5 Film Disney Tahun 80-an yang Jarang Dibahas, padahal Keren!

Disney dikenal sebagai raksasa hiburan yang terus menghadirkan film-film berkualitas untuk semua umur. Di era modern, Disney sukses mengangkat isu-isu relevan, seperti keberagaman dan pemberdayaan, tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai keluarga yang ramah anak dan menyenangkan penonton dewasa.
Namun, di balik semua warna-warni itu, Disney pernah melalui masa eksperimen yang menarik, terutama pada era 80-an, yang sering disebut "Dark Age Disney." Pada masa ini, Disney mengeksplorasi tema-tema lebih gelap, berani, dan eksperimental. Sayangnya, banyak film dari periode ini kurang diapresiasi, sehingga terabaikan diskusi modern.
Jika kamu penasaran dengan sisi lain dari studio berusia 101 tahun ini, ada lima rekomendasi film Disney dari era 80-an yang patut kamu tonton. Meski tak sepopuler karya mereka sekarang, film-film ini menawarkan pengalaman unik yang membuktikan bahwa kreativitas Disney tak pernah berhenti berkembang.
1. The Black Cauldron (1985)

The Black Cauldron mengisahkan petualangan Taran, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi prajurit. Ia dipercaya menjaga seekor babi bernama Hen Wen, yang memiliki kekuatan untuk menemukan Black Cauldron, sebuah artefak mistis yang dapat memberikan kekuatan tak terbatas. Namun, tugas ini tidak mudah, karena Raja Bertanduk yang jahat juga berusaha mendapatkan Black Cauldron untuk menguasai dunia.
The Black Cauldron merupakan salah satu film Disney paling kontroversial dan jarang dibicarakan. Animasinya yang gelap dan penuh adegan kekerasan, sehingga dianggap terlalu dewasa untuk penonton anak-anak. Tak heran jika saat dirilis, film ini gagal mencapai kesuksesan komersial dibandingkan film Disney lainnya.
Meskipun demikian, The Black Cauldron tetap memiliki tempat khusus di hati para penggemar. Di balik ceritanya yang kelam dan menyeramkan, film ini menyajikan pesan moral yang kuat tentang kebaikan melawan kejahatan. Kamu tertarik menontonnya?
2. The Great Mouse Detective (1986)

Selain The Black Cauldron, film animasi Disney era 1980-an yang juga patut kamu beri perhatian adalah The Great Mouse Detective. Film ini diadaptasi dari novel Basil of Baker Street dan mengikuti petualangan Basil, seekor tikus detektif yang terinspirasi Sherlock Holmes. Ketika seorang tikus muda meminta bantuannya untuk mencari ayahnya yang diculik oleh penjahat tikus bernama Professor Ratigan, Basil pun segera beraksi.
The Great Mouse Detective memadukan berbagai elemen, mulai dari misteri yang menegangkan hingga humor menghibur. Selain itu, latar belakang steampunk London abad ke-19 juga memberikan detail-detail yang memikat, seperti mesin uap dan arsitektur klasik. John Musker dan Ron Clements, duo sineas yang kemudian menelurkan deretan film animasi populer, seperti The Little Mermaid (1989) hingga Moana (2016), bertanggung jawab atas semua kesenangan ini.
3. The Journey of Natty Gann (1985)

Kamu pernah mendengar film Disney berjudul The Journey of Natty Gann? Mungkin tak banyak yang familier dengan judul ini, bahkan di antara fans Disney. Padahal, film yang meraih nominasi Best Costume Design di Oscar 1986 ini menyimpan daya tarik tersendiri.
Mengisahkan seorang gadis remaja tomboi bernama Natty Gann (Meredith Salenger), film ini membawa penonton dalam perjalanan penuh petualangan di era Depresi Besar. Dengan tekad kuat, Natty berkelana untuk mencari ayahnya yang telah pergi ke Pacific Northwest. Sepanjang perjalanannya, ia berteman dengan seekor serigala yang setia dan seorang pemuda bernama Harry (John Cusack).
Selain kisah petualangan yang menarik, The Journey of Natty Gann juga menyajikan potret kondisi sosial dan ekonomi di era tersebut. Film ini menggambarkan perjuangan hidup melawan kemiskinan dan ketidakadilan, serta pentingnya kekuatan keluarga dan persahabatan. Menginspirasi banget, deh!
4. Never Cry Wolf (1983)

Never Cry Wolf dibuat oleh Carroll Ballard, sineas yang dikenal dengan kemampuannya menggabungkan keindahan alam dengan cerita yang mendalam. Berlatar di kawasan Arktik Kanada, film ini mengisahkan seorang ahli biologi muda yang ditugaskan untuk meneliti penurunan populasi rusa kutub yang diduga akibat serangan serigala. Namun, seiring berjalannya waktu, sang ahli biologi mulai menyadari bahwa anggapan umum tentang serigala sebagai predator ganas ternyata keliru.
Dengan rating sempurna di Rotten Tomatoes dan satu nominasi Oscar, cukup mengherankan jika Never Cry Wolf kurang populer dibandingkan film-film drama lainnya yang rilis kala itu, seperti The Outsiders dan Terms of Endearment. Keindahan sinematografi, akting yang memukau, serta pesan lingkungan yang kuat menjadikan film ini sebuah karya seni yang layak dinikmati. Siapkan tisu saat menontonnya, karena kamu mungkin akan terharu oleh keindahan alam dan perjuangan karakternya.
5. Something Wicked This Way Comes (1983)

Jika bosan dengan film horor modern yang penuh jump scare dan efek CGI berlebihan, cobalah nonton film horor Disney ini. Something Wicked This Way Comes adalah salah satu percobaan berani dari Disney di era eksperimental mereka. Sebelumnya, mereka juga pernah mencoba hal serupa lewat The Watcher in the Woods (1980).
Berangkat dari novel karya Ray Bradbury, film ini mengisahkan kedatangan sebuah karnaval misterius di sebuah kota kecil. Di balik pesona dan kegembiraannya, karnaval ini menyimpan rahasia gelap yang mengancam jiwa penduduk kota. Jonathan Pryce tampil memukau sebagai Mr. Dark, sosok antagonis karismatik yang menjadi otak di balik segala kejahatan.
Meskipun diproduksi oleh Disney, Something Wicked This Way Comes berani menghadirkan nuansa horor yang intens untuk penonton dewasa. Visual efek yang digunakan mungkin terlihat sederhana dibandingkan dengan standar film horor modern. Namun, atmosfer mencekam dan tema demoniknya dijamin membuatmu terpaku di kursi!
Lima judul di atas membuktikan bahwa Disney tak takut bereksperimen dengan tema-tema yang lebih dewasa dan kompleks. Meski kurang populer, film-film ini menyimpan pesona unik yang patut kamu eksplorasi.
Jadi, kapan kamu mau memulai petualangan menonton sederet film Disney yang underrated di atas, nih? Jangan lupa ajak teman-teman buat mendiskusikan filmnya setelah selesai, ya!