5 Film Dokumenter Terbaik Martin Scorsese, Mendidik dan Sentimental

British Film Institute menggaet Martin Scorsese menggarap proyek dokumenter berjudul A Personal Journey with Martin Scorsese Through American Movies. Berdurasi tidak sebentar, film dokumenter yang dirilis pada 1995 tersebut mampu menghibur dan memberikan informasi mengenai sejarah perfilman Hollywood dengan cara menyenangkan.

A Personal Journey with Martin Scorsese Through American Movies mengikuti Martin Scorsese dalam mengarungi perkembangan industri perfilman Hollywood dari era film bisu hingga 1970-an. Memiliki durasinya hampir 4 jam, Martin Scorsese membedah lebih dalam aspek-aspek penting dalam film favoritnya.

Scorsese turut membahas sederet pembuat film yang memberikan dampak besar di sepanjang karier penyutradaraannya, seperti Charlie Chaplin, Elia Kazan, Orson Welles, dan Stanley Kubrick. Gak main-main, nih!

Berbeda dengan film dokumenter lainnya, Street Scenes bisa dibilang sebuah proyek yang dikerjakan oleh Martin Scorsese bersama teman-teman sekelasnya saat masih menimba ilmu di New York University. Street Scenes mendapatkan banyak pujian dalam mendokumentasikan sejarah serta amarah dan optimisme yang tersirat jelas pada para pendemo.

Street Scenes berfokus pada aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa New York University di New York dan Washington, D.C. sebagai aksi protes melawan Perang Vietnam. Direkam dalam film 16mm, Street Scenes turut memuat perbincangan antara Martin Scorsese, Harvey Keitel, Verna Bloom, dan mahasiswa lainnya tentang kejadian nahas tersebut dan berharap aksi protes tersebut mampu memberikan perubahan.

Scorsese memberikan penghormatan terakhir pada rekan sejawat, Elia Kazan, melalui film dokumenter bertajuk A Letter to Elia. Bersama Kent Jones yang sebelumnya telah menggarap film dokumenter Hitchcock/Truffaut, Scorsese tidak hanya fokus membicarakan dedikasi penuh Elia Kazan selama berkarir sebagai sutradara, tapi juga menyoroti sejarah perkembangan industri perfilman.

A Letter to Elia berpusat pada Martin Scorsese yang membagikan soal bagaimana karya-karya Elia Kazan memberikan pengaruh besar dalam gaya pembuatan filmnya. Scorsese turut menganalisa beberapa adegan ikonik dari film-film terbaik Kazan, seperti A Streetcar Named Desire, On the Waterfront, The Last Tycoon, dan A Tree Grows in Brooklyn.

Menjadi bagian dari masa muda sang sineas lewat lagu-lagunya yang ikonik, Martin Scorsese menawarkan diri untuk menggarap film The Last Waltz. Meskipun tidak mendapat bayaran sepeser pun, Scorsese tetap memberikan performa terbaik selama proses pembuatan salah satu film konser terbaik versi Rotten Tomatoes.

The Last Waltz mengikuti konser terakhir The Band yang digelar pada Thanksgiving 1976. Film yang dirilis pada 1978 tersebut memuat wawancara para anggota band serta Robbie Robertson dalam membentuk dan merintis The Band hingga berada di puncak popularitas.

Italianamerican merupakan film dokumenter pertama yang dibuat Martin Scorsese. Dengan total durasi 49 menit, Italianamerican memiliki nilai sentimental yang tinggi dalam menunjukan dinamika hubungan keluarga imigran yang menggantungkan asa mereka pada kota sejuta mimpi bernama New York. Tayang perdana di New York Film Festival, Italianamerican dengan mudah mendulang respons positif.

Italianamerican mengikuti Martin Scorsese yang mengajak orangtuanya, Catherine dan Charles Scorsese, berbincang tentang kehidupan mereka di New York usai meninggalkan Italia. Mereka turut membicarakan sejarah keluarga serta masa-masa pahit pasca perang yang harus dilalui ketika masih tinggal di Sisilia, Italia.

Bagi kamu yang tertarik menonton film dokumenter karya Martin Scorsese, ada baiknya untuk menyaksikannya di The Criterion Channel atau Mubi. Telah melalui proses restorasi, kualitas gambar dan audio yang ditawarkan jauh lebih tajam dan jernih, lho!