Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Anak-anak Paling Depresif yang Bikin Overthinking

Bridge to Terabithia. (dok. Walden Media/Bridge to Terabithia)
Bridge to Terabithia. (dok. Walden Media/Bridge to Terabithia)

Sineas memiliki kesempatan luas untuk menggunakan kreatifitas mereka dalam memproduksi film anak yang terbilang imajinatif. Dari dongeng hingga legenda, sineas biasanya mengadaptasi kisah tersebut ke dalam film yang menarik perhatian anak. Alasannya karena ringan dan menghibur.

Di saat sebagian besar film untuk anak-anak bernuansa riang dan penuh pesan moral, ternyata ada sejumlah film anak yang cukup depresif karena berbagai alasan. Dari Perang Dunia I hingga kisah tragis keluarga kelinci, film anak-anak ini bikin overthinking setelah menontonnya.

1. A Little Princess (1995)

cuplikan film A Little Princess (dok. Warner Bros./A Little Princess)

A Little Princess berkisah tentang gadis yang dikirim ke sekolah asrama di New York setelah ayahnya ditugaskan untuk terjun di medan Perang Dunia I. Saat ayahnya dikabarkan meninggal, tempat tinggal gadis tersebut dipindahkan ke loteng dan ia dipaksa bekerja keras.

A Little Princess merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Frances Hodgson. Dengan arahan Alfonso Cuaron, film ini tidak hanya menyuguhkan kengerian masa perang, tapi juga menggambarkan perihnya menjadi korban kekerasan dan sesaknya dampak kematian.

2. The Fox and The Hound (1981)

cuplikan film The Fox and The Hound (dok. Disney/The Fox and The Hound)

The Fox and The Hound berkisah tentang persahabatan antara seekor rubah bernama Tod dan anjing pemburu bernama Copper. Seiring mereka bertambah dewasa, persahabatan mereka diuji oleh insting alami dan tekanan sosial yang memaksa mereka bermusuhan.

The Fox and The Hound merupakan film animasi yang disebut memakan biaya produksi termahal saat film ini dirilis pada 1981. Film adaptasi novel ini penuh adegan yang menyedihkan. Salah satu fakta yang berusaha disampaikan film ini adalah fakta bahwa persahabatan Tod dan Copper hanyalah sementara.

3. Bridge to Terabithia (2007)

cuplikan film Bridge to Terabithia (dok. Disney/Bridge to Terabithia)

Bridge to Terabithia berkisah tentang Jess dan Leslie yang menciptakan dunia ajaib bernama Terabithia sekaligus menjadi penguasa dunia tersebut. Terabithia menjadi tempat mereka mencari kedamaian dari rumitnya masalah hidup. Mereka pun menjalin persahabatan yang begitu kuat.

Hal yang membuat film adaptasi novel karya Katherine Paterson ini begitu depresif adalah kematian Leslie yang begitu tiba-tiba. Jess yang selamat harus bertahan hidup dengan rasa bersalah. Ia berusaha berdamai dengan duka dan kehilangan yang dialami.

4. Bambi (1942)

cuplikan film Bambi (dok. Disney/Bambi)

Bambi mengikuti kisah anak rusa yang ditakdirkan menjadi Pangeran Hutan seperti ayahnya. Bersama teman-temannya di belantara hutan, Bambi banyak belajar tentang persahabatan, cinta, dan cara melindungi binatang-binatang yang dia sayangi.

Bambi juga belajar tentang patah hati dan duka saat ibunya mati dibunuh pemburu. Momen ini disebut sebagai adegan paling tragis di sepanjang sejarah Disney. Si pemburu yang disebut "Man" dianggap sebagai villain paling kejam di sepanjang sejarah perfilman.

5. Watership Down (1978)

cuplikan film Watership Down (dok. Nepenthe Productions/Watership Down)

Watership Down berkisah tentang sekelompok kelinci yang meninggalkan rumah mereka demi mencari habitat baru yang aman dari ancaman manusia. Namun, jalan yang mereka tempuh tidaklah mudah. Banyak halangan yang mengarah ke tragedi menyedihkan.

Jalan cerita, animasi, dan musik latar Watership Down berhasil digabungkan oleh Martin Rosen menjadi satu tontonan yang menguras emosi penonton. Dengan tujuan komersilnya yang diarahkan pada anak-anak, sebagian besar penonton justru menyebut film ini sangat traumatis bahkan bagi orang dewasa sekalipun.

Watership Down dan deretan film di atas memang ditujukan untuk penonton anak-anak. Namun, storyline yang disuguhkan justru sangat depresif dan lebih relatable bagi orang dewasa. Kamu tertarik untuk menonton salah satunya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hamada
EditorHamada
Follow Us