigma? Louis adalah sosok yang tidak memiliki moralitas. Pria sigma ini rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Bahkan, jika itu berarti mengeksploitasi penderitaan orang lain. Film ini menyoroti sisi gelap media massa dan obsesi akan sensasi.

9. Blade Runner 2049 (2017)

Blade Runner 2049 (dok. Warner Bros. Pictures/Blade Runner 2049)

"You look lonely. I can fix that." — Joi

K (Ryan Gosling) adalah seorang replikan yang ditanami ingatan palsu. Namun terkadang, ia mempertanyakan identitasnya: apakah dirinya replikan atau manusia asli? Ia pun memulai perjalanan untuk mencari jati dirinya, meski jawabannya tidak sesuai yang diinginkan.

Mengapa sigma? K adalah sosok pria soliter dan penuh misteri. Ia hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan berusaha mencari makna di balik eksistensinya. Film ini adalah sebuah refleksi tentang apa artinya menjadi manusia di tengah era post-human.

10. Joker (2019)

Joker (dok. Warner Bros. Pictures/Joker)

"I used to think my life was a tragedy; but now I realize, it’s a comedy." — Arthur Fleck

Arthur Fleck adalah seorang marjinal yang sering diabaikan, bahkan diejek karena kondisi mentalnya. Dengan senyumannya, ia pun berubah menjadi sosok ikonik yang mewakili kemarahan dan ketidakadilan: Joker. Kutipan di atas menjadi ironi yang pahit, karena ia melihat hidupnya sebagai sebuah lelucon yang tragis.

Mengapa sigma? Arthur adalah sosok yang tragis dan menyedihkan. Ia adalah korban dari masyarakat yang kejam dan apatis. Joker (2019) adalah kritik sosial yang tajam terhadap kesenjangan sosial dan ketidakadilan di tengah masyarakat modern.

11. The Batman (2022)

The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

"I'm vengeance." — Batman

Bruce Wayne, dengan alter-egonya sebagai Batman, berkomitmen untuk melawan kejahatan di Gotham City. Dibandingkan dengan Batman versi sebelumnya, Bruce Wayne di sini lebih emosional dan rentan. Traumanya masih sangat memengaruhi pengambilan keputusannya.

Mengapa sigma? Batman adalah sosok yang kompleks dan penuh kontradiksi. Ia adalah seorang vigilante yang hidup di tepi kegelapan. Singkatnya, The Batman (2022) adalah sebuah eksplorasi tentang tema keadilan, balas dendam, dan trauma masa lalu.

Jadi, siapa karakter pria sigma favoritmu dan mengapa? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Follow Us