5 Fakta Snow White and the Seven Dwarfs, Jadi Film Terlaris Disney!

- Disney merilis film animasi pertama, Snow White and the Seven Dwarfs, pada 1937.
- Film ini mengubah industri perfilman dengan teknologi baru dan keberanian Walt Disney dalam membuat film animasi panjang.
- Snow White and the Seven Dwarfs menjadi film Disney paling sukses sepanjang masa dengan pendapatan besar dan pengakuan dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences.
Dalam sejarah perfilman, ada film-film yang dianggap sangat penting. Nah, Snow White and the Seven Dwarfs (1937) adalah salah satu film tersebut. Sang visioner di balik Mickey Mouse, yaitu Walt Disney, berhasil membuat namanya sukses lewat film pendek animasinya. Sebab, pada 1930-an, Disney membuat film animasi panjang pertama dan berhasil di box office.
Film animasi berdurasi 90 menit ini mengubah film animasi bisu menjadi film animasi bersuara. Di samping itu, biaya produksinya sangat mahal. Lebih dari itu, penonton terus berdatangan untuk menyaksikan film klasik ini selama beberapa dekade, yang membuatnya menjadi film Disney yang paling sukses sepanjang masa. Hingga akhirnya Snow White and the Seven Dwarfs menjadi salah satu film Disney paling berpengaruh yang pernah dibuat.
Dalam artikel ini, kita akan menengok kembali sejarah dari kesuksesan Snow White and the Seven Dwarfs, di samping rilisnya film live action terbaru Disney, Snow White (2025), yang tengah tayang di bioskop. Mari kita bahas lebih lanjut!
1. Snow White and the Seven Dwarfs dibuat dengan anggaran yang besar

Snow White and the Seven Dwarfs didasarkan pada dongeng Grimm Brothers atau Grimm Bersaudara yang terkenal pada 1812, berjudul Snow White. Namun, kenapa Walt Disney memutuskan untuk mengubah cerita dongeng itu menjadi film animasi pertamanya, ya? Dalam wawancaranya yang diproduksi untuk perilisan DVD, Walt Disney menjelaskan.
"Saya gak tahu mengapa saya memilih Snow White. Dongeng itu adalah cerita yang saya ingat saat masih kecil. Saya pernah menonton Marguerite Clark di film itu (film Snow White yang dirilis pada 1916) di Kansas City. Saat itu saya masih menjadi penjual koran. Mereka mengadakan nonton gratis untuk semua penjual koran. Saya pun menonton Snow White. Itu mungkin salah satu film besar pertama yang pernah saya lihat. Namun bagaimanapun, itu adalah cerita yang sempurna."
Walt Disney mengumumkan rencananya untuk membuat Snow White and the Seven Dwarfs di malam hari pada 1934. Rencana besar Disney gak semudah yang dibayangkan. Anggaran filmnya pun gak murah. Film tersebut menghabiskan biaya sebesar 1,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp24,9 miliar. Jika dinilai dengan nilai tukar dolar hari ini, jumlah tersebut lebih dari 33 juta dolar AS atau setara dengan Rp546,6 miliar. Di sisi lain, Snow White and the Seven Dwarfs adalah film animasi berdurasi panjang pertama yang dibuat menggunakan Technicolor.
2. Sebelum tayang, Snow White and the Seven Dwarfs dianggap sebagai kebodohan Disney

Snow White and the Seven Dwarfs berpusat pada putri baik hati bernama Snow White. Ia memikat semua orang di kerajaan, kecuali ibu tirinya yang pencemburu, yaitu sang Ratu (Evil Queen). Ketika Cermin Ajaib menyatakan bahwa Snow White adalah yang tercantik dari semuanya, ia terpaksa melarikan diri ke hutan, karena kecemburuan ibu tirinya.
Di hutan, Snow White bertemu dan berteman dengan Tujuh Kurcaci. Evil Queen yang marah karena anak tirinya masih hidup memutuskan menipu Snow White dengan menawarkan apel ajaib. Akibat apel ajaib beracun itu, Snow White tertidur, dan hanya ciuman cinta sejati yang mampu membangunkannya.
Film-film beranggaran besar saat ini bisa dibilang sangat banyak dan lumrah. Namun, pada akhir 30-an, film beranggaran besar tergolong film yang gak biasa. Selain itu, film ini butuh waktu hampir 4 tahun untuk dirampungkan. Walt Disney Pictures rupanya sedang mengalami krisis keuangan. Itu sebabnya, karier Disney sangat dipertaruhkan dengan film Snow White and the Seven Dwarfs. Mau gak mau film animasi ini harus sukses, kalau gak, kariernya terancam.
"Kami gak tahu apa yang akan terjadi saat orang-orang menontonnya," kata animator Ward Kimball kepada The New York Times pada 1993. "Sebelumnya, Disney membuat animasi pendek Silly Symphonies, yang hanya berdurasi 7 menit. Sementara Snow White and the Seven Dwarfs adalah film animasi 90 menit yang menampilkan warna-warna cerah, yang bisa menyakiti mata orang."
Nah, jika membaca komentar tersebut, Snow White and the Seven Dwarfs dijuluki "Kebodohan Disney" sebelum filmnya dirilis. Itu berarti, Disney sudah diragukan sebelum film ini ditayangkan. Namun, Walt Disney tetap bersikeras.
Disney adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia sekarang. Namun, sebelum film Snow White and the Seven Dwarfs dirilis, Disney hanyalah rumah animasi kecil yang dipimpin oleh seorang laki-laki dengan visi yang hebat. Yap, Walt Disney. Visi yang hebat memang gak selalu membuahkan hasil. Untungnya, visi Walt Disney membuahkan hasil yang luar biasa, dan dia adalah laki-laki yang sangat beruntung.
3. Snow White and the Seven Dwarfs menjadi film tersukses Disney pada masanya

Snow White and the Seven Dwarfs tayang perdana pada 21 Desember 1937. Penerimaan film ini sangat positif. Dari semua sisi, film Disney ini membuahkan hasil.
Agak sulit untuk menentukan berapa jumlah penonton Snow White and the Seven Dwarfs kala itu, tetapi film ini sukses besar, karena tayang di seluruh bioskop di Amerika pada 1938. Nah, karena film ini sangat disukai dan sukses, Disney pun merilis ulang film ini beberapa kali pada tahun-tahun berikutnya, seperti pada 1944, 1952, 1958, 1967, dan 1975.
Pada perilisan pertamanya, Snow White and the Seven Dwarfs meraup keuntungan 66,5 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun hanya di Amerika saja. Bayangkan, sekali rilis bisa meraup keuntungan sebesar itu!
Kesuksesan yang luar biasa ini langsung diakui oleh penonton film di seluruh dunia, dan juga oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS). Walt Disney dianugerahi salah satu Oscar paling unik dalam sejarah pada 1938. Oscar khusus ini terdiri dari satu penghargaan Oscar berukuran biasa dan tujuh penghargaan Oscar berukuran lebih kecil, untuk mewakili para Tujuh Kurcaci.
4. Snow White and the Seven Dwarfs menjadi film terlaris dan berpengaruh dalam sejarah

Seiring lahirnya banyak film animasi klasik Disney lainnya, Snow White and the Seven Dwarfs masih menjadi sumber pendapatan bagi studio tersebut. Film ini juga dirilis ulang pada 1983, 1987, dan 1993, serta rilis terbatas pada 2021 dan 2023. Setiap rilisan tersebut sangat sukses, dengan pendapatan domestiknya sekitar 185 juta dolar AS atau setara dengan Rp3 triliun. Pendapatan kotor internasionalnya diperkirakan melebihi 400 juta dolar AS atau setara dengan Rp6,6 triliun.
Snow White and the Seven Dwarfs pun memegang Guinness World Record sebagai film animasi terlaris di box office domestik jika disesuaikan dengan inflasi saat ini. Dilansir Guinness, total pendapatan domestiknya saja setara dengan lebih dari 1,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp24,8 triliun. Total pendapatan domestik itu mengalahkan film terlaris sepanjang masa saat ini, Star Wars: The Force Awakens (2015), yang pendapatan domestiknya sekitar 936,6 juta dolar AS atau setara dengan Rp15,5 triliun dan pendapat internasionalnya sekitar 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp33,1 triliun.
Disney juga mendapat keuntungan besar dengan menjual DVD, VHS, dan Blu-ray Snow White and the Seven Dwarfs. Film tersebut bahkan dirilis 4K Ultra HD pada 2023. Itu berarti, film ini telah ditonton berulang kali di seluruh dunia. Apalagi film ini ramah anak-anak dan keluarga. Jadi, Snow White and the Seven Dwarfs gak hanya mencetak rekor sebagai film terlaris saja, tetapi menjadi film berpengaruh, karena mampu memukau penonton 50 tahun setelah pertama kali dirilis.
5. Remake Snow White yang masih dipertanyakan

Nah, untuk mewarisi kesuksesan Snow White and the Seven Dwarfs, Disney membuat versi live action-nya yang berjudul Snow White (2025). Film ini menghabiskan biaya lebih dari 270 juta dolar AS atau setara dengan Rp4,4 triliun untuk pembuatannya. Sayangnya, film ini gak diterima cukup baik, banyak kontroversi terkait pemilihan pemainnya hingga efek CGI Tujuh Kurcaci.
Terkadang, versi remake film-film Disney ini memberikan kepuasan bagi penonton, seperti Cinderella (2015). Namun, gak semua remake-nya memuaskan. Istilahnya seperti ular yang memakan ekornya sendiri, film Snow White justru menjadi ancaman di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi Gaza. Akibatnya, seruan boikot Snow White menggema di seluruh dunia. Yap, dipilihnya Gal Gadot sebagai Evil Queen ditentang banyak netizen, mengingat Gal Gadot merupakan keturunan Yahudi dan pendukung Israel. Hal ini pun menuai kecaman dari banyak pihak. Belum lagi, ada rumor kalau Rachel Zegler dan Gal Gadot gak akur.
Namun, jika melihat kembali keberanian dan visi yang mengubah Snow White and the Seven Dwarfs menjadi film tersukses Disney dan mampu mengubah industri yang disukai oleh banyak generasi, rasanya Disney rela mengambil risiko lagi di film remake-nya. Namun, meskipun Disney sering kali menjadi pelopor di Hollywood, kesuksesan Snow White juga masih dipertaruhkan. Kita lihat saja nanti hasil akhirnya.