4 Konflik yang Dihadapi Sanja Arunika di Film Kabut Berduri, Apa Saja?

Sanja Arunika (Putri Marino) adalah seorang inspektur polisi dalam film Kabut Berduri. Ia berasal dari Jakarta dan ditugaskan ke perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hal ini bertujuan agar ia menyelidiki kasus pembunuhan berantai.
Selama dalam masa penyelidikan, Sanja Arunika harus menghadapi berbagai konflik, baik itu persoalan pribadi maupun orang sekitarnya. Meski begitu, ia tetap profesional menjalankan tugasnya sebagai polisi. Berdurasi 111 menit, berikut beberapa konflik yang dialami Sanja Arunika.
1. Sanja Arunika pernah membuat seorang anak meninggal dunia

Selama menjadi polisi, ternyata Sanja Arunika (Putri Marino) dibayangi oleh rasa bersalah. Pengakuannya tersebut diungkapkan kepada Thomas (Yoga Pratama). Saat itu, ia sedang mengendarai mobil. Tiba-tiba saja, ia menabrak seorang anak perempuan dan berakhir meninggal.
Atas kejadian tersebut, Sanja dibantu oleh ayah dan rekan-rekannya untuk menutupi kasus. Hingga akhirnya, ibu dari anak tersebut tak bisa berani mengungkapkan siapa yang menabrak anaknya. Sisi lain, Sanja juga memikirkan nasib orang-orang membantu dirinya jika ia jujur.
Peristiwa kelam itu diingatkan kembali oleh Komandan Daniel (Nicholas Saputra). Hal ini membuat Sanja kesal karena pria tersebut mengusik kehidupannya. Diketahui, sang komandan kenal dekat dengan ayah Sanja.
2. Menghadapi rintangan saat menyelidiki kasus pembunuhan berantai

Panca Nugraha (Lukman Sardi) adalah atasan Sanja. Tentu saja, selama bertugas ia harus patuh terhadap atasan. Dalam penyelidikan kasus pembunuhan berantai, ia telah menemukan orang penting dari para korban yang meninggal. Ia menduga bahwa Agam (Kiki Narendra) ada hubungannya dengan kasus ini.
Sanja pun menahan Agam untuk mendapatkan keterangan. Awalnya, Panca Nugraha menyetujui keputusan Sanja. Sayangnya, Panca justru membebaskan Agam dari penjara karena menurutnya ia tak terbukti bersalah. Sanja kecewa karena mengetahui Panca telah menerima uang dari Agam.
Sanja juga kecewa pada Thomas karena telah menerima uang dari Panca. Thomas disuruh oleh Panca untuk melaporkan semua aktivitas Sanja. Ini yang menyebabkan Sanja harus pulang ke Jakarta. Adanya suap menyebabkan Sanja sulit mengungkap kasus tersebut.
3. Sanja harus melihat sendiri rekannya terbunuh

Saat Sanja terbangun dari pingsan di sebuah pabrik usang, ia melihat Thomas meninggal dalam keadaan tragis. Kepalanya ditebas oleh orang yang tak bertanggung jawab. Sanja ingin menjerit tetapi tak dapat bersuara.
Akhirnya, ia mengetahui bahwa awalnya Panca menembak Thomas. Tindakan tersebut dilakukan karena Panca gak ingin kejahatannya dibongkar oleh Thomas. Setelah ditembak, Panca pun memenggal kepada Thomas. Pemenggalan ini ia lakukan agar Panca bisa menutupi jejaknya. Diketahui, kasus pembunuhan berantai dilakukan dengan cara memenggal kepala korban.
4. Sanja masih harus mencari siapa yang menjadi serial killers

Awalnya, Sanja mengira bahwa Bujang (Yudi Ahmad Tajudin) adalah pelaku sebenarnya. Bujang pun mengaku telah membunuh orang-orang yang melakukan perbuatan kriminal. Ia berbuat seperti itu agar polisi seperti Sanja bisa melihat perbuatan korupsi yang terjadi di daerah tersebut.
Meski sudah mendapat pengakuan, Sanja kehilangan jejak Bujang saat berada di hutan penuh kabut. Bujang pun lolos dari hukuman. Beberapa hari kemudian, Sanja melihat kepala menggantung tanpa kepala saat hari Kemerdekaan Indonesia.
Sanja pun mengenali kepala tersebut, yakni Pak Bujang. Ia pun teringat pesan terakhir Bujang bahwa harus pandai memilih apa yang dilihat. Melihat kondisi mayat Bujang mengenaskan, Sanja tampak memiliki pertanyaan besar. Ia beranggapan bahwa pembunuhnya masih berkeliaran.
Empat konflik di atas tak menyurutkan langkah Sanja untuk mengusut kasus pembunuhan dalam film Kabut Berduri. Selain kasus tersebut, ia juga berhasil mengungkap sindikat perdagangan anak. Usahanya memang patut diberi penghargaan.