5 Film Blockbuster Gagal yang Berujung Jadi Olokan, Tertarik Nonton?

Tak semua film blockbuster yang digarap dengan bujet besar dan bintang ternama akan sukses di pasaran. Beberapa justru gagal total dan menjadi bahan olokan karena kualitasnya buruk, cerita absurd, atau eksekusi yang jauh dari ekspektasi. Meskipun awalnya dipromosikan sebagai film yang akan mendominasi box office, kenyataannya malah sebaliknya.
Film-film tersebut hancur lebur di kritik dan diabaikan oleh penonton. Dari aksi konyol Bruce Willis yang membingungkan hingga film superhero yang bahkan diejek oleh pemainnya sendiri, berikut lima film blockbuster yang gagal total dan malah dikenang sebagai lelucon di dunia perfilman.
1. Hudson Hawk (1991)

Pada 1991, Bruce Willis kembali ke layar lebar lewat Hudson Hawk yang diproduksi oleh Joel Silver yang awalnya terlihat menjanjikan. Namun, bukannya menjadi film aksi seru dengan nuansa gelap, film ini malah menyajikan sesuatu yang sama sekali berbeda. Sebuah komedi surealis dengan karakter utama yang gemar menyanyikan lagu Bing Crosby di tengah aksinya.
Penonton yang datang dengan ekspektasi melihat aksi heroik Bruce Willis malah dibuat bingung dengan gaya slapstick dan efek suara kartun yang terasa aneh. Hasilnya? Film ini dihancurkan oleh kritik dan menjadi salah satu kegagalan terbesar dalam karier Willis.
Tak hanya gagal di box office, Hudson Hawk juga merugi sekitar 90 juta Dolar AS dan bahkan "berprestasi" dengan memenangkan tiga Razzie Awards. Sebuah mimpi buruk bagi semua yang terlibat dalam proyek ini.
2. Stealth (2005)

Film aksi militer futuristik dengan bujet 135 juta Dolar AS ini disutradarai oleh Rob Cohen serta dibintangi oleh Jamie Foxx, Jessica Biel, dan Josh Lucas. Plotnya tentang tiga pilot yang harus menghadapi pesawat tempur AI yang berkhianat. Kedengarannya seperti kombinasi antara Top Gun dan Terminator, kan? Sayangnya, hasil akhirnya justru sangat jauh dari harapan.
Stealth gagal total di box office dan dianggap sebagai salah satu film dengan kerugian terbesar dalam sejarah Hollywood. Bahkan Rob Cohen sendiri mengakui bahwa ia terlalu fokus pada teknologi pesawat dan melupakan pengembangan karakter.
Kritikus dan penonton pun tak segan-segan mengejek film ini sebagai versi murahan dari Top Gun yang penuh klise dan membuang-buang bakat para aktornya. Film ini juga mengakhiri peluang Josh Lucas untuk menjadi aktor utama di Hollywood.
3. Red Notice (2021)

Tak semua blockbuster gagal karena buruk di box office. Netflix membuat film penuh bintang dengan bujet besar, tetapi hasilnya terasa, seperti produk jadi tanpa jiwa. Red Notice adalah contoh sempurna dari fenomena ini. Dibintangi Dwayne Johnson, Ryan Reynolds, dan Gal Gadot, film ini disebut-sebut sebagai film Netflix paling banyak ditonton saat perilisannya.
Namun, ada satu pertanyaan besar, yaitu apakah ada yang benar-benar mengingat film ini? Red Notice terasa seperti film blockbuster generik yang dibuat oleh kecerdasan buatan. Film memiliki semua elemen yang seharusnya membuatnya sukses, tetapi tanpa daya tarik nyata.
Tidak ada chemistry yang terasa alami, ceritanya membosankan, dan latar belakangnya terasa seperti kumpulan CGI tanpa jiwa. Netflix bahkan berencana membuat dua sekuel sekaligus, tetapi apakah ada yang benar-benar menantikannya? Sepertinya tidak.
4. Gigli (2003)

Jika ada satu film yang benar-benar menjadi bahan olokan sepanjang masa, Gigli adalah juaranya. Film ini mempertemukan Ben Affleck dan Jennifer Lopez yang saat itu adalah pasangan paling hot di Hollywood. Seharusnya, ini menjadi ajang pembuktian bahwa mereka bisa menjadi power couple di layar lebar.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya karena film ini dihancurkan oleh kritik, gagal di box office dengan hanya meraup 7,7 juta dolar AS dari bujet 75 juta Dolar AS. Film ini juga secara efektif merusak karier Affleck sebagai aktor utama.
Bahkan, Gigli menjadi begitu buruk hingga dianggap sebagai salah satu film terburuk sepanjang masa. Dialognya aneh, alurnya membingungkan, dan chemistry Affleck—Lopez yang seharusnya menjadi daya tarik malah terasa canggung.
5. Madame Web (2024)

Saat Sony mengumumkan proyek Madame Web, banyak yang sudah curiga bahwa film ini akan gagal. Terjebak dalam Spider-Man universe yang penuh ketidakjelasan, Madame Web hanya mengikuti jejak buruk film-film Sony lainnya, seperti Morbius dan Kraven the Hunter. Film ini tidak hanya buruk, tetapi juga menjadi bahan ejekan, bahkan oleh para pemainnya sendiri.
Dakota Johnson, sang pemeran utama, secara terbuka mengkritik bagaimana studio merombak film hingga menjadi berantakan. Bahkan, setelah filmnya tayang, ia terang-terangan mengatakan bahwa ia merasa seperti orang bodoh saat membuat film superhero dan tidak ingin melakukannya lagi.
Sydney Sweeney, yang juga membintangi film ini, bahkan bercanda di Saturday Night Live, "Kalian mungkin melihatku di Anyone But You atau Euphoria. Namun, kalian pasti tidak melihatku di Madame Web." Jika bintangnya sendiri sudah tak percaya dengan filmnya, bagaimana mungkin penonton bisa?
Gagalnya film-film di atas bukan hanya soal kehilangan uang, tetapi juga bagaimana mereka menjadi bahan olokan di industri film. Bahkan dengan bujet besar, aktor ternama, dan sutradara berpengalaman, tetap ada kemungkinan besar sebuah film justru menjadi kegagalan besar yang terus diingat. Kamu sendiri masih tertarik menontonnya?