Kediri gak hanya terkenal sebagai penghasil tahu, tapi juga memiliki sejumlah sisi menarik lainnya. Seperti Jembatan Brawijaya, beberapa sentra kuliner, landmark kota, hingga perkebunan cokelat.
Kediri semakin eksis di mata masyarakat Indonesia. Itu terbukti dengan beberapa film layar lebar yang menjadikannya sebagai latar tempat.
Mau tahu film Indonesia apa saja yang pernah syuting di Kediri? Berikut ini keempat filmnya. Ada yang segera tayang, lho!
Sang Kiai (2013) mengisahkan perjuangan KH. M. Hasyim Asy’ari, tokoh Pesantren Tebu Ireng dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Film tersebut dibintangi Ikranagara, Uval Aulia, Agus Kuncoro, Meriza Febriani, Adipati Dolken hingga Christine Hakim. Film berdurasi 2 jam lebih tersebut berhasil meraih berbagai penghargaan, salah satunya sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2013.
Sesuai kisahnya, maka pesantren menjadi latar tempat utama dalam film tersebut. Sebuah pondok pesantren (ponpes) di Dusun Kapurejo, Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri dipilih sebagai salah satu tempatnya. Menurut Taufik Kusnandar, Produser Pelaksana film tersebut, kondisi ponpes sesuai dengan kebutuhan film.
Yowis Ben 3 (2021) salah satu sekuel film Yowis Ben (2019) yang dibintangi Bayu Skak. Film kali ini mengisahkan Nando (Brandon Salim) memutuskan kuliah di luar negeri, saat Yowis Ben berada di puncak kejayaan.
Sedangkan Cak Jon (Arief Didu), manajer Yowis Ben tergila-gila pada Rini (Putri Ayudya). Kisah percintaan Bayu (Bayu Skak) dan Asih (Anya Geraldine) juga rumit, mantan Bayu yang bernama Susan (Cut Meyriska) kembali serta membuat hubungan keduanya kembali dekat.
Berbeda dari film sebelumnya, Yowis Ben 3 (2021) memilih sejumlah landmark di Kediri sebagai latar tempat. Beberapa lokasi di antaranya, Hotel Merdeka, Hotel Grand Surya, Jalan Stasiun, Jembatan Brawijaya, Patung Panji Asmorobangun, Soto Pojok, serta Balai Kota Kediri. Semua lokasi tersebut berada di sekitar pusat Kota Kediri yang strategis.
Film 99 Nama Cinta (2019) dibintangi Acha Sepriasa, Deva Mahendra, Donny Damara, dan Chiki Fawzi. Film yang ditulis oleh Garin Nugroho ini menggabungkan tiga unsur, yakni komedi, romantis, dan religi.
Meski dibumbui unsur religi, karena beberapa karakternya berhubungan dengan pondok pesantren, namun film ini didominasi kisah romantis antara tokoh yang diperankan oleh Acha Septriasa dan Deva Mahendra.
Talia (Acha Septriasa), presenter acara gosip di sebuah stasiun televisi, bertemu dengan Kiblat (Deva Mahendra). Kiblat merupakan ustaz muda, putra dari kawan orangtua Talia, Kiai Umar (Donny Damara). Kedatangan Kiblat untuk memberikan pelajaran agama pada Talia, sesuai kehendak almarhum ayah Talia.
Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh rasa cinta Talia terhadap Kiblat. Sayangnya, terdengar kabar bahwa Kiblat telah dijodohkan dengan Husna (Chiki Fawzi), perempuan yang mengajar di pesantren Kiai Umar. Lantas bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Lokasi syuting film tersebut terletak di Jakarta dan Kediri. Kediri dipilih untuk latar tempat berupa pondok pesantren dengan kebun cokelat di sekitarnya. Lokasi ini merupakan bagian dari PTPN XII Rangkah Sepawon Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Hati Suhita (2023) merupakan film adaptasi novel best seller berjudul serupa karya Khilma Anis. Para tokoh dalam film tersebut dibintangi oleh sejumlah artis ternama, seperti Nadya Arina, Omar Daniel, dan Anggika Bosterli. Filmnya akan dirilis pada 25 Mei mendatang dan kini telah diputar secara premier di sejumlah kota, seperti Malang, Surabaya, dan Kediri.
Suhita (Nadya Arina), santri yang dijodohkan dengan Gus Birru (Omar Daniel) dan dipersiapkan untuk mengabdi pada pesantren. Meski ia telah lapang dan menerima takdirnya, ternyata Gus Birru menolak dengan terang-terangan. Apalagi, Gus Birru telah menaruh hati pada wanita lain yang lebih dahulu masuk dalam kehidupannya, Ratna Rengganis (Anggika Bosterli).
Hati Suhita (2023) menjadi film Indonesia terbaru yang menjadikan Kediri sebagai lokasi syuting. Sejumlah lokasi yang digunakan, yakni Jembatan Brawijaya, Bandar Latte, RSUD Gambiran, perkebunan tebu, dan Warung Soto Pakelan. Bahkan para pemeran, penulis, hingga Wali Kota Kediri mengikuti meet and greet di Taman Brantas pada Rabu (10/5/23) lalu.
Ternyata, film layar lebar yang syuting di Kediri didominasi dengan menyelipkan unsur religi. Namun, tetap menghadirkan nuansa modern supaya dekat dengan kondisi masyarakat saat ini. Film mana yang sudah kamu tonton?